Ancaman Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Belum Usai, Forum Ini Minta Relokasi Warga Diteruskan

Selasa, 4 Juni 2024 19:55 WIB

Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan. ANTARA/Iggoy El Fitra

TEMPO.CO, Padang - Sejumlah akademisi dan praktisi meminta pemerintah meneruskan upaya pemindahan pemukiman atau relokasi masyarakat di sepanjang jalur lahar dingin Gunung Marapi. Pandangan itu muncul dalam forum diskusi bertema Konsep Resettlement Pemukiman Rawan Banjir Lahar yang diinisiasi oleh Patahan Sumatra Institute, pada 2 Juni 2024.

Direktur Patahan Sumatra Institute, Ade Edward, mengatakan Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berstatus Siaga. Artinya, ancaman erupsi dan lahar dingin masih menghantui 23 alur sungai yang berhulu di puncak gunung api tersebut. Dia mengusulan relokasi warga dari area yang rawan.

“Perlu dilakukan dengan segera karena bencana bisa kapan saja terjadi," ucapnya dalam acara yang diadakan di Hotel Truntum Padang tersebut.

Dari pemetaan dan simulasi pemodelan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Januari 2024, kata Ade, masih banyak permukiman masyarakat di daerah yang rawan terdampak banjir lahar tersebut. “Perlu pemindahan ke daerah yang lebih aman.”

Dalam forum diskusi yang dihadiri 20 orang akademisi, praktisi, aktivis, dan penggiat kebencanaan tersebut, Guru Besar Hukum Agraria Universitas Andalas, Kurnia Warman, mengingatkan bahwa kebijakan relokasi harus beralaskan hukum yang jelas. “Dalam konteks adat dan agraria,” tutur dia.

Advertising
Advertising

Guru Besar Universitas Gunadarma, Isril Berd, menyebut sabo dam cocok untuk mengantisipasi dampak lahar dingin Marapi. Namun, upaya pengendalian aliran puing (debris flow) tersebut harus terencana dengan.

“Sehingga dapat berfungsi maksimal untuk mengendalikan aliran banjir lahar,” tuturnya.

Muncul juga pendapat dari seorang doktor lulusan perguruan tinggi di Jepang, Fadli Irsyad, mengenai relokasi yang hanya bersifat insidentil bagi korban galodo—sebutan untuk banjir bandang di kalangan masyarakat Sumatera Barat. Menurut dia, proses adaptasi untuk menghadapi banjir lahar dingin lebih penting.

"Galodo bisa berulang setiap 50 atau 100 tahun dan tidak bisa diprediksi kapan akan dimulai," ujar Fadli.

Dia juga mencatat adanya jeda waktu evakuasi, sekitar 20-30 menit, ketika galodo terjadi. "Jika ada peringatan dini, minimal bisa mengurangi korban jiwa.”

Pilihan Editor: Mantan Presiden Amerika Donald Trump Main TikTok, Aplikasi yang Pernah Dia Blacklist

Berita terkait

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

1 hari lalu

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

Gunung Ibu erupsi pada Jumat malam sekitar pukul 20.10 WIT dengan ketinggian kolom abu hingga 700 meter.

Baca Selengkapnya

Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

5 hari lalu

Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

Lokasi gempa di Sanggau umumnya tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Erupsi Beruntun, Tinggi Letusan Hingga 500 Meter

11 hari lalu

Gunung Semeru Erupsi Beruntun, Tinggi Letusan Hingga 500 Meter

Gunung Semeru, Jawa Timur, mengalami erupsi delapan kali pada Selasa pagi. Tinggi letusan abu hingga mencapai 500 meter.

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi dan Muntahkan Abu Setinggi 700 Meter

12 hari lalu

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi dan Muntahkan Abu Setinggi 700 Meter

Gunung Ibu, Senin, 16 September 2024, pukul 10.35 WIT kembali erupsi dan memuntahkan abu hingga ketinggian 700 meter.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

14 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 900 Meter

16 hari lalu

Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 900 Meter

Aktivitas Gunung Lewotobi masih berada pada level III atau siaga, karena tingkat erupsi masih sangat tinggi.

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

18 hari lalu

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus Siaga (Level III) sejak erupsi pada Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Bandara Maumere NTT Tutup 2 Bulan, Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

19 hari lalu

Bandara Maumere NTT Tutup 2 Bulan, Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

Bandara Frans Seda di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dua bulan tidak beroperasi karena Gunung Lewotobi erupsi.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

20 hari lalu

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

Selama 24 jam pada Sabtu, Gunung Semeru mengalami 94 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-25 mm.

Baca Selengkapnya

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

24 hari lalu

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

Masyarakat sekitar sempat mencemaskan kemunculan asap itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya