Alasan Koalisi Gunungkidul Melawan Proyek Resort dan Beach Club Raffi Ahmad Dkk
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 14 Juni 2024 15:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Gunungkidul Melawan menyambut baik dan mengapresiasi itikad baik dari selebritas Raffi Ahmad untuk mundur dari proyek Beach Club di Gunungkidul, Yogyakarta. Koalisi menyatakan masih menunggu realisasi dari janji Raffi Ahmad itu dan mendesak investor lainnya melakukan yang sama sehingga rencana pembangunan resort di kawasan bentang alam karst Gunungkidul dan Gunung Sewu tersebut bisa dibatalkan.
Koalisi Gunungkidul Melawan terdiri dari berbagai organisasi seperti Walhi Yogyakarta, Climate Rangers Jogja, LBH Yogyakarta, WeSpeakUp.org, dan 350.org. Mereka merespons rencana pembangunan resort bernama Bekizart yang dipublikasikan Raffi Ahmad di media sosial Instagram pada 16 Desember 2023. Kajian awal Walhi Yogya menduga adanya pelanggaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY oleh Bekizart yang lokasinya akan berada di kawasan pertanian.
“Kami berharap Raffi Ahmad bisa menggunakan pengaruhnya untuk mengajak investor lain untuk batalkan proyek yang berpotensi merusak lingkungan ini," kata Deputi Direktur Walhi Yogyakarta, Dimas R. Perdana, saat dihubungi pada Kamis, 13 Juni 2024.
Koalisi, kata Dimas, juga meminta komitmen Bupati Gunungkidul untuk menolak memberikan izin pembangunan di kawasan lindung nasional tersebut dan lebih transparan dalam tata kelola perizinan di kawasan itu. "Hal ini karena rusaknya kawasan akan sangat berdampak pada daya tampung dan daya dukung air warga yang rentan alami kekeringan,” kata Dimas.
Kajian Walhi juga menyatakan rencana pembangunan resort Bekizart akan menabrak Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2012 tentang Kawasan Bentang Alam Karst. Dinyatakan, kawasan itu adalah kawasan lindung nasional, sehingga pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak kawasan.
Rencana pembangunan Bekizart ramai diperbincangkan setelah munculnya petisi di situs change.org berjudul “Tolak Pembangunan Resort Raffi Ahmad di Gunungkidul!”. Sejak dibuat pada 21 Maret 2024, petisi sudah didukung lebih dari 62 ribu orang. Penolakan juga bergema di media sosial ketika ratusan ribu orang mengunggah Instagram Story untuk mendukung petisi ini, dan mendesak agar pembangunan resort dan beach club tersebut dibatalkan.
Langit Gemintang dari Climate Rangers Jogja mengatakan, maraknya penolakan warganet terhadap proyek eksploitatif berbentuk resort dan beach club di Gunungkidul ini menunjukkan kekuatan kolektif dan solidaritas masyarakat, khususnya dari kalangan muda. Menurutnya, kekuatan itu dapat berdampak dan membuat perubahan besar untuk memperjuangkan keadilan iklim.
"Jangan sampai pengembangan proyek-proyek wisata hanya menguntungkan pemilik modal dan dinikmati oleh sekelompok elit, sementara masyarakat lokal hanya dapat dampak negatifnya saja," katanya.
Proyek Beach Club, kata Langit, bukan hanya memperparah masalah kekeringan di Gunungkidul. Penghancuran bukit karst besar-besaran untuk pembangunan resort dan hiburan malam berpotensi besar bikin warga lokal merasa terasing di tanah leluhurnya sendiri. Janji-janji meningkatkan taraf ekonomi memang selalu dikumandangkan pemangku wilayah tapi, kata Langit, faktanya warga hanya jadi penonton.
"Yang dibutuhkan warga Gunungkidul bukan resort atau beach club tapi air bersih yang mengalir sampai ke rumah-rumah warga,” katanya.
Pilihan Editor: Konferensi Industri Nikel dan Kobalt di Hotel di Jakarta Digeruduk Penggiat Lingkungan