Mengenal Suku Melayu Salah Satu Etnis Terbesar di Indonesia

Rabu, 31 Juli 2024 14:58 WIB

Suku Sakai di dekat pipa Caltex Rumbai, Riau tahun 1973. DOK/TEMPO/Ed Zoelverdi

TEMPO.CO, Jakarta - Suku Melayu menjadi salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia. Mereka memiliki sejarah dan budaya yang kaya. Suku ini juga memainkan peran penting dalam pembentukan masyarakat dan budaya di Indonesia. Lantas, bagaimana sejarah dan seluk beluk Suku Melayu?

Dikutip dari Waqafilmunusantara.com, kata Melayu berasal dari kata “ Mala” yang berarti mula dan “Yu” yang berarti negeri. Selain itu, Melayu dalam bahasa tamil berarti tanah tinggi atau bukit. Melayu juga yang berasal dari istilah ”Malay” yang artinya hujan. Hal ini sesuai dengan negeri orang melayu yang pada awalnya terletak di daerah perbukitan.

Seperti suku lainnya, Suku Melayu memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Dikutip dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), suku ini telah memengaruhi perkembangan agama dan budaya di Nusantara selama berabad-abad. Mereka adalah salah satu suku paling awal yang memeluk agama Islam di wilayah ini. Mereka mempengaruhi agama-agama dan kepercayaan setempat. Serta berperan penting dalam penyebaran agama Islam di kawasan tersebut.

Adapun dalam penyebarannya, ras Melayu dibagi menjadi dua bagian, yaitu Melayu Deutro, yakni rumpun Melayu Muda yang datang di zaman logam abad 500 Sebelum Masehi (SM). Kemudian Melayu Proto yaitu rumpun Melayu Tua yang menginjakkan kaki di Sulawesi, Kalimantan, Lombok, Sumatera, dan Nias pada 1500 SM.

Suku Melayu termasuk dalam kategori etnis Austronesia yang mendiami Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sabah, Sarawak, Brunei, Filipina Barat dan Selatan, Singapura, Thailand Selatan, dan Burma Selatan. Masyarakat Melayu tersebar di berbagai pelosok bumi, khususnya Asia Tenggara. Wilayah ini sering disebut sebagai Nusantara Melayu yang mencakup wilayah pesisir dan pulau-pulau di sekitarnya.

Advertising
Advertising

Terlepas dari wilayahnya, Suku Melayu telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban Nusantara. Etnis ini telah menjadi penghubung budaya, agama, dan perdagangan di kawasan Indonesia dan sekitarnya. Mereka dikenal sebagai pelaut ulung dan penjelajah yang berlayar jauh, membawa budaya dan agama seperti Islam ke wilayah-wilayah yang mereka kunjungi.

Disebutkan juga bahwa Suku Melayu memiliki tradisi maritim yang kuat. Mereka ahli dalam penggunaan perahu tradisional untuk berdagang dan berlayar di perairan kepulauan. Hal ini juga diperjelas oleh Pakar sejarah abad 17 dan abad 18, Bondan Kanumoyoso yang menyatakan masyarakat etnis Melayu memiliki budaya maritim.

"Karakter Melayu itu cenderung maritim sehingga memang terbuka bagi budaya lain," kata Bondan dalam acara Dialog Budaya Melayu, Selasa, 4 Desember 2012.

Hal tersebut tampak dari persebaran etnis Melayu di sepanjang pesisir lautan. Sebab, pada abad 17 dan abad 18, masyarakat Melayu tersebar di sepanjang pesisir Laut Jawa, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Samudera Hindia. Letak mereka di dekat laut sehingga memungkinkan interaksi dengan budaya luar.

Perlu diketahui, interaksi dagang orang Melayu dan luar tidak hanya pertukaran ekonomi, tetapi juga nilai dan budaya. Dalam interaksi tersebut, masyarakat Melayu menyerap budaya lain sembari mengenalkan budaya mereka sendiri. Hal ini menjadi salah satu penyebab karakter orang Melayu terhadap budaya lain sangat terbuka.

Lebih lanjut, perkembangan Suku Melayu dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Di bidang budaya, Suku Melayu dikenal karena seni dan kerajinan tangan mereka. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan mencatat bahwa mereka memiliki tradisi seni yang kaya, seperti tarian, musik, dan seni ukir, yang telah berkembang menjadi ciri khas budaya Nusantara.

Budaya Melayu juga mencerminkan akulturasi yang unik. Di Kota Pekanbaru, seperti yang diungkapkan dalam situs DJKN, kita dapat melihat jejak budaya Melayu melalui seni, musik, tari, dan arsitektur. Rumah tradisional Melayu yang megah adalah contoh nyata dari identitas budaya ini.

Selain itu, Suku Melayu juga memiliki bahasa Melayu sebagai bahasa ibu mereka. Bahasa ini telah menjadi salah satu bahasa resmi Indonesia, yang menunjukkan pengaruh besar suku tersebut dalam pembentukan bahasa dan identitas nasional. Di sisi lain, makanan adalah bagian penting dari budaya Melayu. Hidangan seperti rendang, nasi lemak, dan laksa adalah hidangan khas yang menjadi kebanggaan suku Melayu dan telah meraih popularitas di seluruh dunia.

KHUMAR MAHENDRA | RETNO ENDAH DIANING SARI | PUTRI SAFIRA PITALOKA

Pilihan Editor: Mengenal Suku Melayu dan Cakupan Wilayahnya Termasuk yang Berdiam di Pulau Rempang

Berita terkait

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

7 jam lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

15 jam lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

1 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

1 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

1 hari lalu

Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

Dikenal dengan wisata pantai yang memukau, Nias Selatan menjadi tujuan para peselancar dunia. Sektor pariwisata berpeluang menjadi pendongkrak ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

4 hari lalu

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.

Baca Selengkapnya

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

4 hari lalu

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.

Baca Selengkapnya

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

5 hari lalu

BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

5 hari lalu

BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.

Baca Selengkapnya