Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

Rabu, 15 Mei 2024 07:13 WIB

Sejumlah aktivis konservasi yang tergabung dalam Seni Pertunjukan Kolaborasi Jalanan di Taman Braga, Bandung, Jawa Barat, 19 Mei 2023. Mereka melakukan kampanye terkait konservasi satwa terancam punah di hari Endangered Species Day2023. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bogor - Pesatnya pengembangan wilayah dan pembangunan kawasan industri yang dilakukan pemerintah disebut mempercepat kemusnahan satwa liar. Terutama laju populasi manusia yang kian pesat dan adanya perubahan iklim yang memperburuk situasi. Tak mengherankan bila jumlah spesies tanaman ditemukan telah lenyap.

Temuan ini dipaparkan oleh Direktur Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna. Sebuah organisasi nonprofit yang mendukung restorasi, pelindungan, dan konservasi spesies yang terancam punah seperti harimau sumatera atau gajah sumatera.

“Sudah ada contoh yang kita liat secara kasat mata, saat ini Indonesia saja sudah kehilangan dua jenis satwa penting," kata Dolly di Universitas Pakuan Bogor pada Selasa, 14 Mei 2024. Satwa penting yang dia maksud yakni punahnya harimau bali dan harimau jawa.

Dia menduga hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan dan hutan. Ditambah adanya pembangunan dengan pesat--tidak hanya berakibat pada satwa besar--juga mengancamm satwa kecil dan spesies dengan taksonomi rendah. Khususnya satwa dengan distribusi terbatas dan rentan punah.

“Saat ini pun ada ratusan bahkan ribuan satwa tersebut terancam punah. Mengingat banyak dari satwa tersebut memiliki habitat spesifik dan bergantung pada kondisi lingkungan. Sementara kondisi lingkungan saat ini sudah banyak yang rusak."

Advertising
Advertising

Potensi kepunahan satwa makin meningkat lantaran adanya perubahan iklim. Kata dia, diperkirakan pada 2050, terjadi penurunan atau kemusnahan satwa liar yang mencapai 37 persen dari kondisi habitat saat ini. Studi ini sempat dipaparkan oleh Jatna Supriatna, seorang profesor pada Departemen Biologi Universitas Indonesia.

Dolly menyebut, pemerintah perlu mengambil langkah taktis untuk menghindari prediksi kepunahan tersebut. Di antaranya perlu dukungan dan kolaborasi pelbagai pemangku kepentingan. Misalnya melalui perencanaan tata kelola lahan dengan mengidentifikasi habitat strategis yang perlu dilindungi.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna ditemui di sela-sela Pameran Biodiversitas Kini dan Nanti yang digelar dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional di Universitas Pakuan Bogor, Selasa 14 Mei 2024. FOTO/M SIDIK PERMANA

Di samping itu, juga diperlukan peningkatan keterhubungan habitat satwa dengan pembangunan koridor-koridor alam. “Jangan dilupakan sektor swasta pun harus ikut memainkan peran penting dengan mendukung dari sisi investasi, khususnya untuk area-area yang berada di dalam konsesi,” ujar Dolly.

Dia mencontohkan, kegiatan yang dilakukan oleh organisasinya di Sumatera dan Kalimantan. Yakni berupaya melibatkan masyarakat adat agar ikut berpartisipasi dalam mengelola hutan. "Juga meningkatkan pendapatan masyarakat desa melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara lestari dan berkelanjutan, sehingga masyarakat akhirnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional, pengelolaan kegiatan konservasi, restorasi.

Pakar Biologi Konservasi Universitas Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, pemanasan global pada tingkat yang diperkirakan saat ini mendorong 15 hingga 37 persen spesies hidup menuju kepunahan pada 2050. Kata dia, para peneliti di dunia pun memperingatkan bahwa dunia tengah di ambang kemusnahan massal.

"Manusia menjadi menjadi penyebab ancaman kepunahan massal keenam yang akan terjadi di Bumi. Krisis kepunahan sama buruknya dengan krisis perubahan iklim dan hal ini tidak disadari,” ucap Jatna.

M. SIDIK PERMANA

Berita terkait

AHY Sebut Pembangunan IKN Pertimbangkan Budget, Faisal Basri Pernah Singgung Potensi Pembengkakan Biaya IKN

3 hari lalu

AHY Sebut Pembangunan IKN Pertimbangkan Budget, Faisal Basri Pernah Singgung Potensi Pembengkakan Biaya IKN

AHY sebut pembangunan IKN bakal dilanjutkan namun mesti memperhitungkan anggaran. Jauh hari ekonom Faisal Basri singgung pembengkakan biaya IKN.

Baca Selengkapnya

Dukung Program Swasembada Pangan, Kementerian PU akan Perlambat Pembangunan IKN

3 hari lalu

Dukung Program Swasembada Pangan, Kementerian PU akan Perlambat Pembangunan IKN

Menteri Kementerian PU menjelaskan salah satu langkah mendukung program swasembada pangan adalah dengan membangun puluhan bendungan baru

Baca Selengkapnya

Istana Wakil Presiden di IKN Masih Tahap Awal Pembangunan

4 hari lalu

Istana Wakil Presiden di IKN Masih Tahap Awal Pembangunan

Kucuran dana pembangunan IKN berasal dari dua sumber, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan non-APBN.

Baca Selengkapnya

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

12 hari lalu

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

Fotografer profesional berbagi tips mengambil foto saat liburan dan mengabadikan momen satwa liar dan lanskap yang menakjubkan

Baca Selengkapnya

Kritikan Terhadap Presiden Jokowi yang Gencar Resmikan Proyek IKN Menjelang Lengser

20 hari lalu

Kritikan Terhadap Presiden Jokowi yang Gencar Resmikan Proyek IKN Menjelang Lengser

Ray Rangkuti menilai Presiden Jokowi hendak memastikan bahwa proyek IKN tidak akan mangkrak.

Baca Selengkapnya

Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

24 hari lalu

Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

Greenpeace mencatat 183.687 hektare habitat orang utan di Sumatera dan Kalimantan telah diganggu oleh perkebunan sawit. Belum harimau dan gajah.

Baca Selengkapnya

Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

27 hari lalu

Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

Hewan-hewan di kebun binatang Vietnam menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan penyakit sebelum akhirnya mati. Ada wabah flu burung.

Baca Selengkapnya

Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

28 hari lalu

Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

Edukasi terhadap satwa dilindungi beserta aturannya sangat penting digencarkan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Sri Lanka, Destinasi Wisata untuk Keluarga, Pecinta Satwa Liar dan Sejarah

28 hari lalu

Menjelajah Sri Lanka, Destinasi Wisata untuk Keluarga, Pecinta Satwa Liar dan Sejarah

Sri Lanka yang menerapkan bebas visa muali 1 Oktober 2024, kaya akan warisan budaya, pemandangan menakjubkan, dan satwa liar yang dinamis.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi 40 Hari di Pegunungan Sanggabuana Temukan 311 Ekor Owa Jawa

33 hari lalu

Ekspedisi 40 Hari di Pegunungan Sanggabuana Temukan 311 Ekor Owa Jawa

Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana melakukan ekspedisi di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana. Kawasan itu didorong jadi taman nasional.

Baca Selengkapnya