Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Sabtu, 27 Januari 2024 16:59 WIB

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Observatorium Timau di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan diuji coba pada 2024. Menurut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, pada awal tahun ini ditargetkan pemasangan cermin utama dan ketiga. “Ditargetkan paling lambat pertengahan 2024 ini sudah bisa diujicobakan,” katanya Jumat 27 Januari 2024.

Di acara daring Dialog, Obrolan, Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa itu, Thomas mengatakan teleskop dengan diameter 3,8 meter itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Perhatian astronom Indonesia kini fokus pada tahap penyelesaian observatorium baru itu. "Kemudian nanti akan merencanakan riset astronomi dengan teleskop di Timau," ujarnya.

Riset astronomi, menurutnya, tidak hanya oleh peneliti di BRIN tapi juga mengajak kolaborasi dengan perguruan tinggi di Indonesia dan para mitra internasional. Pengamatannya bisa diarahkan ke langit utara dan khususnya langit selatan yang belum banyak dieksplorasi. “Karena sebagian besar observatorium berada di belahan utara,” ujar Thomas.

Thomas berharap Observatorium Nasional di Timau bisa lebih menggairahkan riset astronomi di Indonesia di berbagai perguruan tinggi. Teleskop utamanya digunakan untuk pengamatan obyek-obyek yang redup seperti bintang, asteroid, satelit planet, komet, dan eksoplanet atau planet di luar tata surya. Fasilitas fotometri atau pengukuran perubahan cahaya bintang dinilai sangat baik untuk pengamatan obyek yang cahanya tiba-tiba terang. “Misalkan supernova atau ada ledakan di bintang,” ujarnya.

Pembangunan Observatorium Nasional Timau yang dirintis sejak 2017, melibatkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kemudian bergabung ke BRIN, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Nusa Cendana, Pemerintah Kabupaten Kupang, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berbeda dengan teleskop model lama, teleskop selebar 3,8 meter itu berupa rangkaian cermin.

Advertising
Advertising

Teleskop buatan Nishimura.Co.Ltd Jepang itu merupakan kembaran dari teropong Okayama Observatory yang berafiliasi dengan Kyoto University, Jepang. Teleskop Seimei sebutannya, selesai dipasang pada 2017-2018. Teleskop itu berupa cermin primer berbentuk hiperbola dengan 18 bagian seperti kelopak bunga, dan dikelilingi rangka yang disebut struktur laba-laba.

Di bagian depan cermin besar itu dipasang cermin-cermin sekunder dan tertier dengan ukuran yang lebih kecil. Teleskop itu ditempatkan di atas lingkaran pilar beton dan penguatnya yang berbentuk cincin. Seperti bentuknya yang terkesan rumit, gerakan otomatis belasan cermin dengan banyak sensor itu pun kompleks untuk mempertahankan kelengkungan cermin. Artinya ada 18 cermin yang harus diatur posisinya, tidak hanya maju mundur tapi kemiringannya juga harus tepat agar teleskop bisa mengarah tepat pada obyek langit yang akan dituju.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

15 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

1 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

1 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

2 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

3 hari lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya