Pengisian Kilat Baterai Mobil Listrik, Pakar ITB; Sulit Berkembang di Indonesia

Senin, 19 Februari 2024 11:37 WIB

Baterai mobil listrik Honda terus berkembang. (Foto: Honda)

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menganggap teknologi baterai mobil listrik canggih masih sulit masuk ke Indonesia. Agar bisa berkembang, infrastruktur pengisian daya harus didukung dengan permintaan pasar dan regulasi yang sesuai.

“Banyak tantangan yang harus dilalui agar baterai fast charging bisa masuk ke pasar mobil listrik Indonesia,” katanya kepada Tempo, kemarin.

Terobosan baterai mobil listrik terus bermunculan. Pada akhir Januari 2024, sebagai contoh, pada peneliti Universitas Cornell di New York, Amerika Serikat, menciptakan baterai lithium baru yang bisa diisi penuh dalam waktu kurang dari lima menit. Baterai itu memakai anoda berbahan indium yang biasanya dipakai untuk layar sentuh panel surya. Kombinasi indium dengan berbagai katoda baterai kendaraan setrum nyatanya mempersingkat durasi charging.

Ada juga baterai besutan Nyobolt—perusahaan teknologi asal Inggris—yang anodanya dipasangi logam tungsten atau wolfram. Ukurannya itu lebih kecil dari baterai lithium mobil listrik biasa. Namun, hanya butuh kurang dari 6 menit untuk mengisi baterai berkapasitas 35 kilowatt jam (kWh) tersebut dari kondisi hampir kosong hingga 100 persen.

Menurut Yannes, varian baterai fast charging terus berkembang, dari jenis solid-state battery, lithium-sulfur batteries, sodium-ion battery, lithium-air battery, hingga metal-air batteries. Tujuan setiap penelitian baterai kendaraan listrik hampir seragam, yaitu untuk peningkatan densitas (kepadatan energi) dan tingkat keamanannya baterai.

Advertising
Advertising

Dari sisi teknologi, kata dia, Indonesia masih mengadopsi tipe baterai yang paling standar. Mobil setrum lokal umumnya memakai baterai berbasis nikel mangan kobalt atau nickel manganese cobalt oxide (NMC).

Varian baterai besi fosfat atau lithium ferro phosphate (LFP) pun masih tergolong anyar di Tanah Air. Adapun baterai fast charging, Yanners meneruskan, memiliki tipe socket atau konektor daya yang khusus.

“Umumnya baterai fast charging memakai combined charging system (CCS). Tipe ini sudah populer di Eropa dan Amerika Utara,” katanya. “Lalu ada tipe CHAdeMO, standar dari Jepang.”

Nilai investasi untuk pengembangan baterai fast charging pun besar, karena itu biasanya hanya dipakai oleh segmen mobil listrik menengah ke atas. Kondisi ini belum cocok dengan pas otomotif Indonesia yang didominasi kelas menengah dan bawah. “Middle dan low segment memakai baterai yang lebih murah.”

Pilihan Editor: Dua Teknologi Smelter Nikel di Indonesia, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?

Berita terkait

Polri: 75 Motor dan 50 Mobil Listrik Ikut Kawal VVIP di World Water Forum Bali

3 hari lalu

Polri: 75 Motor dan 50 Mobil Listrik Ikut Kawal VVIP di World Water Forum Bali

Polri menyatakan kendaraan listrik untuk pengamanan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024 telah siap digunakan.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

4 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

7 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

8 hari lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

16 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

18 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

22 hari lalu

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

Tesla akan terus mengembangkan robotaksis self-driving, yang dikembangkan dari platform kecil, yang akan digunakan untuk mobil listrik murah Tesla.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

22 hari lalu

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan SPKLU di Banten untuk mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik.

Baca Selengkapnya

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

23 hari lalu

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

PLN UP3 Surakarta telah menyiagakan sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dalam tol dan luar tol di wilayah kerjanya untuk momentum Lebaran 2024. Persiapan itu mendapat animo positif para pemilik kendaraan listrik dengan penggunaan SPKLU yang tercatat hingga 216 pengguna selama periode Siaga Lebaran mulai 1 hingga 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

23 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya