Viral Spekulasi Kembalinya Selat Muria, Ini Tanggapan Badan Geologi

Jumat, 22 Maret 2024 15:14 WIB

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan Selat Muria secara teori memungkinkan untuk terbentuk kembali apabila terjadi proses geologi yang dahsyat, misalnya saja terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar yang menyebabkan terjadinya amblasan tiba-tiba (graben) dan mencakup area yang luas.

“Graben tersebut merupakan bahaya ikutan (collateral hazard) dari kejadian gempa bumi selain dari bahaya guncangan dan sesar permukaan (fault surface rupture),” kata dia, dalam keterangannya, Jumat, 22 Maret 2024.

Wafid menanggapi viralnya peta yang menunjukkan kembalinya Selat Muria yang berbarengan dengan kejadian banjir di Demak. Ia menyinggung penurunan permukaan tanah yang belum cukup sebagai faktor yang bisa mengembalikan Selat Muria.

“Land subsidence atau penurunan tanah tidak cukup sebagai faktor penyebab Selat Muria terbentuk kembali. Jika pun terjadi, akan memerlukan waktu yang sangat lama (skala waktu geologi ratusan sampai ribuan tahun) dan kecepatan penurunannya harus seragam mulai dari Demak hingga Pati,” kata Wafid.

Wafid mengakui terjadi penurunan tanah di daerah Demak dan sekitarnya, namun itu belum cukup. Penurunan tanah yang ditunjukkan memiliki kecepatan yang tidak seragam. “Fakta di lapangan memperlihatkan terdapat perbedaan kecepatan penurunan tanah, di mana pada daerah pesisir lebih cepat dibanding daratan,” kata dia.

Advertising
Advertising

Wafid mengatakan penurunan tanah hingga pembentukan kembali Selat Muria juga bukan proses yang berlangsung cepat. “Meski terjadi penurunan tanah di daerah Demak dan sekitarnya, Selat Muria bukan berarti akan terbentuk kembali dalam waktu dekat,” kata dia.

Menurutnya, ada beberapa faktor dominan yang memang memungkinkan Selat Muria terbentuk kembali. “Beberapa perkiraan faktor dominan kemungkinan akan kembali terbentuknya Selat Muria adalah terjadinya penurunan muka tanah yang besar, yang juga disertai kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim, serta terganggunya pola aliran sungai karena elevasi daratan lebih rendah dibanding muka air laut,” kata dia.

Adapun banjir yang terjadi di Demak dan sekitarnya, menurutnya, lebih dipengaruhi karena faktor iklim dan kerusakan tanggul, serta banjir rob. “Banjir saat ini yang lama surut, lebih dipengaruhi oleh iklim, yakni curah hujan yang tinggi, adanya kerusakan infrastruktur (tanggul) dan kondisi lapisan tanah di bawah permukaan yang didominasi lapisan lempung lunak yang cenderung bersifat impermeable sehingga lama meloloskan air. Selain itu, terjadinya banjir rob juga menyebabkan banjir yang cukup tinggi di daerah pesisir dan akan mengalami genangan yang cukup lama,” kata dia.

Dia menambahkan bahwa wilayah pantai merupakan daerah yang paling dinamis yang dibentuk oleh proses geologi, kondisi oseanografi dan klimatologi. “Secara umum proses pembentukannya masih berlangsung hingga sekarang melalui proses transportasi, pengendapan dan konsolidasi sedimen, sehingga rawan terhadap bencana banjir rob, penurunan tanah (land subsidence), dan abrasi,” kata dia.

Daerah Demak dan sekitarnya secara umum didominasi dan disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai (aluvium). Hasil survei geofisika bawah permukaan yang dilakukan Badan Geologi menunjukkan adanya sedimen bersifat lunak dan tebal. Hingga kedalaman 100 meter didominasi lapisan lempung lunak dalam kondisi normally consolidated dengan sedikit sisipan pasir lepas sehingga mudah termampatkan karena beban sehingga daerah tersebut berpotensi terjadi penurunan tanah (land subsidence).

“Di daerah pesisir Demak kecepatan land subsidence diperkirakan berkisar 5-11 cm/tahun. Beberapa tempat di daerah pesisir memiliki elevasi yang lebih rendah dibanding muka air laut, sehingga bila terjadi banjir rob akan menjorok jauh masuk ke daratan,” kata dia.

Pilihan Editor: Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Berita terkait

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

38 menit lalu

Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

Air danau kawah Gunung Dempo di Sumatera Selatan teramati berubah warna dari hijau tosca menjadi abu-abu. Masyarakat sekitar diminta tetap tenang.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Catat Dua Erupsi Kecil di Gunung Ruang

15 jam lalu

Badan Geologi Catat Dua Erupsi Kecil di Gunung Ruang

Badan Geologi mencatat dua letusan kecil di Gunung Ruang, Rabu 8 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

20 jam lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nama Baru di Daftar Orang Terkaya di RI, Bujet Program Makan Siang Gratis Prabowo

1 hari lalu

Terkini: Nama Baru di Daftar Orang Terkaya di RI, Bujet Program Makan Siang Gratis Prabowo

Berita terkini bisnis pada Rabu siang, 8 Mei 2024, dimulai dari nama baru yang muncul dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada bulan kelima ini.

Baca Selengkapnya

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

1 hari lalu

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

Salah satu kafe artistik, Bukanagara Coffe and Roastery, belakangan jadi sorotan publik karena manajemennya diduga menunggak pembayaran gaji karyawan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

1 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

2 hari lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

3 hari lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

3 hari lalu

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

Polres Prabumulih sudah melakukan penyelidikan soal dugaan malpraktik seorang bidan yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya