Arti Istilah Uang, Ceban, Gocap, Cepek, Gopek, Seceng dan lainnya

Reporter

Editor

Dini Diah

Rabu, 21 Februari 2024 14:00 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Uang memegang peranan krusial sebagai alat pertukaran dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, alat tukar ini telah mengalami transformasi signifikan dalam hal bentuk dan nilai. Tak heran jika masyarakat telah menciptakan berbagai istilah untuk menyebut uang dengan nilai yang berbeda, seperti ceban, gocap, cepek, gopek, seceng, dan lainnya.

Istilah uang ini digunakan untuk menggambarkan jumlah nominal tertentu, dan mereka tersebar di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), serta Makassar. Menurut berbagai sumber, istilah-istilah seperti gocap, cepek, gopek, goceng, dan ceban berasal dari bahasa Mandarin. Istilah pengganti nominal ini merupakan dialek yang digunakan oleh komunitas Hokkian (Fujian) di kalangan masyarakat Tionghoa. Dalam bahasa Hokkian, setiap angka memiliki sebutan khas yang unik, sesuai dengan pengucapannya dalam dialek Hokkian yang berbeda-beda. Maka dari itu, mari kita telusuri lebih dalam mengenai arti dan asal-usul dari istilah-istilah tersebut.

Apa itu Uang?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara dalam berbagai bentuk seperti kertas, emas, perak, atau logam lainnya dengan gambar dan bentuk tertentu. Dalam konteks ekonomi modern, uang dianggap sebagai sesuatu yang tersedia dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk transaksi pembelian barang dan jasa, serta pembayaran utang dan aset berharga lainnya. Dengan demikian, uang dapat disimpulkan sebagai suatu benda yang secara luas diterima oleh masyarakat untuk mengukur nilai, melakukan pertukaran, dan membayar transaksi pembelian barang dan jasa, serta berfungsi sebagai alat penyimpan nilai secara bersamaan.

Gocap itu Berapa?

Menurut penafsiran dalam bahasa Mandarin dialek Hokkien, istilah "gocap" merujuk pada jumlah uang sebesar 50 atau setara dengan Rp50.000. Untuk menjelaskannya, "go" memiliki nilai yang sama dengan lima, sedangkan "cap" memiliki nilai yang sama dengan 10. Ketika kedua nilai tersebut digabungkan, maka "gocap" memiliki nilai 50. Sebenarnya, nilai 50.000 ini seharusnya disebut sebagai "goban", namun dalam masyarakat lokal, istilah "gocap" telah menjadi kebiasaan dan merujuk pada jumlah uang sebesar Rp50.000. Lalu istilah “gopek” merujuk pada jumlah uang sebesar 500.

Arti Ceban

Ceban berapa? Pertanyaan tersebut mungkin sering terlintas bagi sebagian individu yang tinggal di luar kota besar, seperti Jakarta. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, istilah "ceban" kerap digunakan, terutama di kalangan generasi muda. "Ceban" mengacu pada jumlah uang nominal yang umumnya diakui sebagai 10.000. Dan istilah “seceng” mengacu pada jumlah uang sebesar 1.000.

Arti Cepek

Advertising
Advertising

Cepek sering dipakai untuk menyebut jumlah uang yang spesifik, yaitu 100. Seiring waktu berjalan, istilah tersebut telah meresap dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Popularitas kata "cepek" begitu besar sehingga industri hiburan pun turut mengadopsinya. Contohnya, dalam tayangan film Si Unyil yang populer pada tahun 1990-an, karakter Pak Ogah sering menggunakan jargon ‘Cepek Dulu Dong’. Selain "cepek", ada juga yang disebut "cepek ceng", yang merujuk pada nominal Rp100.000. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat lebih cenderung menggunakan istilah "cepek" saja untuk menyebut uang sebesar 100 ribu rupiah tanpa tambahan kata "ceng".

