ABK dan Nelayan Tak Berani Melaut Saat Fase Bulan Purnama, Ini Alasannya

Minggu, 28 Januari 2024 14:20 WIB

Sejumlah nelayan melakukan bongkar muat kerang hijau hasil tangkapannya di Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 19 Juli 2022. Saat ini para nelayan masih mengkonsumsi solar eceran yang dibeli seharga Rp7.500-Rp8.000 per liternya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak melaut karena sedang fase bulan purnama. Fenomena ini umumnya berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum. Ini juga berdampak banjir pesisir atau banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah meminta warga yang tinggal di pesisir utara Jakarta, termasuk Penjaringan mewaspadai dampak pasang maksimum air laut pada 21 sampai 27 Januari 2024.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Aji, informasi Peringatan Potensi Banjir Pesisir atau banjir rob telah dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok.

"Kami minta warga wilayah pesisir utara Jakarta waspada,” katanya dalam keterangan resmi, Ahad, 21 Januari 2024.

Menanggapi fase bulan purnama yang menimbulkan pasang air laut maksimum tersebut. Lantas, apa itu fase bulan purnama?

Advertising
Advertising

Dikutip dari modul Bumi Dan Antariksa oleh Harlinda Syofyan dari Universitas Esa Unggul, fase bulan purnama atau full moon terjadi ketika bulan berada pada sisi berlawanan dengan bumi, sehingga cahaya matahari sepenuhnya terkirim ke bulan. Fase ini terjadi di hari keempat belas, ketika bulan berada pada posisi 180 derajat. Pada fase ini bulan terlihat seperti lingkaran penuh atau sering dikenal dengan istilah bulan purnama.

Bulan purnama juga terjadi ketika posisi kedudukan bumi berada di antara bulan dan matahari dalam keadaan satu garis lurus. Seluruh sisi bulan yang diterangi matahari menjadi terlihat bulat utuh dan sangat terang. Belahan Bumi yang mengalami fase malam akan melihat bentuk bulan bulat sempurna.

Dikutip dari Antara, fase bulan purnama yang bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi menyebabkan ketinggian pasang air laut. Fenomena ini berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Adapun diantaranya adalah bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, tambak garam dan perikanan darat.

Selain pelabuhan dan pesisir, fase bulan purnama juga berpengaruh bagi nelayan. Adapun dampaknya sebagai berikut.

1. Hasil tangkapan nelayan buruk

Masih merujuk dari modul Bumi Dan Antariksa, cahaya bulan purnama membuat ikan bermigrasi ke tempat yang lebih gelap. Atau lebih dalam dan cenderung menjauh dari predatornya. Kondisi ini menyulitkan nelayan dalam menangkap ikan karena keberadaan ikan tidak dapat dijangkau oleh jaring.

2. Faktor keselamatan

Bulan purnama dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Selama bulan purnama matahari dan bulan sejajar dengan bumi, sehingga gaya gravitasinya bergabung. Ini menyebabkan gelombang di lautan menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, para nelayan cenderung lebih memilih untuk beristirahat saat hari-hari munculnya bulan purnama.

3. Ikan menyebar

Dikutip dari jurnal Hasil Tangkapan Bagan Berdasarkan Umur Bulan Di Perairan Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, cahaya bulan purnama akan menyebar di permukaan perairan, sehingga ikan pun akan ikut menyebar. Hal ini menyebabkan nelayan sulit untuk melakukan penangkapan, karena ikan tidak terkumpul ke dalam satu areal tangkapan. Terang bulan purnama juga menyebabkan ikan-ikan memperluaskan daerahnya sehingga kepadatanya berkurang.

4. Terjadi pasang purnama

Pasang purnama merupakan pasang yang paling tinggi selama periode satu siklus pasang surut air laut. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh posisi bumi, bulan dan matahari yang berada pada satu garis lurus. Fenomena ini membuat gaya tarik gravitasi yang diberikan oleh bulan dan bumi saling bertambah, sehingga air laut mengalami kenaikan yang lebih tinggi.

KHUMAR MAHENDRA | MUTIA YUANTISYA | RECHA TIARA DERMAWAN | MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA

Pilihan Editor: Supermoon, Nelayan Takut Melaut

Berita terkait

BPBD Evakuasi 15 Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Kabupaten Agam

1 jam lalu

BPBD Evakuasi 15 Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Kabupaten Agam

BPBD masih terus memutakhirkan data bangunan terdampak, baik rumah, fasilitas umum, dan tempat usaha akibat banjir bandang tersebut.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

4 jam lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Waspadai Gelombang Tinggi

7 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Waspadai Gelombang Tinggi

BMKG memperingatkan masyarakat agar waspada hujan disertai petir pada siang hari ini di wilayah Banda Aceh, Pontianak, Banjarmasin, dan Palembang.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

7 jam lalu

Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

Badan jalan nasional sepanjang 200 meter Silaiang, Kabupaten Tanah Datar terpantau rusak parah akibat banjir bandang pada Sabtu malam, 11 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

7 jam lalu

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

Seluas 77 persen wilayah Jawa Barat pada dasarian kedua Mei 2024 diprediksi masuk kriteria hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Resmikan Stasiun Lapangan Geologi UGM

23 jam lalu

Menteri PUPR Resmikan Stasiun Lapangan Geologi UGM

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meresmikan Stasiun Lapangan Geologi Prof R Soeroso Notohadiprawiro Universitas Gadjah Mada (UGM.

Baca Selengkapnya

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

1 hari lalu

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

BMKG menyebut 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem sebagai akibat dari intervensi bibit siklon tropis.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan hujan ringan siang ini.

Baca Selengkapnya

Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

1 hari lalu

Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

BMKG perkirakan cuaca Jakarta cenderung cerah berawan sepanjang hari ini, Sabtu, 11 Mei 2024. Hanya ada sedikit potensi hujan ringan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Penyeberangan Padat Saat Cuti Bersama, Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Area Berikut

2 hari lalu

Penyeberangan Padat Saat Cuti Bersama, Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Area Berikut

BMKG menerbitkan peringatan gelombang tinggi di perairan seluruh Indonesia. Wajib diwaspadai pelaku pelayaran.

Baca Selengkapnya