Depok Tutup Sementara TPA Cipayung, Sampah Longsor Tepat di Titik Pembuangan
Reporter
Ricky Juliansyah
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 9 Juli 2024 22:49 WIB
TEMPO.CO, Depok - Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Cipayung Kota Depok akhirnya ditutup sementara mulai pukul 16 WIB, Selasa 9 Juli 2024. Dampaknya, arus pergerakan sampah ke pembuangan akhir tersebut harus terhenti, termasuk untuk kendaraan pengangkut sampah yang sudah terlanjur masuk kawasan itu dan mengantre sepanjang hari ini.
"Yang sudah terlanjur masuk ke area mungkin menginap. Itulah yang menyebabkan mereka enggak bisa buang dan ada keterlambatan juga pengangkutan sampah dari warga, jadi itulah siklusnya," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Abdul Rahman, menerangkan pada Selasa petang.
Mantan Camat Cimanggis ini menegaskan kalau pihaknya tengah mengupayakan penanganan longsor di TPA Cipayung yang menjadi pangkal penyebab kekacauan pengangkutan sampah di Kota Depok hari ini. Dia menginstruksikan operator untuk bekerja lembur mengangkuti sampah yang longsor ke jalur proses bongkar muatan armada pengangkut sampah dan memperluas area manuvernya seperti semula.
"Berdasarkan laporan, kalau berjalan baik, jam 9 besok pagi sudah bisa buang lagi," kata Abra, sapaan Abdul Rahman.
Ditambahkannya, sepanjang penanganan dilakukan, proses pengangkutan sampah kota akan terimbas. Kondisi, kata dia, tak lepas dari TPA Cipayung yang sudah sering mengalami longsor karena overload. Dia mengimbau masyarakat melakukan upaya pengurangan timbulan sampah dari sumbernya, kemudian melakukan pemilahan organik dan anorganik.
"Terutama yang anorganik dapat digalakkan lagi dengan bank sampah dan sedekah sampah, untuk organik kami ada UPS tinggal bagaimana sistem di lingkungan itu," ucap Abra.
Sebab Longsor TPA Cipayung
Abra menjelaskan TPA Cipayung memiliki area yang disebut lantai manuver untuk pembuangan sampah. Dari area ini, sampah selanjutnya diangkat menggunakan eskavator dan dipadatkan menggunakan wheel loader.
"Tiap sampah yang dibuang dari truk di lantai manuver kemudian diangkat ke atas secara estafet oleh 3-4 eskavator," katanya. Biasanya maksimal dua truk bisa berada di lantai manuver bersamaan.
Longsor pada Senin malam lalu terjadi di wilayah ini. Menurut Abra, curah hujan mempengaruhi terjadinya longsor tersebut. Hal itu karena mengganggu proses pemadatan sampah oleh wheel loader.
"Kalau sampah hanya ditumpuk dan tidak ditekan akan mudah jatuh, sedangkan curah hujan yang tinggi membuat sampah menjadi tidak padat dan turun lagi hingga menutup lantai manuver atau areal buangan," kata Abra.
Jika areal manuver luas, diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan sampah sekitar 30 menit. Tapi yang terjadi sepanjang hari ini, antrean truk atau armada sampah lainnya bisa sampai 8 jam.
Pilihan Editor: Pengesahan UU Konservasi yang Baru, Simak Perubahan yang Dibuat dan Keberatannya