Jika pek sama dengan nilai ratusan, ceng sama dengan ribuan, ban itu puluhan ribu, tiao itu jutaan. Dulu, bahasa Hokkian ini banyak dipakai oleh pendatang Tionghoa di pasar-pasar tradisional saat bertransaksi dengan masyarakat Indonesia. Lama kelamaan, dialek Hokkian ini ikut bercampur dengan bahasa sehari-hari Indonesia.

Awalnya istilah ini digunakan oleh pedagang, sekarang istilah-istilah ini sudah tersebar luas dari kalangan menengah ke bawah dalam masyarakat Indonesia. Bahkan, kata-kata seperti "gocap" dan lainnya telah diakui sebagai bagian dari bahasa Indonesia dan dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Perubahan dalam istilah-istilah ini juga mencerminkan situasi ekonomi dan keuangan masyarakat. Ketika inflasi meningkat dan nilai mata uang berubah, istilah-istilah tersebut bisa mengalami perubahan makna atau bahkan menjadi tidak relevan.

Walaupun begitu, dalam beberapa konteks, istilah-istilah ini masih sering digunakan dan menjadi bagian integral dari budaya ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menghargai nilai uang dalam segala bentuknya, bahkan jika nominalnya kecil, karena setiap uang memiliki peran yang signifikan dalam struktur ekonomi secara keseluruhan.

MAGDALENA NATASYA

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

11 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

18 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo akan Ajukan Nota Pembelaan Setelah Eks Ajudan Beberkan Firli Bahuri Minta Rp 50 Miliar

21 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo akan Ajukan Nota Pembelaan Setelah Eks Ajudan Beberkan Firli Bahuri Minta Rp 50 Miliar

Nota pembelaan itu menyikapi kesaksian eks ajudan Syahrul Yasin Limpo, Panji Harjanto, yang mengatakan bekas Ketua KPK Firli Bahuri meminta uang.

Baca Selengkapnya

Otoritas Jasa Keuangan Blokir 5 Ribu Rekening Ditengarai Terlibat Judi Online

24 hari lalu

Otoritas Jasa Keuangan Blokir 5 Ribu Rekening Ditengarai Terlibat Judi Online

OJK menjelaskan perputaran uang judi online selama ini ada yang tidak dilakukan di dalam negeri atau lintas batas.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Diperintahkan Serahkan Tas Berisi Uang Dolar ke Ajudan Firli Bahuri

26 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Diperintahkan Serahkan Tas Berisi Uang Dolar ke Ajudan Firli Bahuri

Perintah untuk eks ajudan Syahrul Yasin Limpo itu datang dari bekas Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Hatta.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

26 hari lalu

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.

Baca Selengkapnya

Langka ATM Tunai Pecahan Rp 20.000, Simak Lokasinya di Jakarta dan Bandung

29 hari lalu

Langka ATM Tunai Pecahan Rp 20.000, Simak Lokasinya di Jakarta dan Bandung

Anjungan Tunai Mandiri atau ATM pecahan Rp 20.000 semakin langka. Berikut lokasinya di Jakarta dan Bandung.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Lokasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran, Terakhir 7 April

39 hari lalu

Cara Cek Lokasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran, Terakhir 7 April

Ini sejumlah lokasi penukaran uang baru untuk Lebaran. Dibuka hingga 7 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghasilkan Uang di Bulan Ramadan yang Berkah

41 hari lalu

5 Cara Menghasilkan Uang di Bulan Ramadan yang Berkah

Terdapat beberapa cara menghasilkan uang di Bulan Ramadan. Mulai dari usaha makanan, hampers, hingga jasa tukar uang. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Penukaran Uang Baru Lebaran 2024

48 hari lalu

Serba-serbi Penukaran Uang Baru Lebaran 2024

Bank Indonesia atau BI mengadakan program penukaran uang baru menjelang Ramadan dan Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 Hijriah

Baca Selengkapnya