Jadi Salah Satu Fakultas Kedokteran Tertua di Indonesia, Berikut Sejarah FK Unair

Editor

Nurhadi

Senin, 8 Juli 2024 11:29 WIB

Sejumlah guru besar, dosen, alumni bahkan mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Puruhito menggelar aksi damai di patung Airlangga, Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Kampus A, Surabaya pada Kamis, 4 Juli 2024. Mereka mendesak Rektor Unair Mohammad Nasih untuk meninjau Surat Keputusan Pemberhentian Budi Santoso sebagai Dekan FK Kedokteran. Dok. Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atau FK Unair mendapat sorotan setelah dekannya, Profesor Budi Santoso atau kerap disapa Prof Bus, dicopot dari jabatannya oleh Rektor Unair, Muhammad Nasih. Pencopotan tersebut ditengarai karena Prof Bus menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing.

FK Unair adalah salah satu FK tertua di Indonesia. Dikutip dari laman resmi FK Unair, sejarah FK Unair dimulai dari berdirinya perguruan tinggi di Indonesia. Saat itu pemerintah Hindia Belanda membangun sekolah untuk pendidikan dokter di Jawa, “Dokter Djawa School” (Sekolah Dokter Jawa), di Batavia (kini Jakarta) pada 1851.

Sekolah tersebut menjadi poros pendidikan kedokteran di Indonesia. Setelah berjalan beberapa waktu, pemerintah Hindia Belanda melihat semakin bertambahnya kebutuhan dokter untuk kepentingan kesehatan dan rumah sakit mereka. Akhirnya pada 1902 lembaga itu direorganisasi menjadi School Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA).

STOVIA, yang saat ini menjadi FK UI, dalam beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1913, membuka cabang sekolah kedokteran di wilayah Surabaya. Surabaya dipilih karena lokasinya yang strategis dan pusat industri sehingga memerlukan tenaga kesehatan yang lebih banyak lagi.

Kemudian dibangulah Sekolah Dokter di Surabaya bernama Netherlandsch Indische Artsen School (NIAS) lewat Keputusan Pemerintah “Besluit van de Gouverneur van Netherlandsch Indie” Nomor 4211 tanggal 8 Mei 1913. Sekolah kedokteran tersebut berlokasi di Jalan Kedungdoro 38 Surabaya.

Advertising
Advertising

NIAS diresmikan pada 1 Juli 1913, sedangkan kegiatan belajar mengajarnya dimulai pada 15 Juli 1913. Tak hanya membuka untuk pendidikan kedokteran umum, pada 1928 didirikan juga School Tot Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT) sebagai sekolah pendidikan kedokteran gigi.

Selama bertahun-tahun NIAS dan STOVIT telah meluluskan dokter-dokter yang mengabdi untuk masyarakat. Baik mereka dari keturunan Belanda, campuran, maupun bumiputera.

Sayangnya, pada masa kedatangan Jepang pada 1942, baik STOVIA di Jakarta dan NIAS di Surabaya, dihentikan sementara. Pada masa itu Jepang ingin membentuk tenaga kesehatan guna kepentingan perang dan akhirnya membuka kembali sekolah kedokteran yang dilebur menjadi “Ika Dai Gaku”.

Masa kolonial tak berlangsung lama. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mengambil alih seluruh sekolah tinggi, termasuk NIAS dan STOVIT, lalu mengganti namanya menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran RI.

Namun, pada masa agresi Belanda pada 1948 diganti dengan Faculteit der Geneeskunde Cabang Surabaya sebagai cabang Fakultas Kedokteran Universitet Indonesia. Pimpinan saat itu dijabat oleh Prof. A.B. Droogleever Fortuyn, pakar ilmu hewan dan genetika. Kemudian pada 1949 diganti oleh pakar biokirnia dan ilmu faal, Prof. Dr. G.M. Streef.

Setelah Indonesia mendirikan pemerintahan Republik, akhirnya pada 1949 pemerintah Belanda memberikan pengelolaan sekolah tinggi sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia mempunyai tiga fakultas kedokteran, yaitu di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta (yang menyusul mendirikan Universitet Gajah Mada termasuk Fakultet Kedokterannya telah didirikan 1949).

Saat itu FK cabang Surabaya baru memulai pendidikan dan mahasiswanya baru di tingkat II, yang sebagian besar dari Faculteit der Geneeskunde. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, menteri pendidikan saat itu, Muhammad Yamin, ingin mendirikan perguruan tinggi dan Surabaya menjadi kota yang strategis karena sudah ada beberapa fasilitas pendukung. Apalagi dengan adanya NIAS yang sudah memiliki banyak laboratorium untuk mendukung kegiatan perkuliahan.

