Memanen Energi dari Angin High Altitude

Reporter

Editor

Kamis, 25 Juni 2009 17:50 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta -Meski cuma mainan, layang-layang juga punya peran dalam ilmu pengetahuan. Berkat bermain layang-layang di kala hujan, Benjamin Franklin mengetahui bahwa sambaran petir mengandung listrik dan dari penemuan itulah dia dapat membuat penangkal petir.
Kini layang-layang ternyata juga bisa menghasilkan listrik. Tentunya bukan dengan menerbangkannya untuk menangkap petir, melainkan menangkap potensi energi angin pada ketinggian di atas 9.000 meter untuk membangkitkan listrik. Angin pada ketinggian seperti itu mengandung energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia sampai 100 kali lipat.
Studi yang dilakukan para ilmuwan di Carnegie Institution dan California State University mengidentifikasi New York sebagai lokasi terbaik untuk mengeksploitasi angin high-altitude tersebut. Para ilmuwan menemukan bahwa kawasan yang paling cocok untuk memanen energi sekaligus sebanding dengan pusat populasi berada di Amerika sebelah timur dan Asia Timur. Sayangnya, kekuatan angin yang berfluktuasi masih menjadi tantangan dalam mengeksploitasi energi ini dalam skala besar.
Dengan menggunakan data National Center for Environmental Prediction and the Department of Energy yang dikumpulkan selama 28 tahun, Ken Caldeira dari Department of Global Ecology Carnegie Institution dan Cristina Archer dari California State University di Chico, mengkompilasikan survei energi angin high altitude di atmosfer secara global untuk pertama kalinya. Para ilmuwan menilai potensi densitas tenaga angin, gabungan dari kecepatan angin dan kerapatan udara di berbagai ketinggian.
"Banyak sekali energi yang tersedia dalam angin high altitude," kata Ken Caldeira. "Tiupan angin ini jauh lebih kuat dan lebih stabil daripada angin dekat permukaan, tapi Anda harus naik sampai beberapa kilometer untuk memperoleh keuntungan besar. Idealnya, Anda harus berada dekat dengan jet streams, sekitar 9 kilometer."
Angin jet streams adalah sabuk putaran angin kencang pada ketinggian 6-15 kilometer yang bergeser secara musiman. Angin ini biasanya jauh lebih stabil dan 10 kali lipat lebih cepat daripada dekat permukaan, membuatnya sebagai sumber energi potensial yang dapat diandalkan.
Salah satu skema teknologi yang diajukan untuk memanen energi tersebut adalah layang-layang turbin yang diterbangkan pada ketinggian jet stream. Walaupun namanya layang-layang, bentuk turbin ini sama sekali tidak mirip layang-layang karena hanya berupa tangkai yang di keempat ujungnya memiliki baling-baling. Desain sederhana ini mampu menghasilkan listrik sampai 40 megawatt dan ditransmisikan ke jaringan di permukaan lewat tali penambatnya.
Beberapa kota besar di dunia yang memiliki potensi energi angin high altitude adalah Tokyo, New York, Sao Paulo, Seoul, dan Mexico City. "Kota yang dipengaruhi jet stream kutub seperti Tokyo, Seoul, dan New York, sumber angin high-altitude-nya amat luar biasa," kata Archer. "New York, yang memiliki kerapatan energi angin rata-rata tertinggi dibanding kota lain di Amerika, mempunyai kerapatan energi angin rata-rata sampai 16 kilowatt per meter persegi."
TJANDRA | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

32 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

22 Oktober 2023

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

Hari Energi Sedunia menekankan betapa pentingnya energi terbarukan sebagai landasan utama untuk menjaga keberlanjutan dan sebagai prioritas strategis.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

26 Juli 2023

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

Rumput laut belum dieksplorasi untuk menjadi energi biomassa.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

24 Mei 2023

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

Dengan letak geografis Indonesia, seharusnya gelombang laut dapat dijadikan energi alternatif.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

22 Mei 2023

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

Salah satu kelebihan yang diusung oleh Energy Absolute adalah kemampuan fast charging.

Baca Selengkapnya

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

16 Desember 2022

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

Pernahkah Anda mendengar istilah energi alternatif? Tahukah Anda, saat ini ada beberapa macam energi alternatif

Baca Selengkapnya

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

10 September 2022

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

Pemerhati energi Victor Wirawan mengatakan kenaikan harga BBM bisa jadi momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

Baca Selengkapnya

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

2 Juni 2022

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

25 finalis Toyota Eco Youth yang lolos penyaringan umumnya mengangkat tema energi alternatif, pengelolaan limbah, dan produk ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

27 Maret 2022

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

Hasil kajian menunjukkan bahwa biomassa lignoselulosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, karena ketersediaan bahan cukup banyak.

Baca Selengkapnya

Dewan Energi Nasional Susun Road Map Skema Transisi Energi

11 Juli 2021

Dewan Energi Nasional Susun Road Map Skema Transisi Energi

DEN sedang menyusun peta jalan transisi energi untuk menghadapi tren global

Baca Selengkapnya