Tolak Investor Tambang, Warga Dairi Lakukan Tari Tor-tor di Depan Kedutaan Besar Cina

Selasa, 11 Juni 2024 14:14 WIB

Demonstrasi Warga Kabupaten Dairi yang menolak pembukaan tambang dengan bantuan investasi dari Cina berlangsung di depan Kedubes Cina, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Tempo/Irsyan

TEMPO.CO, Jakarta - Lantunan musik khas Batak mengiringi empat orang yang melakukan tari Tor-tor di Depan Kedutaan Besar Cina, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juni 2024, untuk menolak rencana tambang Dairi Prima Mineral (DPM) di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

"Kami meminta Pemerintah Cina untuk membatalkan pinjaman ke PT DPM untuk membuka tambang Diari karena kami hidup dari pertanian, bukan dari pertambangan," kata salah satu orator di sela-sela demonstrasi yang ikuti 25 orang tersebut.

Selain melakukan demo di Kedubes Cina, peserta aksi yang berasal dari Dairi tersebut melakukan aksi di Kantor Mahkamah Agung. Pihak pengadu dalam kasus menentang Persetujuan Lingkungan ke pengadilan, Rainim Purba, mengatakan aksi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa tambang tersebut dapat menimbulkan risiko yang berat dan mematikan bagi desa-desa sekelilingnya.

"Kelompok lingkungan dan HAM, juga pakar tambang internasional, menekankan bahwa situasi ini seperti tes litmus bagi masa depan keselamatan tambang di Indonesia, dengan implikasi luas terhadap reputasinya sebagai pusat kegiatan tambang yang bertanggung jawab, termasuk juga terhadap mineral 'transisi' yang digunakan dalam teknologi energi hijau," kata Raini.

Demonstrasi di luar Kedutaan Besar Cina, kata dia, merupakan tanggapan atas berita terbaru yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan yang dikendali pemerintah Tiongkok telah mengumumkan akan memberikan dana ratusan juta dolar untuk membantu agar proyek bisa berlanjut.

Advertising
Advertising

"Kami menuntut Pemerintah Cina, sebagai pemegang saham dari investor terbesar dan pengembang proyek, beserta regulator perusahaan-perusahaan ini, agar segera menghentikan pembangunan dan pendanaan proyek DPM," katanya.

Sebelumnya, pada 27 April 2024, China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd. (NFC), perusahaan induk Dairi Prima Minerals (DPM), mengungkapkan bahwa Carren Holdings Corporation Limited akan meminjamkan US$ 245 juta kepada DPM untuk pembangunan proyek seng dan timbal di dekat Parongil, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

Carren Holdings Corporation Limited terdaftar di Hong Kong dan sepenuhnya dimiliki oleh CNIC Corporation Limited, yang juga terdaftar di Hong Kong. CNIC Corporation dikuasai utamanya oleh China's State Administration of Foreign Exchange (SAFE).

Pinjaman tersebut, kata Raini, muncul setelah pakar keselamatan tambang internasional mengonfirmasi bahwa proyek DPM menimbulkan risiko berat bagi masyarakat dan lingkungan, termasuk risiko bendungan tailing yang direncanakan ini akan runtuh.

Jika ini terjadi, menurut dia, banjir yang membawa jutaan ton limbah tambang yang beracun pasti akan merenggut nyawa banyak penduduk desa yang tinggal di hilir. "Proyek ini sebagaimana sudah dirancang tidak akan mendapatkan izin jika dibangun di Tiongkok karena tidak memenuhi standar keselamatan di Tiongkok, dengan jarak bendungan tailing kurang dari 1.000 meter ke hulu dari banyak perumahan penduduk."

"Pada Agustus 2022, meskipun mengetahui bahayanya tambang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia memberikan proyek ini Persetujuan Lingkungan," kata dia menambahkan.

Raini mengatakan telah melayangkan gugatan perihal bahaya tersebut ke PTUN Jakarta. Menurut dia, pengadilan berpihak kepada pengaduan masyarakat dan memutuskan agar Persetujuan Lingkungan tersebut dibatalkan.

"Pengadilan mengakui bahwa area tambang DPM rawan bencana dan karenanya tidak cocok untuk tambang. DPM dan Kementerian mengajukan banding ke PT TUN. Keputusan banding dimenangkan oleh DPM dan Kementerian. Masyarakat pengadu telah meminta peninjauan oleh MA, yang saat ini tengah berjalan," ungkap Raini.

Rainim mengaku heran bahwa sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh Pemerintah Cina akan setuju mendanai proyek yang membawa bencana, sementara kasus hukumnya masih berjalan. "Mungkin selama ini mereka tidak pernah diberi tahu mengenai risiko-risikonya.”

Warga Dairi lain yang tinggal di Desa Sumbari, Mangatur Lumbantoruan, mengatakan publik sudah tahu apa yang bisa terjadi pada bendungan tailing di atas tanah yang tidak stabil. Hal ini bisa merenggut nyawa manusia dan menghancurkan lingkungan. "Seluruh permukaan tanah di area itu tidak stabil. Mengapa lembaga negara Tiongkok ini mendanai sesuatu yang akan membunuh kita, yang bahkan tak akan diizinkan di Tiongkok sendiri," ungkapnya.

Rainim melanjutkan bahwa masyarakat Dairi mengutuk pendanaan tambang DPM. "Saya mengutuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena memberikan Persetujuan Lingkungan DPM. Seolah kedua pemerintah, Indonesia dan Tiongkok, tidak peduli dengan rakyat ataupun lingkungan.”

