TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft meluncurkan model kecerdasan buatan atau AI versi terbaru bernama Phi-3 Mini. Satu dari tiga model bahasa AI berskala kecil milik Microsoft itu akan tersedia di beberapa wadah AI Microsoft, yaitu Azure, Hugging Face, dan Ollama.

Meski disebut ‘mini’, Phi-3 Mini bisa mengukur 3,8 miliar parameter-ukuran untuk jumlah instruksi kompleks yang dapat dipahami suatu model AI. Model AI anyar Microsoft ini dilatih dengan kumpulan data yang lebih kecil dibanding beberapa model bahasa besar (LLM), misalnya GPT-4.

Raksasa teknologi itu juga berencana merilis Phi-3 Small dan Phi-3 Medium. Masing-masing versi ini bisa mengukur 7 miliar dan 14 miliar parameter.

Kinerja Phi-2 yang dirilis pada Desember 2024 saja sudah sebanding dengan model bahasa AI sekelas Llama 2. Kini Microsoft mengklaim performa Phi-3 lebih unggul dibanding generasi pendahulunya. Respons produk ini juga disebut mendekati kemampuan model AI yang ukurannya 10 kali lipat lebih besar.

Dilansir dari The Verge, Selasa, 23 April 2024. Wakil Presiden Microsoft Azure, Eric Boyd, mengatakan bahwa kemampuan Phi-3 Mini sebanding dengan LLM seperti GPT-3.5 “Hanya bentuknya yang lebih kecil,” ujarnya.

Dibandingkan dengan LLM, model AI kecil lebih mudah dijalankan dan cenderung cocok untuk gawai pribadi, seperti ponsel dan laptop. Merujuk informasi dari awal 2024 yang dirangkum The Verge, Microsoft sedang membangun tim yang berfokus pada model AI ringan. Sembara menggarap model Phi, manajemen juga membangun Orca-Math, model AI khusus untuk penyelesaian matematika.

Pesaing Microsoft juga memiliki AI mungil untuk tugas-tugas sederhana, seperti peringkasan dokumen atau bantuan pengkodean alias coding. Gemma 2B dan 7B dari Google, sebagai contoh, cocok untuk chatbot sederhana dan pekerjaan yang berhubungan dengan bahasa.

Ada juga Claude 3 Haiku dari Anthropic yang dapat membaca makalah penelitian padat dengan grafik, kemudian meringkasnya secara cepat. Jangan lupakan Llama 3 8B besutan Meta yang juga terpasang untuk beberapa chatbot.

Menurut Eric Boyd, Phi-3 dengan konsep kurikulum. Inspirasinya menyerupai cara anak-anak belajar dari cerita pengantar tidur, buku dengan bahasa yang sederhana, serta struktur kalimat untuk topik yang berat.

“Buku anak-anak tidak akan cukup,” katanya.” Jadi, kami mengambil daftar berisi lebih dari 3.000 kata dan meminta LLM mengajarkan “buku anak-anak” itu kepada Phi,” tutur Boyd.

Dia menambahkan bahwa Phi-3 dibuat berdasarkan iterasi atau pengujian berulang. Sebelum mencapai versi ini, pembelajaran Phi-1 difokuskan pada coding, sedangkan Phi-2 mulai belajar bernalar. Artinya, dua kemampuan itu akan meningkat pada Phi-3.

Model AI Phi-3 memiliki sejumlah pengetahuan umum. Namun, kemampuannya belum melewati GPT-4 atau LLM lainnya untuk tugas yang besar. Pengguna AI akan menemukan perbedaan besar bila membandingkan jawaban dari Phi-3 Mini dengan jawaban LLM yang dilatih secara penuh.

Tetap saja, Microsoft optimistis soal pengembangan model bahasa mini. Banyak perusahaan pemakai AI yang produknya lebih efektif jika memakai teknologi pintar berukuran kecul. Karena hanya membutuhkan daya komputasi yang kecil, harga AI skala mini cenderung lebih murah dibanding model bahasa besar.

Pilihan Editor: Google Luncurkan Patch Keamanan Terbaru, Sembuhkan Bug dan Error Kamera Pixel 8