AGI Rancang Kurikulum Game untuk Perguruan Tinggi, Mumpung Permintaan Pasarnya Tinggi
Reporter
Antara
Editor
Yohanes Paskalis
Jumat, 5 Juli 2024 05:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI), Ibnu Raziq, mengatakan organisasinya sedang menggarap kurikulum industri terkait pengembangan game yang bisa diterapkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Rancangan kurikulum itu disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan.
“Untuk standarisasi game developer di Indonesia. Apa saja yang perlu bisa dikuasai dan dipelajari di dalamnya, untuk nanti ditranslasi ke kampus-kampus,” katanya, dilansir dari Antara, Sabtu, 29 Juni 2024.
Menurut Ibnu, pengembangan kurikulum baru itu relevan dengan industri game di dalam negeri yang semakin kompetitif. Terlebih, permintaan pasar untuk salah satu subsektor ekonomi kreatif ini juga semakin besar. Inisiatif AGI juga muncul dari penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.
Dalam penyusunan kurikulum industri terkait game, para anggota AGI bermitra dengan para akademisi dan pelaku industri. Pemerintah, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), juga mengirimkan tim untuk membantu proses tersebut. “Menuntun kami sampai selesai, walaupun prosesnya panjang,” tutur Ibnu.
Kurikulum industri game tersebut ditargetkan rampung setidaknya satu atau dua tahun ke depan. Mewakili AGI, Ibnu berharap kurikulum ini membantu penyiapan talenta lokal agar cocok dengan kebutuhan industri game.
Game merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif masih bisa berkembang menjadi jauh lebih besar. Pada 2020, lembaga riset IBISWorld mencatat pengeluaran masyarakat global untuk game menembus US$ 205 miliar di masa pandemi Covid-19.
Nilai pasar game tumbuh 12,9 persen secara global menjadi US$ 281,77 miliar pada 2023. Angkanya diprediksi untuk terus meningkat hingga US$ 665,77 miliar pada 2030.
Data Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021/2022 terbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga menunjukkan bahwa subsektor aplikasi dan game menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 31,25 triliun, pada 2021. Laju pertumbuhan subsektor ini merupakan yang tercepat kedua (berkisar 9,17 persen), setelah pertumbuhan subsektor TV dan radio (9,48 persen).
Pilihan Editor: Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...