Pada 1955, lewat Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1954 tentang Pendirian Universitas Airlangga, per tanggal 1 November 1954, Fakultas Kedokteran dan Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi di Surabaya berdiri sendiri dan berpisah dari Universitas Indonesia.

Tepat pada 10 November 1954, Presiden Soekarno meresmikan berdirinya Universitas Airlangga sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ketiga di Indonesia setelah Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Satu paket dengan itu, Fakultas Kedokteran di Surabaya menjadi bagian dari Universitas Airlangga.

Pilihan Editor: Mahfud MD Imbau Rektor Unair Jelaskan Alasan Pemberhentian Dekan FK Secara Terbuka

Berita terkait

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, Unair Janji Pertemukan Finalis dengan Mitra Bisnis

2 hari lalu

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, Unair Janji Pertemukan Finalis dengan Mitra Bisnis

Universitas Airlangga (Unair) akan menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 yang akan digelar pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Unair Larang Dosen PNS dan Ikatan Alumni Mendukung Salah Satu Paslon Pilkada Jatim

2 hari lalu

Unair Larang Dosen PNS dan Ikatan Alumni Mendukung Salah Satu Paslon Pilkada Jatim

Dukungan sebagai alumni Unair secara perseorangan diperbolehkan, namun dukungan itu tidak boleh mengatasnamakan institusi.

Baca Selengkapnya

Peran Keramik dalam Perdagangan Maritim, Dosen FIB Unair Ungkap Sejarah Peradaban Jawa Timur

4 hari lalu

Peran Keramik dalam Perdagangan Maritim, Dosen FIB Unair Ungkap Sejarah Peradaban Jawa Timur

Sejarah kemunculan keramik di Jawa Timur tidak lepas dari peran penting perdagangan maritim. Dosen FIB Unair beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Pakar Gizi Unair Koreksi Terminologi Susu Ikan

4 hari lalu

Pakar Gizi Unair Koreksi Terminologi Susu Ikan

Istilah susu ikan sebenarnya tidak tepat karena ikan tidak memiliki kelenjar mamae.

Baca Selengkapnya

Sejarah Singkat G30S, Kronologi, dan Tokoh yang Gugur

6 hari lalu

Sejarah Singkat G30S, Kronologi, dan Tokoh yang Gugur

Ketahui sejarah singkat G30S, kronologi, serta perwira TNI yang gugur. Operasi ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Baca Selengkapnya

Sejarah Kereta Api Semarang-Surakarta-Yogyakarta: Tonggak Awal Pembangunan Rel dan Stasiun Pertama

6 hari lalu

Sejarah Kereta Api Semarang-Surakarta-Yogyakarta: Tonggak Awal Pembangunan Rel dan Stasiun Pertama

Stasiun kereta api yang pertama kali dibangun adalah Stasiun Kemijen (Tambaksari) yang berada di Semarang pada 17 Juni 1864.

Baca Selengkapnya

Ini Bentuk Penelitian Iktiologi yang Bawa Dosen Unair Masuk Jajaran World's Top 2% Scientists

6 hari lalu

Ini Bentuk Penelitian Iktiologi yang Bawa Dosen Unair Masuk Jajaran World's Top 2% Scientists

Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair. Veryl Hasan, masuk daftar World's Top 2% Scientist 2024 versi Stanford University dan Elsevier.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Tap MPR Tiga Presiden, Upaya Menghapus Noda Sejarah

7 hari lalu

Pencabutan Tap MPR Tiga Presiden, Upaya Menghapus Noda Sejarah

Pencabutan tiga Tap MPR menyangkut tiga eks Presiden menuai polemik. Apakah pencabutan ini hanya untuk menghapus noda sejarah atau ada agenda lain?

Baca Selengkapnya

Dosen Unair Jelaskan Dampak Ekspor Pasir Laut: Intrusi Air Laut ke Darat Hingga Meningkatnya Biaya Melaut Nelayan

9 hari lalu

Dosen Unair Jelaskan Dampak Ekspor Pasir Laut: Intrusi Air Laut ke Darat Hingga Meningkatnya Biaya Melaut Nelayan

Perlu diperhatikan dampak ekologis maupun sosial dari kegiatan ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Mahasiwa Unair Garap Mobil dan Gokart Listrik, Rektor: Inovasi yang Setara Tugas Akhir

10 hari lalu

Mahasiwa Unair Garap Mobil dan Gokart Listrik, Rektor: Inovasi yang Setara Tugas Akhir

Tim mahasiswa dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair meluncurkan gokart listrik dan purwarupa mobil listrik.

Baca Selengkapnya