Profil Budi Santoso, Dekan Unair yang Dipecat Usai Tolak Dokter Asing Masuk Indonesia
Reporter
Andika Dwi
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 4 Juli 2024 15:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atau Unair Surabaya, Budi Santoso, diberhentikan dari jabatannya pada Rabu, 3 Juli 2024. Pencopotan jabatan itu diduga karena Budi frontal menolak program usulan pemerintah mendatangkan dokter asing ke Tanah Air.
Saat dikonfirmasi tentang dugaan itu, Budi Santoso menjawab, “Iya. Proses saya untuk dipanggil berkaitan dengan itu,” ujarnya.
Budi mengatakan, terjadi perbedaan pendapat antara dirinya dengan pimpinan Unair terkait program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendatangkan dokter asing. Dia juga mengatakan menerima putusan karena berbeda pendapat tersebut.
"Kalau menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak,” kata Budi lagi.
Kabar pemberhentian itu berawal dari pernyataan Budi yang beredar di grup WhatsApp Dosen Fakultas Kedokteran Unair, Rabu 3 Juli 2024. Budi berpamitan kepada sekitar 300-an anggota grup. “Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas," tulisnya.
Ditambahkannya dalam WAG tersebut, "Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang”
Lantas, bagaimana profil Budi Santoso Dekan Unair yang dipecat setelah menolak usulan pemerintah datangkan dokter asing? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Profil Budi Santoso
Budi Santoso adalah mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang meletakkan jabatannya pada Rabu, 3 Juli 2024. Pria kelahiran Banyuwangi itu seharusnya menjadi dekan hingga 2025 mendatang. Namun, Budi harus melepaskan jabatannya lebih dulu setelah diberhentikan melalui surat keputusan Rektor Unair.
Melansir dari laman Alumnipedia Unair, menjadi seorang dokter adalah cita-cita masa kecil Budi. Hal ini berawal dari Budi yang mengetahui tingginya angka kematian ibu di desa kelahirannya, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Dia lantas meninggalkan kampung halamannya dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Malang. Setelah itu, Budi pun memutuskan untuk menempuh pendidikan dokter di Universitas Airlangga.
Saat berkuliah, Budi aktif dalam kegiatan organisasi. Dia pernah dipercaya untuk menjadi Sekretaris Jenderal atau Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran (IMSK). Dia juga sempat mengajarkan matematika di lembaga bimbingan belajar Technos di kawasan Kertajaya.
Dokter spesialis ahli dalam bidang Ginekologi dan Onkologi ini menempuh seluruh pendidikan dokternya di Universitas Airlangga. Dia lulus sebagai sarjana pada 1989. Pendidikan spesialisnya juga diselesaikan di Universitas Airlangga pada 1998. Adapun gelar doktornya diraih Budi pada 2009 masih di universitas yang sama.
Karier Budi dimulai ketika dia menjadi staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Soetomo pada 1994. Jabatan itu bertahan hingga saat ini. Budi juga pernah menjadi Sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya (2011-2014). Dia juga merupakan Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Reproduksi FK Unair periode 2011-2015.
Pada 2012-2015, Budi menjadi kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FK Unair. Setelah itu, dia diangkat menjadi Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FK Unair hingga 2020. Kemudian, dia pun dipercaya menjadi Dekan FK Unair periode 2020-2025.
Budi juga menjabat sebagai Dewan Pakar di Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI). Selain itu, dia juga merupakan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) untuk periode 2022-2025.
Selain menjadi dokter dan tenaga pengajar, Budi juga menulis sejumlah buku ilmiah tentang kedokteran. Salah satu karyanya adalah ‘Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis’ yang terbit pada 2020. Adapun buku Budi yang paling laris hingga terbit dalam volume 2 adalah ‘Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita’ yang terbit pertama kali pada 2007.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Kunci Akses Data PDNS Telah Tersedia Disertai Ancaman Terbaru Geng Hacker Ransomware Brain Cipher ke Kominfo