Aliansi Zero Waste Indonesia Sebut Capres 2024 Belum Prioritaskan Masalah Sampah

Sabtu, 20 Januari 2024 15:18 WIB

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Zero Waste Indonesia atau AZWI memandang bahwa visi-misi capres dan cawapres 2024 belum merujuk kepada akar masalah tata kelola sampah. AZWI menilai kalau momentum pemilu seharusnya menjadi langkah strategis untuk menentukan calon pemimpin yang mampu mengelola sampah di Indonesia.

Berdasarkan visi-misi yang diusung capres dan cawapres 2024, menurut AZWI, belum signifikan membahas persoalan sampah. Isu lingkungan yang kerap dibahas pada sesi debat atau penyampaian visi misi, hanya membicarakan isu energi, perubahan iklim dan tata kelola sumber daya alam.

AZWI berpendapat kalau pengelolaan sampah harus dipahami sebagai isu multisektor yang bisa saja menjadi dampak perubahan iklim, konservasi sumber daya alam, penggunaan lahan dan kesehatan masyarakat.

"Dampak buruk dari tata kelola sampah dirasakan oleh semua pihak dan beririsan dengan isu lingkungan hidup lainnya. Pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan ini harus komprehensif dan tidak terbatas pada pembangunan infrastruktur dan hanya berfokus hilirisasi saja," kata Direktur Eksekutif Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), David Sutasurya, dikutip Sabtu 20 Januari 2024 dari keterangan yang diterima Tempo.

David mengatakan, dampak buruk dari pengelolaan sampah semisal sampah tercampur yang dibuang ke TPA, lalu menyebabkan kebakaran TPA di Indonesia. Selain itu juga persoalan keterbatasan sarana pengangkut sampah dan pencemaran plastik sekali pakai di lingkungan.

Advertising
Advertising

Kendati demikian, David tetap melihat ada sedikit kemajuan dalam pengelolaan sampah di Indonesia, walau belum sempurna secara keseluruhan. Salah satunya dengan adanya penerbitan aturan dan penertiban yang dilakukan pemerintah terkait sampah, tapi semua ini belum mampu untuk mengatasi akar permasalahan dalam tata kelola sampah.

"Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional atau SIPSN tahun 2023, jumlah sampah terkelola saat ini hanya 66,74 persen, sisanya masih tidak terkelola sebesar 33,26 persen," ujar David.

Peraturan mengenai tata kelola sampah yang dimaksud David adalah Undang Undang No. 18/2008. Merujuk kepada peraturan ini, hendaknya pengelolaan sampah dilihat sebagai isu lingkungan untuk mendukung penghematan sumber daya alam, pengurangan emisi karbon dan polusi bahan beracun.

Sebab itu David menilai perlu perbaikan sistem pengelolaan sampah nasional dimulai dari menetapkannya sebagai prioritas utama pembangunan. "Tentunya saja sebuah kebijakan prioritas harus terwujudkan nyata, misalnya dalam skala prioritas anggaran dan konsistensi penegakan hukum," ucap David.

Harapan terhadap capres dan cawapres 2024 untuk memprioritaskan persoalan tata kelola sampah turut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira. Ia menilai bahwa kehadiran negara sangat diperlukan dan memegang peran krusial untuk pengelolaan sampah.

Tiza mengatakan, pengelolaan sampah yang efisien bisa menjadi langkah strategis untuk implementasi ekonomi sirkular. Sebab ekonomi sirkular menjadi langkah progresif menuju keberlanjutan holistik.

"Oleh karena itu, esensial bagi seorang calon presiden untuk memiliki pandangan bahwa negara perlu merancang sistem yang tidak hanya menitikberatkan pada tanggung jawab produsen dalam mengurangi sampah, melainkan juga mendorong transisi menuju sistem guna ulang, dibanding mengandalkan daur ulang saja," kata Tiza.

Tiza berharap capres-cawapres 2024 bisa menunjukkan pemahamanan bahwa ekonomi sirkular bukan hanya daur ulang saja, karena daur ulang adalah produk sekali pakai, maka akan tetap menimbulkan polusi dan emisi.

"Negara harus hadir dengan sistem yang komprehensif, serta pelarangan berbagai jenis plastik sekali pakai secara nasional. Ini harus menjadi prioritas kebijakan bagi pemimpin negara," ujar Tiza.

Sekadar info, AZWI merupakan organisasi nonpemerintah yang terdiri dari YPBB, GIDKP, Nexus3 Foundation, PPLH Bali, Ecoton, ICEL, Nol Sampah Surabaya, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi dan Walhi.

AZWI mengkampanyekan implementasi konsep zero waste yang benar dalam rangka pengarusutamaan melalui berbagai kegiatan, program dan inisiatif zero waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

9 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

5 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant sebagai Strategi Baru Kurangi Sampah

Pemprov DKI Jakarta meluncurkan strategi baru untuk mengelola sampah, yakni RDF Plant, yang mengubah sampah menjadi energi.

Baca Selengkapnya

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

5 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

10 hari lalu

Untung Rugi Gunakan Popok Clodi

Popok clodi lebih ramah lingkungan dari pupuk sekali pakai

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

10 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

10 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

13 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

21 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

23 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya