Lumpur Serang Pernah Menyembur Tahun 2007

Reporter

Editor

Jumat, 3 Juli 2009 07:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kasus semburan lumpur akibat pengeboran air dalam di Serang, Banten, bukan peristiwa pertama. Tahun 2007 kejadian serupa pernah terjadi, dan semburan kali ini posisinya persis di tengah 2 lokasi semburan saat itu. “Letaknya juga dekat Puskesma,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Dr Surono pada Tempo, Kamis (2/7).

Menurut Surono, yang berbeda pada semburan pekan lalu, peralatan tak mendeteksi unsur SO2. Unsur sulfur atau belerang, ditemukan saat memeriksa semburan yang terjadi 2 tahun lalu di lokasi yang berdekatan. Pada penelitian 2007 atas permintaan Pemda Banten, semburan yang terjadi terdeteksi gas CO2, H2S, SO2, dan CH4.

Penemuan unsur Sulfur pada gas yang menyembur bersama lumpur kala itu, tak bisa dibantah sebagai bukti akibat aktivitas vulkanik. Di lokasi berdekatan, terdapat Gunung Karang, gunung yang masuk klasifikasi Tipe B – bukan gunung api aktif berbahaya – karena sejak tahun 1600 tidak meletus.

Surono mengatakan, kemungkinan unsur sulfur itu berasal dari proses pendinginan magma statik gunung itu. Proses pendinginan magma yang bisa memakan waktu ratusan tahun itu biasanya mengeluarkan gas. Gas itu merembet melewati pori-pori tanah kemudian terperangkap dalam kantung-kantung air di bawah tanah.

Kantung air itu yang jebol disentuh mata bor sehingga muncrat. Kemungkinan ini diperkuat dengan kondisi semburan yang cepat sekali susut. “Pada saat dia terganggu, di bor, dia keluar, namun tekanannya tidak terlalu besar sehingga satu saat dia juga akan berhenti sendiri, kalau volumenya besar agak lama dikit,” kata Surono.

Keberadaan gas Metan atau CH4, ada 2 kemungkinan asalnya. Pertama, jelasnya, daerah itu bekas rawa yang tertimbun. Material organik yang ikut tertimbun itu membusuk sehingga memproduksi gas metan. Tapi, lanjutnya, kemungkinan lain berasal dari CO2 hasil proses pendinginan, yang bereaksi dengan air di bawah tekanan tinggi di bawah tanah sehingga mengubahnya menjadi metan.

Surono memastikan, semburan yang terjadi di Serang tidak berpotensi mengulang mimpi buruk semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo karena hanya terhitung 100 meter lebih. Tak sedalam sumber semburan lumpur di Sidoarjo, dekat lokasi pengeboran sumur milik Lapindo Brantas.

Semburan di Serang bukan kali pertama. Serentetan kejadian serupa pernah terjadi. Rata-rata, terjadi akibat pengeboran air artesis dengan kedalaman di atas 100 meter. Kecuali, semburan lumpur di Indramayu karena ledakan seismik aktivitas pengeboran di sana. “Itu dangkal di bawah 10 meter, tapi daerah itu memang daerah gas, orang ngebor di sana untuk cari gas atau minyak,” kata Surono.

Menurut Surono, pada 2007 itu, pihaknya sengaja tak memberikan rekomendasi larangan pengeboran di sana. Alasannya, pengeboran air artesis adalah ranah kewenangan pemerintah daerah. “Itu sudah diserahkan ke daerah, kita tidak mau lagi ngatur-ngatur itu,” katanya.

Toh, pengeboran untuk mencari sumber air dengan ke dalaman di atas 100 meter regulasinya sudah jelas. Pengeboran semacam itu tak sembarangan. Minimal, harus melalui proses perijinan yang menyertakan hasil survey awal untuk memastikan ada tidaknya kandungan air di bawahnya. “Apa pun daerah itu, ngebor air artesis di atas 100 meter lebih harus ada ijin, kalau nggak sumur tetangga bisa kering semua,” katanya.

Dia malah curiga, pengeboran pekan lalu justru tanpa mengindahkan aturan semacam itu. Agar tidak berulang, dia menyarankan pemerintah setempat memberikan sanksi bagi pelakunya supaya peristiwa serupa tidak berulang lagi.

Surono mengatakan, jika peristiwa semburan semacam itu terjadi, justru menjadi peringatan bagi penduduk setempat bahwa hal serupa bakal terulang lagi jika tidak hati-hati. Yang pasti, dia menyarankan untuk mematuhi regulasi yang ada jika urusannya soal pengeboran di atas kedalaman 100 meter. “Yang sudah terjadi pasti akan terjadi lagi kalau tidak hati-hati,” katanya.

AHMAD FIKRI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

12 Juli 2019

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

Utang keseluruhan Lapindo Brantas dan Minarak Lapindo Jaya ke pemerintah mencapai Rp773,38 miliar.

Baca Selengkapnya

8 Tahun Lapindo, 3.200 Berkas Belum Dibayar

29 Mei 2014

8 Tahun Lapindo, 3.200 Berkas Belum Dibayar

Warga ingin Bank Jatim mengeluarkan dana talangan.

Baca Selengkapnya

Bagir Manan : MK Tak Berwenang Putuskan Ganti Rugi Lapindo

14 Desember 2012

Bagir Manan : MK Tak Berwenang Putuskan Ganti Rugi Lapindo

Bagir Manan menilai Kasus Lapindo perbuatan melanggar hukum sehingga yang berwenang menentukan soal ganti rugi adalah pengadilan biasa.

Baca Selengkapnya

Harta Bakrie Terkuras Lapindo  

29 November 2012

Harta Bakrie Terkuras Lapindo  

Aburizal Bakrie terdepak dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2012 versi Forbes.

Baca Selengkapnya

3.000 Korban Lapindo Bakal Turun ke Jalan  

23 November 2012

3.000 Korban Lapindo Bakal Turun ke Jalan  

Korban lumpur Lapindo menuntut Minarak Lapindo membayar sisa ganti rugi yang mencapai Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

Sidoarjo Siagakan Relawan Tanggap Bencana Lapindo  

7 November 2012

Sidoarjo Siagakan Relawan Tanggap Bencana Lapindo  

Pemerintah kabupaten menyiapkan skenario terburuk.

Baca Selengkapnya

Lapindo Brantas Incar Lapangan Offshore Madura  

5 November 2012

Lapindo Brantas Incar Lapangan Offshore Madura  

Lapindo Brantas Inc (LBI) masih mencari mitra untuk turut mendanai pengembangan industri hulu migas itu.

Baca Selengkapnya

Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap

5 November 2012

Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap

Luberan lumpur di titik P 71-10d dan P 21-22 akan berdampak pada rel kereta api dan Raya Porong. Sementara titik P 33 akan berdampak pada permukiman.

Baca Selengkapnya

Juru Bicara Badan Penanganan Lumpur Tewas Mendadak

14 September 2012

Juru Bicara Badan Penanganan Lumpur Tewas Mendadak

Juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Khusairi, meninggal dunia secara mendadak akibat serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kembali Gelontorkan Dana untuk Lapindo

10 September 2012

Pemerintah Kembali Gelontorkan Dana untuk Lapindo

Tahun 2013 pemerintah menganggarkan Rp 2,236 triliun naik dari tahun ini Rp 1,533 triliun.

Baca Selengkapnya