Kopi Arabika Terpukul Krisis Iklim, Peneliti Sebut Robusta Kopi Masa Depan

Reporter

Terjemahan

Editor

Abdul Manan

Jumat, 2 Agustus 2024 10:00 WIB

Petani memanen kopi buah ujung di perkebunan di Air Hitam Lampung Barat, Ahad, 15 Oktober 2023. Tingginya curah hujan di tahun 2022 berdampak pada menurunnya produksi kopi robusta pada tahun 2023 di Kabupaten Lampung Barat mencapai 20 sampai 50 persen. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Di seluruh dunia, konsumen menikmati lebih dari 2,2 miliar cangkir kopi setiap hari, baik kopi Arabika maupun Robusta. Jumlah petani kopi ditaksir lebih dari 100 juta petani di seluruh dunia. Arabika menduduki posisi lebih favorit karena rasa dan aromanya yang khas.

Seperti halnya tanaman lain, kopi juga terancam krisis iklim. Menurut Earth.com, pada 2050, diperkirakan sekitar 80% produksi Arabika akan terdampak oleh perubahan iklim.

Felipe Ferrao, asisten ilmuwan peneliti dari Universitas Florida, dan rekan-rekannya dari RD2 Vision (Prancis) dan Incaper Institution (Brasil), tengah berupaya menemukan kultivar kopi yang berpotensi menggantikan Arabika dalam jangka panjang.

Ada dua cara yang bisa mencari pengganti Arabika: mengadaptasi praktik budidaya kopi ke lingkungan baru atau berfokus pada spesies yang lebih tangguh. Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Universitas Florida mengisyaratkan bahwa Robusta mungkin menjadi alternatifnya.

"Jika Anda mempertimbangkan bahwa saat ini sekitar 60% biji kopi yang dikomersialkan di seluruh dunia berasal dari kopi arabika, industri kopi tengah mencari alternatif," kata Ferrao. "Beginilah cara dan tempat kopi Robusta muncul sebagai kandidat yang baik."

Advertising
Advertising

Dalam beberapa dekade terakhir, produksi kopi Robusta telah mengalami peningkatan sebesar 30%, sekaligus menunjukkan ketahanannya terhadap ketidakpastian ekonomi dan lingkungan. Ferrao mengatakan, secara keseluruhan, spesies ini menghasilkan lebih banyak kopi daripada Arabika. Dengan menggunakan lebih sedikit input, seperti pupuk dan air. "Seperti namanya, tanaman ini lebih kuat."

Namun Ferrao mengatakan, meskipun permintaan kopi Robusta kemungkinan tidak akan menurun, tantangan terbesar bagi peneliti adalah memenuhi permintaan akan kualitas dan produktivitas yang dibutuhkan oleh rantai kopi. "Dalam hal ini, studi genetika dan pemuliaan dapat memberikan elemen dasar untuk pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman dan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas."

Tim peneliti mengevaluasi kopi Robusta dan Arabika untuk berbagai sifat di tiga lokasi dataran tinggi di Brasil selama lima tahun. Tujuannya adalah untuk menilai apakah kultivar Robusta berpotensi menghasilkan panen yang kuat di iklim alternatif dan, yang terpenting, apakah mereka juga memberikan rasa.

Hasilnya, Robusta menunjukkan daya adaptasi yang tinggi terhadap daerah dataran tinggi, sehingga selaras dengan profil produksi dan rasa yang baik. Hal ini menjadikannya kandidat yang tepat untuk "kopi masa depan" atau kopi yang cerdas terhadap iklim.

Penelitian ini mengusulkan bahwa Robusta dapat menawarkan tiga karakteristik utama untuk kultivar kopi masa depan, yaitu karena keberlanjutannya, kualitas serta plastisitasnya.

Para ilmuwan sekarang sedang mengeksplorasi potensinya untuk tumbuh di Florida. "Di Florida, kami memiliki beberapa uji coba untuk menguji kopi Robusta dan Arabika di lokasi yang berbeda. Jika dibandingkan dengan Brasil, perbedaan dalam sifat tanah, distribusi curah hujan, suhu, dan kejadian cuaca tentu akan memengaruhi produksi kopi dan kualitasnya," kata Ferrao.

Tim yang bermarkas di Florida, termasuk para peneliti dari Tropical Research and Education Center (TREC) di Homestead dan Gainesville, kini tengah menguji kopi sebagai tanaman alternatif bagi para petani Florida. Uji coba ini menandai pertama kalinya serangkaian bahan kopi yang beragam diuji dalam kondisi alam Florida.

Pilihan Editor: Dukung Ketahanan Pangan, Unand dan Unhan Kembangkan Riset Gandum Bibit Slovakia

Berita terkait

Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

3 hari lalu

Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

Pakar memperingatkan bahwa AI bisa memerparah krisis iklim karena konsumsi energinya yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Cara Dion Wiyoko Promosikan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

25 hari lalu

Cara Dion Wiyoko Promosikan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Dion Wiyoko menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari sebagai komitmen mempromosikan keberlanjutan.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Resiliensi Anak Hadapi Perubahan Iklim

39 hari lalu

Pentingnya Resiliensi Anak Hadapi Perubahan Iklim

KemenPPPA menegaskan pentingnya membentuk resiliensi dan kesiapsiagaan anak terhadap bencana untuk menghadapi kompleksitas akibat perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Hadapi Krisis Iklim, FAO Revisi Pedoman Pengelolaan Risiko Kebakaran Hutan

44 hari lalu

Hadapi Krisis Iklim, FAO Revisi Pedoman Pengelolaan Risiko Kebakaran Hutan

FAO menerbitkan pedoman baru yang bisa dipakai negara-negara untuk mengelola risiko kebakaran hutan yang kian tinggi akibat krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Dari IPB University dan DuckDuckGo sampai Risiko Aborsi Sekalipun Bersyarat di Top 3 Tekno

46 hari lalu

Dari IPB University dan DuckDuckGo sampai Risiko Aborsi Sekalipun Bersyarat di Top 3 Tekno

Selain prestasi IPB University, kelebihan-kekurangan DuckDuckGo, dan risiko aborsi dari IDI, ada pula krisis Kopi Arabica dan cuaca Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: IPB Juara Satria Data, Plus Minus DuckDuckGo, dan Krisis Kopi Arabika

47 hari lalu

Top 3 Tekno: IPB Juara Satria Data, Plus Minus DuckDuckGo, dan Krisis Kopi Arabika

Kemenangan IPB dalam ajang Satria Data 2024 dan ulasan soal peramban DuckDuckGo masuk Top 3 Tekno, Sabtu, Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Sejarah Perkebunan Kopi di Indonesia Sejak Abad ke-17, Hingga Tembus Pasar Dunia

48 hari lalu

Sejarah Perkebunan Kopi di Indonesia Sejak Abad ke-17, Hingga Tembus Pasar Dunia

Kopi pertama diperkenalkan Belanda pada 1696. Beberapa jenis kopi lokal kemudian muncul seperti kopi Toraja, kopi Kintamani, Kopi Gayo dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Dua Jenis Kopi Populer: Kopi Robusta dan Kopi Arabika

48 hari lalu

Perbedaan Dua Jenis Kopi Populer: Kopi Robusta dan Kopi Arabika

Dua jenis kopi yang paling dikenal di Indonesia di antaranya ialah kopi arabika dan kopi robusta. Apa perbedaan yang cukup kentara keduanya?

Baca Selengkapnya

Dampak Krisis Iklim, Curah Hujan Semakin Tidak Dapat Diprediksi

49 hari lalu

Dampak Krisis Iklim, Curah Hujan Semakin Tidak Dapat Diprediksi

Dalam studi ini, sebagai dampak krisis iklim, variabilitas curah hujan telah meningkat sejak 1900-an.

Baca Selengkapnya

Kekeringan Melanda Imbas Krisis Iklim, Peneliti BRIN Sarankan Metode Ini

55 hari lalu

Kekeringan Melanda Imbas Krisis Iklim, Peneliti BRIN Sarankan Metode Ini

Perubahan iklim berpotensi menggerus persediaan air di banyak wilayah Indonesia setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya