Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Kamis, 25 April 2024 10:16 WIB

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud. Kontrak itu dijalankan dengan nilai sebesar US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 19,4 triliun. Tindakan Google bekerja sama dengan Israel mendapat kecaman dari sekelompok karyawan, bahkan penolakan ini berujung demo dengan tajuk "No Tech for Apartheid".

Demo berlangsung pada Selasa, 16 April 2024 lalu. Karyawan menduduki dua kantor Google yang berada di New York dan California. Aksi demo itu dilakukan hingga malam dan berujung pembubaran paksa oleh petugas keamanan. Beberapa karyawan yang mengikuti bahkan sempat ditahan oleh pihak berwajib.

"Kami bekerja di Google bukan untuk membuat teknologi yang mematikan. Dengan terlibat dalam kontrak ini, pemimpin telah mengkhianati kepercayaan dan kemanusiaan kami," kata salah seorang karyawan yang melakukan demo, Billy Van Der Laar.

Billy termasuk karyawan yang sempat ditahan oleh pihak berwajib ketika demo berlangsung hingga Selasa malam itu. Dia merupakan insinyur perangkat lunak Google di Sunnyvale, California. Sejak 2021 dirinya telah menolak pengerjaan cloud untuk Israel. Namun nyatanya kerja sama bernama Project Nimbus ini terus berlanjut, dan perang terkini Israel-Palestina di Gaza memicu sekelompok karyawan menggelar demonstrasi.

Karyawan lain yang menolak, Vidana Abdel Khalek, berpendapat bahwa kerja sama yang dilakukan Google dengan Israel untuk teknologi cloud sama halnya mendukung genosida. "Saya insinyur perangkat lunak Google Cloud, menolak membangun teknologi yang mendukung genosida," katanya seraya menambahkan, "Project Nimbus membahayakan Palestina."

Demo Berujung Pemecatan

Advertising
Advertising

Belakangan, unjuk rasa itu berbuntut pemecatan. "Pemecatan juga dilakukan kepada orang-orang yang tidak ikut berpartisipasi," kata Juru Bicara Aksi No Tech for Apartheid, Jane Chung.

Sedikitnya 50 karyawan dipecat imbas aksi demo ini. Angkanya bertambah dari data sebelumnya yang menyebutkan 28 orang. Google berdalih demo disertai aksi perusakan dan mengambil alih ruang kantor.

"Mereka secara fisik menghambat pekerjaan karyawan lain. Perilaku mereka (massa aksi) tidak bisa diterima dan sangat mengganggu," kata Google melalui memo tertulis yang dibagikan ke karyawan.

THE VERGE

Pilihan Editor: Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Berita terkait

Inilah Daftar Ponsel Nokia yang akan Mendapatkan Pembaruan Android 15

4 jam lalu

Inilah Daftar Ponsel Nokia yang akan Mendapatkan Pembaruan Android 15

Ponsel Nokia yang kemungkinan besar mendapat update Android 15 adalah Nokia XR21, Nokia X30, Nokia G60, dan Nokia G42.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

8 jam lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

10 jam lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

11 jam lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

13 jam lalu

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Kaledonia Baru yang berstatus darurat nasional setelah reformasi pemilu diprotes dan berujung ricuh.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Google Rilis Fitur Find My Device Terbaru, Ponsel Android Hilang Semakin Mudah Ditemukan

1 hari lalu

Google Rilis Fitur Find My Device Terbaru, Ponsel Android Hilang Semakin Mudah Ditemukan

Google mengumumkan peningkatan fitur Find My Device untuk melacak perangkat Android. Diklaim lebih akurat dibanding sistem sebelumnya.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya