Warga Halmahera Sebut Tambang Nikel Ciptakan Kerusakan Lingkungan, Kemiskinan dan Konflik

Reporter

Budhy Nurgianto

Editor

Erwin Prima

Selasa, 23 Januari 2024 14:18 WIB

Sisa-sisa tambang nikel di Pulau Gee, Halmahera Timur, Maluku Utara, September 2018.

TEMPO.CO, Ternate - Masyarakat lingkar tambang nikel di Halmahera menilai keberadaan tambang nikel belum sepenuhnya baik untuk masyarakat yang berada di lingkar tambang. Aktivitas tambang nikel justru dinilai memberikan dampak negatif, seperti ancaman kerusakan lingkungan, kemiskinan dan konflik.

Adlun Fiqri, warga Sagea, Weda Tengah, Halmahera Tengah, mengatakan puluhan tahun tambang nikel beroperasi, setidaknya sudah ribuan hektare hutan habis dibabat, sungai semakin tercemar, laut tak lagi biru, dan nelayan makin sulit menangkap ikan.

“Kondisi itu semakin parah kala ambisi mendorong pengembangan hilirisasi makin gencar dilakukan. Desa kerap banjir, sampah di mana-mana dan masyarakat desa makin miskin,” kata Adlun saat dihubungi Tempo, Senin, 22 Januari 2024.

Menurut Adlun, ada banyak riset yang membuktikan tambang nikel di Halmahera belum sepenuhnya baik untuk masyarakat. Justru yang terjadi sumber pangan dan ekonomi masyarakat desa hilang setelah tambang nikel beroperasi. Selain itu, masyarakat kerap dihadapkan pada konflik sosial antartenaga kerja yang makin sering terjadi.

“Jadi bisa dikatakan kehadiran tambang nikel justru mengancam kehidupan kami. Secara ekonomi menguntungkan sebagian kalangan, tapi secara ekologi mengancam kehidupan bagi generasi mendatang,” ujar Adlun.

Advertising
Advertising

Pendapat yang sama disampaikan Sahbudin, warga Buli, Halmahera Timur. Menurutnya, keberadaan aktivitas tambang nikel hanya memperburuk keseimbangan lingkungan di Halmahera. Laut makin tercemar dan nelayan makin sulit melaut. Tak sedikit pula tambang nikel membuat masyarakat lokal dan pendatang berkonflik. “Dengan kata lain nikel ini lebih banyak mudaratnya,”ujar Sahbudin.

Sahbudin mengatakan, selama tambang nikel beroperasi, aktivitasnya justru menimbulkan bencana ekologis. Desa sering terendam lumpur tambang, hutan mangrove hilang, dan sumber pencaharian masyarakat di kebun juga tak lagi ada. “Aktivitasnya bisa dikatakan menciptakan bencana jangka panjang. Dan itu kami yang rasakan,” ungkap Sahbudin.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

3 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

4 hari lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

4 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

4 hari lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

5 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

6 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

7 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

14 hari lalu

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

Windu Aji Sutanto terbukti korupsi dalam kerja sama operasional (KSO) antara PT Antam dan PT Lawu Agung Mining 2021-2023 di pertambangan nikel

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Antara Sandra Dewi dan Harvey Moeis

19 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Antara Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Harvey Moeis dan Sandra Dewi melakukan pisah harta saat keduanya resmi menikah pada 2016 lalu.

Baca Selengkapnya

Bagi-bagi Izin Konsesi Tambang untuk Ormas demi Membayar Utang Politik

25 hari lalu

Bagi-bagi Izin Konsesi Tambang untuk Ormas demi Membayar Utang Politik

Pemerintah sedang merancang pembagian Izin konsesi tambang bagi organisasi kemasyarakatan atau ormas. Upaya Jokowi membayar utang politik?

Baca Selengkapnya