Tongam Panggabean, Direktur BAKUMSU, LSM yang membantu komunitas untuk masalah hukum, mengatakan kebocoran bendungan tailing di Brasil pada tahun 2015 telah mengakibatkan BHP, perusahaan penambangan terbesar dunia, menawarkan kompensasi sebesar U$ 25,7 miliar dolar karena runtuhnya bendungan tailing.

Ia menambahkan, runtuhnya bendungan tailing di Brasil mengakibatkan hilangnya 272 jiwa, hancurnya desa-desa, dan teracuninya sistem sungai. Para pakar sudah mengatakan bahwa bendungan yang diusulkan DPM dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. "Jujur, saya terkejut lembaga Pemerintah Cina bisa ada di balik proyek DPM, terlebih dengan risiko-risiko ini. Sungguh tidak ada manfaatnya," ungkapnya.

Muhammad Jamil dari JATAM, sebuah jaringan masyarakat yang terdampak penambangan di seluruh Indonesia, mengatakan ada ribuan orang di Dairi dan Aceh yang dapat terkena dampak negatif dari tambang DPM ini. Menurut dia, pembiayaan dan persetujuan yang diberikan kepada tambang yang terkait dengan bencana terjadi di seluruh Indonesia. "Masyarakat tidak seharusnya menjadi korban dari keputusan finansial yang dilakukan secara gegabah," ujarnya.

Perwakilan masyarakat Dairi lainnya, Mangatur Lumbantoruan, mengatakan belum terlambat agar investor dari Cina ini membatalkan pemberian dana ke PT DPM. "Mungkin hanya kurang diberi informasi. Jika memang demikian, mereka seharusnya menarik dukungan mereka," kata dia dalam orasinya.

Pilihan Editor: Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 95W, Hujan Ringan Mendominasi, Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

Berita terkait

Wisata Hong Kong, Makau, dan Cina di Satu Kawasan Greater Bay Area

9 jam lalu

Wisata Hong Kong, Makau, dan Cina di Satu Kawasan Greater Bay Area

Wisatawan Indonesia bisa memasuki wilayah Cina daratan yang masuk kawasan Greater Bay Area lewat Hong Kong, ada kebijakan transit bebas visa.

Baca Selengkapnya

Profil Delonix Group, Investor Cina yang jadi Perintis Investasi Asing di IKN

2 hari lalu

Profil Delonix Group, Investor Cina yang jadi Perintis Investasi Asing di IKN

Investor asal Cina, Delonix Group, kucurkan dana senilai Rp 500 miliar untuk pembangunan kawasan mixed up di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investor Asal Cina Menanam Modal Rp500 M di IKN

2 hari lalu

Ini Alasan Investor Asal Cina Menanam Modal Rp500 M di IKN

Investor Cina membangun kawasan mixed use di IKN di atas lahan 24.200 meter persegi dengan investasi Rp500 miliar bernama Delonix Nusantara

Baca Selengkapnya

Investor Cina Tanam Modal Rp 500 Miliar di IKN untuk Bangun Hotel hingga Perkantoran

3 hari lalu

Investor Cina Tanam Modal Rp 500 Miliar di IKN untuk Bangun Hotel hingga Perkantoran

Investor Cina tanam modal Rp 500 miliar di IKN untuk bangun kawasan mixed-up, seperti hotel, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran.

Baca Selengkapnya

Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

3 hari lalu

Jepara Jadi Lokasi Tambang Pasir Laut, Kiara: Para Nelayan Menangis

Kiara menilai kebijakan ekspor pasir laut dinilai memutuskan secara sepihak.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terbuka untuk Sambut Lebih Banyak Investasi dari Cina

3 hari lalu

Indonesia Terbuka untuk Sambut Lebih Banyak Investasi dari Cina

Menurut pemerintah saat ini Cina merupakan mitra dagang terbesar sekaligus sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Delegasi Cina dan Turki Belajar Pengelolaan Air ke Perumdam TKR Kabupaten Tangerang

3 hari lalu

Delegasi Cina dan Turki Belajar Pengelolaan Air ke Perumdam TKR Kabupaten Tangerang

Kunjungan sebagai bentuk evaluasi serta bertukar pengetahuan dalam sektor pengelolaan air

Baca Selengkapnya

5 Investor yang Akan Groundbreaking di IKN Hari Ini: Cina, Australia, dan 3 Swasta Nasional

3 hari lalu

5 Investor yang Akan Groundbreaking di IKN Hari Ini: Cina, Australia, dan 3 Swasta Nasional

Presiden Jokowi hari ini, Rabu, 25 September 2024, akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek investasi asing di IKN

Baca Selengkapnya

Jokowi Groundbreaking Proyek Investasi Asing dari Cina di IKN Hari Ini

3 hari lalu

Jokowi Groundbreaking Proyek Investasi Asing dari Cina di IKN Hari Ini

Humas Otorita IKN, melalui keterangan tertulis, menyebut bahwa groundbreaking Jokowi hari ini merupakan tahap ke-8 selama pembangunan calon Ibu Kota baru.

Baca Selengkapnya

Samsung Galaxy S25 dan S25+ Kantongi Sertifikasi 3C di Cina, Ini Spesifikasi yang Terungkap

4 hari lalu

Samsung Galaxy S25 dan S25+ Kantongi Sertifikasi 3C di Cina, Ini Spesifikasi yang Terungkap

Menurut basis data 3C Samsung Galaxy S25 akan mendukung pengisian daya cepat 25W, sedangkan Galaxy S25+ dapat mendukung pengisian daya cepat 45W.

Baca Selengkapnya