Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi
Reporter
Alif Ilham Fajriadi
Editor
Abdul Manan
Jumat, 5 Juli 2024 09:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Viral di media sosial X, sebelumnya bernama Twitter, soal unggahan yang menyebut dalang di balik bocornya sistem keamanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang berujung serangan ransomware oleh Brain Cipher. Unggahan yang diposting oleh akun @kafiradikalis di X menyebut ada "orang dalam" yang diduga menjadi penyebab bisa diretasnya PDNS.
"Kami mendapatkan data telak nan luar biasa bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022. Dialah saksi mahkota. Kok bisa?" begitu cuitan akun tersebut yang dikutip Tempo, Jumat, 5 Juli 2024. "Kok bisa bocorin akses VPN dari PDN secara vulgar alias mudah dicari. Sengaja/reverse psychology/ditumbulain?"
Pemilik akun itu menduga orang dalam itu mengunggah sederet kode PDN melalui Scribd sehingga bisa diunduh siapapun secara gratis. Dokumen yang diunggah ke internet sejak 2022 itu berisikan kode VPN PDNS. Padahal, jika kode itu diketahui hacker, itu akan mempermudahnya melakukan peretasan.
Ketika ditelusuri Tempo di laman Scribs, dokumen yang disebut mengunggah sederet kode PDNS itu sudah tidak lagi tersedia.
Merespons postingan yang viral ini, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, memastikan bahwa informasi sedang diinvestigasi oleh tim siber pemerintah.
"Pastinya lagi (investigasi) semua, yang bekerja semua bekerja, BSSN bekerja, Cybercrime bekerja, semua lagi investigasi," kata Semuel dalam konferensi pers di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Juli 2024, yang dipantau melalui YouTube Kominfo.
Semuel tidak menjelaskan investigasi yang sedang dilakukan pemerintah. Dia mengundurkan dari jabatannya karena menilai kebocoran PDNS itu akibat kelalaiannya selama bertugas. Dia tak bersedia menjelaskan perkembangan hasil investigasinya. Ya namanya investigasi, kok kamu tanya temuan," ujar Semuel.
Pilihan Editor: Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara