Survey Ecoton: Mayoritas Warga Poso Mengkhawatirkan Dampak Kesehatan Sampah Plastik

Minggu, 14 Juli 2024 20:23 WIB

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) melakukan kegiatan susur sungai selama tiga hari, mulai 29 Agustus 2022. (Ecoton)

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan (Ecoton) mengkaji dampak sampah plastik yang dihasilkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Plastik yang seharusnya bisa dipakai berkali-kali namun hanya dimanfaatkan sekali pakai. Akibatnya, terjadi penumpukan sampah di sepanjang sungai dan lahan-lahan di Indonesia.

“Konsumsi plastik sekali pakai telah mempermudah hidup manusia dan menjadi gaya hidup. Namun manusia tidak bertanggung jawab atas apa yang digunakannya,” kata Direktur Eksekutif Ecoton, Daru Setyorini, dikutip dari keterangan tertulisnya, Ahad, 14 Juli 2024. Ia menyebut kantong kresek sebagai sampah plastik paling banyak dibuang sembarangan.

Menurut Daru, sampah yang tersebar di Indonesia dihasilkan dari dua sumber; primer dan sekunder. Sumber primer yaitu plastik yang sengaja dibuat seperti tas kresek. Sedangkan sumber sekunder merupakan plastik yang tidak sengaja dibuat namun ditambahkan sebagai unsur dari produk, misalnya pembersih wajah. Kendati demikian, dua sumber ini sama-sama menghasilkan mikroplastik yang sulit terurai di lingkungan.

Ecoton kerap melakukan kajian soal dampak sampah plastik terhadap sungai di Indonesia. Selain studi, lembaga ini juga ikut melakukan pembersihan sungai dan ekspedisi susur sungai untuk mengatasi dampak sampah serta mengedukasi masyarakat setempat.

Survei terbaru dilakukan Ecoton pada 12 Juli 2024 lalu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Suvey itu menemukan, 48 persen dari 152 responden khawatir sampah plastik mengancam kesehatannya. Responden juga sepakat bahwa sampah plastik menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan di Poso.

Advertising
Advertising

Tahun lalu saja, kata Daru, sedikitnya ada 400 ton sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Poso setiap bulannya. “61,8 persen dari 152 responden mengatakan masalah lingkungan yang paling mengkhawatirkan di Poso adalah sampah plastik,” ujar Daru.

Sebanyak 20,4 persen responden juga menyebut pencemaran plastik di sungai, danau dan laut mengkhawatirkan. Sebanyak 33 persen responden berpendapat, penyebab banjir di Sulawesi Tengah belakangan ini akibat sampah plastik.

Walaupun khawatir terhadap dampak sampah plastik, kata Daru, survei menemukan fakta menarik terkait rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. “Menariknya, hanya 30,9 persen responden yang melakukan pemilahan sampah di rumah, sedangkan yang lainnya membakar sampah plastik.”

Selain melakukan survey, Ecoton juga menggelar workshop bertajuk Saya Pilih Bumi: Tolak Plastik Sekali Pakai yang digelar pada 9-12 Juli 2024 di Poso. Peserta pelatihan, yang terdiri dari siswa dan warga, sepakat membangun jaringan dan kelompok untuk mengkampanyekan diet plastik.

Pilihan Editor: OpenAI Dilaporkan Bikin Model Canggih Strawberry dengan Kemampuan Penelitian Mendalam

Berita terkait

Menebus Dosa Kepada Laut

2 hari lalu

Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.

Baca Selengkapnya

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

4 hari lalu

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

4 hari lalu

BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

5 hari lalu

Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.

Baca Selengkapnya

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

7 hari lalu

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

Asap cair dihasilkan dari proses pirolisis dari pembakaran sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Demo Desak HYBE Hentikan Praktik Penjualan Album Tak Ramah Lingkungan

12 hari lalu

Penggemar K-Pop Demo Desak HYBE Hentikan Praktik Penjualan Album Tak Ramah Lingkungan

Penggemar K-pop protes di depan kantor HYBE, menuntut untuk menghentikan praktik penjualan album yang meningkatkan polusi plastik dan merugikan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bulan Cinta Laut Sukses Sinergikan Pengelolaan Sampah Plastik

17 hari lalu

Bulan Cinta Laut Sukses Sinergikan Pengelolaan Sampah Plastik

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengapresiasi keberhasilan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) dalam membangun sinergi pengelolaan sampah plastik di laut.

Baca Selengkapnya

Kampanye Pengurangan Sampah Plastik, KAI Imbau Penumpang Bawa Tumbler

26 hari lalu

Kampanye Pengurangan Sampah Plastik, KAI Imbau Penumpang Bawa Tumbler

Di beberapa stasiun, KAI sudah menediakan air putih gratis untuk para calon penumpang dan pengunjung.

Baca Selengkapnya

BRIN Gandeng Conplas Kelola Sampah Plastik Menjadi Eco Block dan Eco Grease

35 hari lalu

BRIN Gandeng Conplas Kelola Sampah Plastik Menjadi Eco Block dan Eco Grease

Skema pendanaan untuk pengusaha pemula berbasis riset (PPBR) yang disediakan BRIN telah menggandeng sekitar 40 startup, termasuk Conplas.

Baca Selengkapnya

Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

40 hari lalu

Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

Polusi Mikroplastik berasal dari berbagai produk sehari-hari kini bahayakan dunia. Sampah plastik dunia sejak 1950 - 2020 meningkat 200 kali lipat.

Baca Selengkapnya