Sanksi Pelanggaran Etika 120 Periset Dipertanyakan, Ini Kata BRIN

Senin, 5 Februari 2024 15:29 WIB

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam konferensi pers 'Saatnya BRIN Menjawab' di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Februari 2023. (Tempo/Maria Fransisca Lahur)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya memberikan keterangan resmi perihal sanksi pelanggaran etika massal untuk para perisetnya. Sanksi telah berlaku berupa pemotongan tunjangan kinerja untuk 120 periset selama setahun per Januari lalu .

Sanksi juga menyasar seorang kepala pusat riset. Selain ikut dipotong tunjangan kinerjanya, khusus pejabat struktural ini juga diturunkan pangkatnya selama setahun.

Semua berawal dari publikasi karya tulis ilmiah berjudul 'A Chronicle of Indonesia's Forest Management: A Long Step towards Environmental Sustainability and Community Welfare' oleh 123 periset dari empat pusat riset yang berbeda. Kebanyakan dari mereka adalah peneliti yang sebelumnya bernaung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Karya tulis yang diaku para penulisnya sebagai kontribusi kepada eks lembaganya--bukan sebagai pencapaian kinerja prestasi di BRIN--tersebut terbit di Jurnal LAND pada 16 Juni 2024. Isinya review terhadap pengelolaan hutan Indonesia sejak masa kolonial dan pra-kolonial, sampai tantangannya saat ini dan masa depan.

Sebagian penulis mempertanyakan alasan diputuskannya sanksi pelanggaran etika. Informasi yang mereka dapat secara tak langsung adalah besarnya jumlah penulis yang disoal. Namun jumlah penulis yang besar diyakini bukan suatu yang tabu dalam sebuah riset.

Advertising
Advertising

Selain tidak ada kejelasan alasan, mereka juga bingung dengan sanksi yang diberikan tidak merata. Sebanyak tiga periset asal tiga pusat riset yang berbeda lolos dari pemotongan tunjangan kinerja.

Keberatan dari sebagian penulis 'A Chronicle' atas sanksi pelanggaran etika yang dijatuhkan termuat dalam artikel berita berjudul 'Dipertanyakan, Alasan BRIN Beri Sanksi Pelanggaran Etika 120 Periset' terbit pada Jumat 2 Februari 2024, pukul 04.21 WIB. Hingga berita itu ditayangkan, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko bungkam.

Keterangan baru disampaikan lewat siaran pers bertanggal hari ini, Senin 5 Februari 2024. Judulnya 'BRIN Tegakkan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN di Lingkungannya'. Siaran pers yang membenarkan adanya pemberian sanksi pelangaran etika itu mengutip keterangan Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia BRIN, Ratih Retno Wulandari.

Menurut Ratih, pemberian sanksi itu berawal dari adanya aduan dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku ASN dari publikasi artikel 'A Chronicle' tersebut. Atas aduan tersebut, dia menuturkan, lalu dilakukan sidang Majelis Etik dan Perilaku ASN dengan memanggil para pihak untuk dimintai klarifikasi.

"Dan berdasarkan hasil sidang tersebut, telah diterbitkan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian BRIN terkait dugaan pelanggaran Etik dan telah diserahkan kepada perwakilan penulis,” kata Ratih dalam siaran pers itu.

Perwakilan penulis yang dimaksud adalah Hunggul Yudono Setio Hadi. Yang bersangkutan telah menolak memberikan keterangannya perihal publikasi berbuntut sanksi pelanggaran etika tersebut.

Adapun Ratih juga tak menjelaskan lebih spesifik isi hasil sidang Majelis Etik dan Perilaku ASN itu, dan bagian mana yang membuat para penulis dianggap melanggar etika. Termasuk kenapa tak menyerahkan aduan ke Majelis Etik di Perhimpunan Periset Indonesia (PPI).

Ratih hanya merujuk kepada Peraturan BRIN Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai di Lingkungan BRIN di mana penilaian kinerja pegawai dinilai dari dua aspek: hasil kerja dan perilaku kerja.

Penilaian perilaku kerja disebutkannya didasarkan pada nilai dasar akhlak yang diatur dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. Di sana disebutkan Berakhlak yakni berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

"Apabila terbukti terdapat nilai-nilai yang dilanggar, sudah selayaknya apabila atasan langsung menurunkan penilaian karena tidak sesuai ekspektasi," kata dia.

Pilihan Editor: Data Prabowo di Debat Capres Keliru Soal Jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia Saat Ini

Berita terkait

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

7 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

23 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

2 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

2 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

3 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

3 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

3 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

3 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

3 hari lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya