Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Reporter

Dimas Kuswantoro

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 7 Mei 2024 05:51 WIB

Sebuah meteor melesat di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena Eta Aquarids, atau hujan meteor yang terkait dengan Komet Halley memasuki atmosfer bumi termasuk langit Indonesia Minggu malam, 5 Mei 2024. Hujan meteor ini bisa dipantau dengan mata telanjang atau tanpa bantuan alat khusus, serta tidak berbahaya.

Dua hari lalu hingga semalam diperkirakan sebagai malam puncak dari hujan meteor. Fenomena ini rutin terjadi di tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu 5 hingga 6 Mei. Menurut Marufin, pada momen ini orbit bumi dan orbit Komet Halley memiliki jarak pisah yang paling minimum atau berdekatan.

"Ini merupakan peristiwa rutin di langit bumi. Namun hal uniknya dari malam puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley. Ini komet legendaris yang diteliti Isaac Newton dan bukti bahwa tata surya bergerak mengelilingi matahari," kata Marufin yang menjabat sebagai Direktur di Ekliptika Institute, sebuah lembaga penelitian keilmuan astronomi dan kebumian nonpemerintah.

Walaupun jarang yang mencapai 100 meteor per jam, Marufin menjelaskan jika fenomena Eta Aquarids umumnya memiliki intensitas sekitar 60 meteor per jam, dengan kecepatan orbitnya 67 kilometer per detik. Artinya manusia bakal melihat fenomena ini serupa kilatan cahaya yang cepat di langit pada malam hari.

Apa Sebenarnya Hujan Meteor

Dilansir pada sampoernaacademy.sch.id, Hujan meteor terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar di langit malam, yang merupakan fenomena alam yang luar biasa yang dapat kita lihat di Bumi. Berbagai meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi menyebabkan meteor ini terjadi.

Advertising
Advertising

Meteorid?

Meteoroid adalah benda-benda kecil yang berasal dari asteroid, komet, atau sisa-sisa benda langit lainnya. Saat meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi, mereka akan bergesekan dengan atmosfer Bumi, menghasilkan panas yang dapat membakar dan mengurai meteoroid tersebut.

Jenis-jenis Hujan Meteor

Berikut adalah beberapa hujan meteor terkenal yang dapat diamati oleh pengamat langit:

1. Geminids

Hujan meteor Geminids terjadi setiap bulan Desember dan sering dianggap sebagai salah satu yang paling menakjubkan di tahun itu. Meskipun berbeda dari komet, Geminids menghasilkan beberapa meteor tercerah yang dapat menciptakan efek kilat di langit malam, dan meteor yang menyebabkan Geminids berasal dari objek 3200 Phaethon, yang diperkirakan telah hancur. Para pengamat langit dapat menantikan puncak aktivitas Geminids pada malam yang gelap dan cerah di bulan Desember.

2. Leonids

Meteor Leonids cepat dan cemerlang. Setiap bulan November, ketika Bumi melalui orbit komet Tempel-Tuttle, terjadi hujan meteor. Meskipun intensitas meteor bervariasi dari tahun ke tahun, Leonids pernah menyuguhkan beberapa peristiwa yang sangat menakutkan. Salah satunya adalah “badai meteor” yang menakutkan pada tahun 1833. Setiap November, para pengamat langit biasanya mencari aktivitas Leonids untuk menyaksikan fenomena unik ini.

3. Perseids

Salah satu hujan meteor yang paling terkenal, Perseids terjadi pada pertengahan Agustus dan terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle. Banyak meteoroid kecil dilepaskan selama fenomena ini. Keistimewaan Perseids terletak pada intensitasnya yang relatif tinggi dan kecerahan yang seringkali menciptakan jejak yang memukau di langit malam. Aktivitasnya dapat mencapai puncaknya pada malam yang gelap dan tanpa bulan, memberikan pengamat langit kesempatan terbaik untuk menikmati pertunjukan alam semesta yang menakjubkan.

4. Lyrids

Ini adalah hujan meteor yang terang dan cepat yang terjadi setiap April. Komet C/1861 G1 Thatcher adalah sumber meteoroid ini. Meskipun tidak sebesar beberapa hujan meteor lainnya, Lyrids dapat mengeluarkan 15–20 meteor per jam selama puncak aktivitasnya. Hujan meteor ini akan menarik bagi mereka yang ingin melihat langit pada malam bulan April yang gelap.

5. Quadrantids

Hujan meteor Quadrantids terjadi setiap tahun pada awal Januari. Quadrantids mungkin salah satu hujan meteor yang paling kuat, meskipun waktunya singkat. Meskipun asal meteoroid ini masih belum diketahui secara menyeluruh, diperkirakan bahwa itu berasal dari komet 2003 EH1. Pengamat langit dapat menikmati pertunjukan meteor yang mungkin singkat tetapi spektakuler ini jika cuaca baik dan langit gelap.

DIMAS KUSWANTORO | ALIF ILHAM FAJRIADI
Pilihan editor: Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Berita terkait

Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

10 hari lalu

Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler, yakni supermoon yang disebut hunter's moon, komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, dan hujan meteor Orionid.

Baca Selengkapnya

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

23 hari lalu

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.

Baca Selengkapnya

Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

27 hari lalu

Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

Sistem pendidikan tanpa ujian nasional, dampak pengerukan pasir laut, dan ulasan komet menjadi Top 3 Tekno, Senin, 30 September 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

27 hari lalu

Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

25 Juli 2024

11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.

Baca Selengkapnya

3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

1 Juli 2024

3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

Fenomena astronomi bulan ini bakal menampilkan tiga hujan meteor dan dua planet senja serta okultasi Saturnus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

7 Mei 2024

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

5 Mei 2024

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

5 Mei 2024

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

2 April 2024

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya