TEMPO Interaktif, Oslo -Sekilas turbin angin yang satu ini tak ada bedanya dengan puluhan turbin yang menghampar di "pertanian angin" di beberapa negara. Yang membuat turbin ini istimewa adalah tempatnya berpijak bukan daratan yang kukuh untuk menopang tiang yang berat itu, melainkan lautan lepas.
Turbin yang diberi nama Hywind ini adalah turbin angin mengambang skala penuh pertama di dunia. Turbin angin itu baru saja selesai dipasang di lepas pantai Norwegia, 10 kilometer sebelah barat daya Karmy.
Turbin angin ini didesain untuk diletakkan di laut dengan kedalaman 120-700 meter. Alat pembangkit listrik tenaga angin ini dikembangkan oleh StatoilHydro, perusahaan minyak dan gas ini menginvestasikan dana sekitar US$ 62 juta untuk membangun dan pengembangan proyek turbin itu sekaligus riset konsep turbin angin tersebut. Konsep turbin angin laut ini sedikit berbeda karena turbin berbobot 138 ton itu harus bisa mengambang dengan stabil dan tidak bergeser diterpa arus laut dan angin yang amat kuat.
Untuk menjaga agar turbin tetap mengapung, para ilmuwan membuat struktur mengambang yang terdiri atas jaket baja yang diisi dengan ballast, material berat untuk mempertahankan keseimbangan. Elemen pengapung ini mencapai 100 meter di bawah permukaan laut. Untuk menjaga agar tiang turbin tetap berada di tempatnya, tiang itu diikat ke dasar laut dengan tiga buah jangkar. Turbin berdaya 2,3 megawatt akan dipasang pada tiang setinggi 65 meter yang tersambung ke elemen pengapung.
"Sangat menarik melihat begitu banyak ilmu pengetahuan dan teknik masuk kehidupan kita," kata Alexandra Bech Gjorv, Kepala Bidang Energi Baru di StatoilHydro. "Ini adalah proyek dengan potensi yang luar biasa. Kami ingin membangun sebuah bisnis komersial dengan energi bersih dan angin lepas pantai yang akan menjadi segmen pasar besarnya."
StatoilHydro yakin latar belakang mereka sebagai operator gas dan minyak terkemuka di negara itu dapat membantu mengembangkan konsep Hywind. Meski demikian, StatoilHydro tidak bisa mendirikan Hywind sendirian. Untuk merealisasi proyek energi alternatif ini, sejumlah perusahaan perangkat elektronika dan teknologi Eropa bekerja sama membuat turbin tersebut.
Perusahaan perangkat elektronika Jerman, Siemens, bertugas membuat turbin, sedangkan perusahaan Technip membangun elemen pengapung sekaligus bertanggung jawab atas instalasi lepas pantai. Perusahaan Nexans akan memasang kabel ke pantai dan Haugaland Kraft bertanggung jawab atas instalasi di darat.
Proyek ini juga didukung Enova SF, lembaga publik yang bertujuan mempromosikan transisi penggunaan dan produksi energi yang ramah lingkungan di Norwegia. Enova SF menghibahkan dana sekitar US$ 9 juta untuk menyokong proyek tersebut.
Begitu kabel dari turbin ke jaringan listrik di darat terpasang, prototipe turbin angin ini akan menjalani periode pengujian yang akan dimulai pada akhir 2009 dan berlangsung selama dua tahun. Selama masa itu, para ilmuwan akan memperoleh informasi bagaimana menyempurnakan teknologi itu. StatoilHydro berharap suatu saat nanti, turbin angin ini dapat menjadi alternatif yang efisien dan terjangkau dibandingkan sumber energi lain.
Mengingat posisinya yang mengambang di laut lepas, proses pemasangan dan perakitan kincir angin besar itu dilakukan secara bertahap. Awalnya, substruktur itu ditarik secara horizontal dari pelabuhan ke myfjord, lalu air dimasukkan sampai struktur itu berdiri. Bebatuan dan tanah liat digunakan untuk menenggelamkan struktur itu sampai kedalaman yang diperlukan, sekitar 100 meter di bawah permukaan. Tiang menara setinggi 65 meter ditambahkan dalam dua bagian dan terakhir, generator dan baling-balingnya dipasang sehingga menambah ketinggian menara turbin sekitar 40 meter. Struktur itu kemudian ditarik kembali ke lokasinya di lepas pantai Norwegia, tempat tiga tali penambat mengunci turbin itu ke dasar laut.
TJANDRA DEWI | STATOILHYDRO | GIZMAG |