Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Jumat, 3 Mei 2024 10:37 WIB

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN

TEMPO.CO, Jakarta - Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rika Andiarti mengatakan perkembangan teknologi roket saat ini semakin pesat, khususnya dalam bidang pendekatan dan metoda peluncuran, serta jasa pelayanan.

Ia mengatakan adanya tren perkembangan satelit kecil juga memunculkan perusahaan-perusahaan rintisan atau startup di bidang jasa peluncuran satelit kecil. Jasa peluncuran ini tidak terbatas pada negara tertentu saja.

"Roket-roket yang dulunya meluncurkan satelit besar, kini mulai beralih untuk meluncurkan satelit kecil. Sekarang ukuran roketnya juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil. Regulasi yang mempermudah juga membantu para startup untuk menjalankan usahanya," ujar Rika dikutip siaran pers, Kamis, 2 Mei 2024.

Sementara untuk perkembangan teknologi roket di Indonesia, kata Rika, saat ini berada pada fase penguatan. Pada fase ini riset ditargetkan pada peningkatan dimensi dan jarak jangkau, peningkatan nilai ISP (Impuls Spesifik Propelan), pengembangan material ringan dan tahan temperatur tinggi, desain wahana dan riset RX450. "Kita sudah melewati fase fondasi, seperti riset dasar teknologi propelan, riset dasar roket uji skala lab, RX150 dan RX250," katanya.

Rika mengatakan jika fase penguatan sudah dikuasai, selanjutnya adalah fase Sonda. Pada tahap ini roket ditargetkan menembus Karman Line (batas tegas antara Bumi dengan luar angkasa), menguasai sistem separasi, jangkauan sistem telemetri, trajectory correction control (kontrol koreksi lintasan) dan riset RX452.

Advertising
Advertising

"Riset teknologi roket itu tidak mudah karena roket adalah teknologi yang sensitif dan berbahaya. Kerja sama dengan negara lain juga tidak mudah karena roket ini memiliki dua fungsi, yaitu sipil dan militer. Negara-negara lain tidak ingin teknologi kuncinya diketahui pihak luar karena tidak ada yang bisa menjamin apakah roket itu nantinya dipakai untuk kepentingan sipil atau militer. Di bangku kuliah pun ilmu yang diberikan hanya secara umum bukan ilmu yang kritikal," tutur Rika.

Meski demikian, Rika mengatakan, para periset terus berupaya menguasai teknologi secara mandiri. Saat ini terdapat tujuh kelompok riset BRIN, yaitu dinamika roket dan kontrol, insulator termal, propelan dan piroteknik, propulsi maju, propulsi roket padat, sistem telemetri serta struktur roket dan material. "Selain itu juga para periset terus meningkatkan kompetensinya dengan melanjutkan pendidikan hingga S3," ujarnya.

Pilihan Editor: Selama Dua Hari UTBK di Kampus UPI Bandung dan Daerah, 238 Peserta Mangkir Ujian

Berita terkait

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

4 jam lalu

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

1 hari lalu

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika

Baca Selengkapnya

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

1 hari lalu

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

KPU Jakarta sudah mengumumkan 7 panelis debat Pilkada Jakarta 2024. Antara lain Gun Gun Heryanto, Siti Zuhro, dan Andhyta Firselly Utami.

Baca Selengkapnya

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

2 hari lalu

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menilai debat Pilkada Jakarta adalah kesempatan para paslon berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

2 hari lalu

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Iron Dome Israel, Perisai Antirudal yang Cegat Ribuan Roket

3 hari lalu

Mengenal Iron Dome Israel, Perisai Antirudal yang Cegat Ribuan Roket

Iron Dome Israel dikenal mampu mencegat ribuan roket yang ditujukan ke negara ini. Bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

4 hari lalu

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

4 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

5 hari lalu

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

Model dinilai cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

5 hari lalu

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

Peneliti BRIN beberkan manfaat sebaran tinggi personal weather cuaca, tak hanya mengandalkan alat milik instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya