Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 16 Mei 2024 19:19 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Status aktivitas vulkanik Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, naik menjadi Level IV atau Awas terhitung hari ini, Kamis 16 Mei 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan penetapan status kewaspadaan tertinggi gunung api tersebut setelah dalam dua hari terakhir terus terjadi erupsi Gunung Ibu.
“Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu dalam radius 4 kilometer dan sektoral 7 kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Masyarakat di sekitar Gunung Ibu juga diminta mewaspadai potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung tersebut terutama bila terjadi hujan lebat. Di luar itu, masyarakat disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata jika terjadi hujan abu.
Lonjakan aktivitas gempa vulkanik Gunung Ibu terekam sudah terjadi sejak pertengahan April. Pada 8 Mei lalu, terjadi letusan Gunung Ibu yang menghasilkan kolom abu setinggi dua kilometer dari puncak gunung. Teramati sinar api, petir, dan suara gemuruh pada letusan tersebut.
Pada hari itu pula, pukul 11.00 WIT, PVMBG memutuskan menaikkan status aktivitas Gunung Ibu menjadi Level III atau Siaga. Larangan aktivitas manusia ditetapkan dalam radius tiga kilometer dan lima kilometer di arah bukaan kawah Gunung Ibu di arah utara.
Aktivitas gempa vulkanik Gunung Ibu terekam semakin melonjak. Periode 1-15 Mei 2024 terjadi 40 kali gempa letusan, 7 kali gempa guguran, 1.850 gempa embusan, 49 kali gempa harmonik, 13 kali gempa tornillo, 7.590 kali gempa vulkanik dangkal, 80 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 132 kali gempa tektonik jauh, serta 1 kali gempa terasa.
Wafid menjelaskan, peningkatan aktivitas gempa vulkanik dan terekamnya gempa dangkal yang intens tersebut mengindikasikan peningkatan tekanan akibat migrasi magma ke kedalaman dangkal. “Ketinggian kolom erupsi juga cenderung meningkat hingga mencapai 5.000 meter dari kawah puncak. Lontaran lava pijar mencapai radius hingga sekitar 1,5 kilometer dari bibir kawah,” tuturnya.
Adapun erupsi dua hari terakhir terdiri dari Rabu, pukul 13.54 WIT, yang menghasilkan kolom asap setinggi 5 kilometer di atas puncak dengan intensitas tebal. Pada Kamis ini, pukul 09.58 WIT, kembali terjadi letusan dengan tinggi kolom abu menembus 5 kilometer dari puncak. Kolom letusan berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur lalu.
Dua letusan tersebut menghasilkan suara gemuruh yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Di pos itu pula, pada Rabu, peralatan seismograf merekam 2.830 kali gempa vulkanik dangkal.
Pada hari ini, pukul 10.55 WIT, Stasiun BMKG Ternate merekam gempa dengan kekuatan Magnitudo 2,8 dari kedalaman satu kilometer dengan episentrum sebelah barat daya Tobelo, Maluku Utara. Selepas itu pada pukul 10.38 hingga 12.12 WIT terekam getaran gempa dangkal dengan amplitudo rata-rata 3 milimeter.
Badan Geologi mencatat sejarah letusan Gunung Ibu sejak 1911 dan sejak 1998 Gunung Ibu meletus dengan jeda terpendek satu tahun. Kondisi terkini Gunung Ibu membentuk kubah lava di dalam kawah yang terus tumbuh hingga melampaui dinding kawah sehingga sering mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.
Pilihan Editor: Pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) tapi Selebgram, Ini Kata Dosen Ilmu Pop, Culture, and Celebrity Unair