Mengapa Aurora Tidak Terlihat di Wilayah Indonesia?

Editor

Nurhadi

Minggu, 12 Mei 2024 16:26 WIB

Rachel Vennya berfoto dengan latar aurora borealis di Kutub Utara, Februari 2024 (Instagram/@rachelvennya)

TEMPO.CO, Jakarta - Badai matahari terkuat dalam lebih dari dua dekade terakhir telah melanda atmosfer bumi. Badai itu menciptakan fenomena cahaya utara atau aurora borealis yang menakjubkan di beberapa wilayah dunia.

Dilansir dari Space.com, aurora merupakan fenomena yang terjadi ketika partikel bermuatan tinggi dari matahari menabrak atmosfer atas bumi dengan kecepatan mencapai 72 juta kilometer per jam (72 juta kpj), tetapi medan magnet bumi melindungi kita dari dampaknya yang keras.

Ketika medan magnet bumi mengarahkan partikel-partikel ini ke arah kutub, proses ini berubah menjadi fenomena atmosfer yang memukau dan mempesona bagi para ilmuwan dan pengamat langit.

Di wilayah utara Bumi, peristiwa ini dikenal sebagai cahaya utara (aurora borealis), sementara di wilayah selatan disebut cahaya selatan (aurora australis).

Tempat untuk melihat aurora borealis

Advertising
Advertising

Dikutip dari Best-served.co.uk, lokasi ideal untuk mengamati aurora borealis adalah yang minim polusi cahaya, memiliki langit yang cerah, dan bebas dari curah hujan.

Cahayanya hanya terlihat di daerah lintang utara ketika gelap, sehingga bulan September-April merupakan waktu yang optimal untuk menyaksikan aurora.

Beberapa tempat yang akan mendapat suguhan pemandangan aurora borealis tahun ini yaitu negara-negara di belahan Bumi bagian utara, seperti Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Finlandia, Kanada, Islandia, dan Greenland.

Mengapa aurora tidak muncul di Indonesia?

Dilansir dari Infoastronomy.org, fenomena aurora biasanya terlihat pada malam hari dengan cahaya yang terlihat turun, diikuti oleh pola cahaya yang melengkung di atasnya, menciptakan tampilan cahaya yang bersinar terang.

Di Indonesia, kemungkinan terjadinya aurora sangat rendah karena negara ini berada di sekitar khatulistiwa, di mana medan magnet Bumi yang diperlukan untuk fenomena aurora hanya terdapat di dekat kutub-kutubnya.

Karena itu, meskipun partikel-partikel tersebut ada di atmosfer, kemungkinan untuk melihat aurora di Indonesia sangatlah kecil. Di dekat khatulistiwa, garis medan magnet hampir sejajar dengan permukaan bumi, yang berarti aurora cenderung terkonsentrasi di dekat wilayah kutub.

Inilah sebabnya mengapa negara-negara yang lebih dekat dengan kutub, seperti negara-negara yang berada di garis lintang utara atau selatan, memiliki peluang lebih besar untuk menyaksikan cahaya utara atau selatan.

Selain itu, di dekat khatulistiwa, aurora akan tampak sangat rendah di cakrawala dan sering kali tertutup oleh kecerahan lampu kota dan kondisi atmosfer yang lazim di wilayah tersebut.

Karena itu, meskipun bukan tidak mungkin untuk melihat aurora dari wilayah khatulistiwa saat terjadi badai geomagnetik yang sangat hebat, hal ini jauh lebih jarang terjadi dibandingkan di wilayah yang lebih dekat ke kutub.

Pilihan Editor: Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora

Berita terkait

Selain Landak Jawa, Ini Daftar Hewan yang Dilindungi di Indonesia

1 hari lalu

Selain Landak Jawa, Ini Daftar Hewan yang Dilindungi di Indonesia

Selain landak Jawa, berikut adalah daftar hewan yang dilindungi di Indonesia dan tidak boleh dipelihara.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

1 hari lalu

Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan dan Ekonomi Komprehensif kedua negara

Baca Selengkapnya

Kemenkes Gandeng JICA Kerja Sama Pelatihan Makan Bergizi di Sekolah

2 hari lalu

Kemenkes Gandeng JICA Kerja Sama Pelatihan Makan Bergizi di Sekolah

Kemenkes mengandeng Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) bekerja sama dalam pelatihan pendidikan makanan dan gizi anak sekolah

Baca Selengkapnya

Puluhan Perusahaan Pertambangan Australia Hadir di Pameran Mining Indonesia

3 hari lalu

Puluhan Perusahaan Pertambangan Australia Hadir di Pameran Mining Indonesia

Puluhan perusahaan pertambangan Australia mempertunjukkan solusi, peralatan, dan kapabilitas berkelanjutan yang mutakhir dalam Pameran Mining

Baca Selengkapnya

Profil Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Bandung yang Akan Datang ke Indonesia Urus Naturalisasi

3 hari lalu

Profil Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Bandung yang Akan Datang ke Indonesia Urus Naturalisasi

Mauro Zijlstra memiliki garis keturunan Indonesia dari nenek dan ayahnya.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Zuhairi: Kesepakatan IT-PTA Berpotensi Tingkatkan Perdagangan Indonesia-Tunisia

5 hari lalu

Duta Besar Zuhairi: Kesepakatan IT-PTA Berpotensi Tingkatkan Perdagangan Indonesia-Tunisia

Kesepakatan perdagangan preferensial RI-Tunisia (IT-PTA), setelah disahkan, berpotensi meningkatkan nilai kerja sama perdagangan bilateral

Baca Selengkapnya

Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

5 hari lalu

Belajar dari Korea, Indonesian-Wave Perlu Andalkan Ekonomi Kreatif

Indonesia perlu mengandalkan ekonomi kreatif sebagai modal diplomasi lunak lewat Indonesian-Wave

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Lima Promosi Budaya di Peru

6 hari lalu

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Lima Promosi Budaya di Peru

Para pengunjung antusias menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan budaya Indonesia, mulai dari tarian tradisional hingga parade pakaian adat

Baca Selengkapnya

DPR RI dan Parlemen Fiji Jalin Kemitraan untuk Kawasan Pasifik

7 hari lalu

DPR RI dan Parlemen Fiji Jalin Kemitraan untuk Kawasan Pasifik

Delegasi DPR RI dan Parlemen Fiji setuju memperkuat interaksi antar masyarakat kedua negara, dan dengan kawasan Pasifik.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Eswatini Sepakati Perjanjian Bebas Visa Dinas dan Diplomatik

9 hari lalu

Indonesia dan Eswatini Sepakati Perjanjian Bebas Visa Dinas dan Diplomatik

Indonesia dan Eswatini setuju untuk melaksanakan bebas visa, namun khusus visa diplomatik dan dinas

Baca Selengkapnya