ICEL: Teknologi Carbon Capture Belum Efektif Memangkas Emisi Karbon

Rabu, 24 Januari 2024 13:53 WIB

Teknologi Carbon Capture and Storage. ftmm.unair.ac.id

TEMPO.CO,JAKARTA - Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL) menilai Carbon Capture and Storage (CCS) maupun Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) belum efektif mengurangi gas rumah kaca secara global. Peneliti ICEL, Fajri Fadillah, mengatakan teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbondioksida (CO2) itu hanya bisa menyerap sekitar 39 juta ton CO2 sepanjang 2021. Jumlah itu setara 0,1 persen dari total 36 milliar ton emisi yang dilepas ke atmosfer setiap tahunannya. “Secara global pun terbukti gagal,” katanya kepada Tempo, Selasa, 23 Januari 2024.

Menurut dia, kinerja CCS yang sudah ada Amerika Serikat, Arab Saudi, Cina, dan berbagai negara besar itu pun lemah ketika baru dibangun. Mengolah Studi Friend of the Earth International dan Global Witness pada 2021, performa CCS saat baru beroperasi hanya sampai 65 persen. Butuh beberapa tahun setelah sampai perfoma gudang karbon itu bisa menyentuh 90.

Data The Global CCS Institute menunjukkan teknologi ini sudah beroperasi selama lebih dari 45 tahun terakhir. Dari 194 fasilitas CCS berskala besar sampai akhir 2022, terdapat 94 proyek d kawasan Amerika, 73 di Eropa, 21 di Asia-Pasifik, dan sisanya di Timur Tengah.

Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait aturan main teknologi Carbon Capture ini. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan perpres itu akan diterbitkan bulan ini. Saat ini seluruh proses dan tahapan birokrasinya sudah rampung. "Kalau dari sisi Perpres-nya itu harusnya dalam waktu dekat sudah di launch secara resmi. Prosesnya sudah dilalui tahapan-tahapan birokrasinya sudah selesai," ujar Jodi.

Indonesia sudah memiliki 16 percontohan CCS dan CCUS yang sedang dikerjakan Pemerintah Indonesia bersama beberapa perusahaan minyak dan gas (migas). Proyeknya tersebar di beberapa lokasi, seperti Lapangan Abadi Masela, Sunda Asri Basin di Kalimantan Timur; serta Gundih dan Sukowati, Jawa Timur.

Advertising
Advertising

Peneliti Kebijakan dari Transisi Energi Berkeadilan, Mahawira Dillon, menyebut pengembangan CCS tergolong rumit, lantaran harus didahului survei geologis menyeluruh. Dengan tekanan tinggi, keretakan kecil saja bisa memicu pencemaran lingkungan, terutama soal air tanah. “Harus dipastikan bahwa rongga atau aquifer yang digunakan benar-benar kedap dan sesuai kebutuhan.”

Bagaimana kritik para pemerhati lingkungan terhadap pengembangan teknologi penangkapan emisi karbon? Simak laporannya.dalam artikel berjudul 'Timbunan Risiko Penyimpan Emisi'

Berita terkait

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

10 jam lalu

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .

Baca Selengkapnya

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

6 hari lalu

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

Orang utan memiliki kemiripan DNA 96.4 persen terhadap manusia, mereka termasuk primata cerdas yang beradaptasi dengan baik di alam maupun tempat penangkaran.

Baca Selengkapnya

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

8 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

16 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

16 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

16 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

17 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

18 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

20 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

35 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya