Kapan Musim Kemarau 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

Reporter

Andika Dwi

Senin, 18 Maret 2024 19:12 WIB

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membagikan informasi terkait prediksi musim kemarau 2024 di Indonesia. Melalui siaran pers di situs resminya, BMKG memperkirakan jadwal musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Awal musim kemarau di Indonesia diperkirakan tidak akan masuk secara bersamaan. Beberapa wilayah akan mulai memasuki kemarau pada April, Mei, dan Juni mendatang. Adapun puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus 2024.

Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologi pada periode 1991-2020, maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 zona musim (ZOM), setara 40 persen dari total ZOM.

“(Jadwal kemarau) sama pada 175 ZOM (25 persen), dan maju pada 105 ZOM (15 persen),” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya pada Jumat, 15 Maret 2024.

Wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan mundur, antara lain Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Kondisi yang sama juga dialami sebagian besar wilayah Kalimantan, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.

Advertising
Advertising

Setiap wilayah di Indonesia memiliki waktu awal musim kemarau yang berbeda-beda. Sebagai contoh, musim kemarau akan tiba mulai April 2024 di beberapa wilayah, sepert Pesisir utara dari Banten, Jakarta dan Jawa Barat, sebagian Bali, NTB, NTT, dan sebagian pesisir Jawa Timur.

Di Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian besar Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, serta sebagian Papua dan Papua Selatan, baru akan memasuki kemarau pada Mei 2024. Sebulan setelahnya, kemarau baru meluas ke sebagian besar Pulau Sumatera, lalu Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru, serta Tanimbar.

Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli 2024 di sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara. Adapun sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua baru masuk puncak kemarau pada Agustus 2024.

“Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024, yaitu sebanyak 217 ZOM (31,22 persen) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78 persen),” ucap Dwikorita.

Secara umum, kata dia, musim kemarau pada 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal atau lebih basah dari biasanya. Kemarau normal meliputi 359 ZOM (51,36 persen), sedangkan 279 ZOM (39,91 persen) di atas normal. Ada juga kemarau yang lebih kering dari biasanya di 61 ZOM (8,73 persen).

Dwikorita meminta pemerintah dan masyarakat bersiap menghadapi kemarau pada tahun ini. BMKG mengimbau seluruh pihak mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal. Pasalnya, risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air di wilayah itu lebih tinggi dibanding kawasan lain.

Wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal juga membutuhkan tindakan antisipasi. Antisipasi itu harus diutamakan untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

Berita terkait

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

6 jam lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

6 jam lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

10 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

11 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

12 jam lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

13 jam lalu

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

Topik tentang kota-kota besar diprakirakan hujan akibat tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon 91P menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

1 hari lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

1 hari lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya