Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

image-gnews
Sepasang warga duduk di tebing Sungai Missouri River memandangi bulan purnama
Sepasang warga duduk di tebing Sungai Missouri River memandangi bulan purnama "Harvest Moon" di Kansas City, 8 september 2014. Fenomena supermoon ketiga pada 2014 akan menjadi yang terakhir di tahun ini. AP/Charlie Riedel
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSupermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024. Fenomena ini terbentuk karena fase Bulan Penuh atau purnama berbarengan dengan titik perigee Bulan (jaraknya yang terdekat dari Bumi).

Dikutip dari keterangan yang diberikan akun InfoAstronomy di media sosial X, peristiwa supermoon ini bisa diamati sepanjang malam hingga pagi nanti saat Bulan tenggelam.

"Supermoon adalah fenomena astronomi yang nggak berkaitan dengan fenomena apapun yang terjadi di Bumi, termasuk gempa Bumi. Jangan mau dibohongi pakai supermoon," bunyi pesan yang disertakan akun tersebut.

Diterangkan, fenomena supermoon hanya disebabkan oleh orbit elips Bulan mengitari Bumi. Dia terlihat lebih besar daripada biasanya karena purnama atau fase Bulan Penuh, dan berada pada titik orbit yang jaraknya terdekat dari Bumi (363.300 kilometer).

Jika dibandingkan saat berada di titik apogee atau titik terjauhnya dari Bumi (405.500 kilometer), Bulan Purnama malam ini terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang. Syaratnya, tentu saja, langit yang cerah tanpa awan tebal dan hujan sehingga pengamatan bisa dilakukan.

Bulan mencapai titik perigee kali ini tepatnya pada Rabu malam, 18 Septemer 2024, pukul 20.28 WIB. Harvest moon, begitu supermoon September ini juga dikenal dalam tradisi Amerika Utara. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalaupun tidak bisa teramati secara visual, efeknya bisa dicek lewat air pasang laut yang lebih tinggi daripada biasanya. Penyebabnya, Bulan berada lebih dekat dengan Bumi sehingga gravitasi Bulan menarik air laut lebih kuat.

"Fenomena ini tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kehidupan di Bumi, tetapi lebih pada keindahan visual dan potensi untuk mempelajari hubungan antara orbit Buman dan dinamika pasang surut," kata periset di Pusat Riset Antariksa BRIN, Farahhati Mumtaha di akun Instagram BRIN Indonesia.

Puncak fenomena supermoon hanya satu malam ini, layaknya Bulan Purnama biasa. Setelahnya, Bulan tetap akan terlihat besar dan terang selama beberapa malam

SCIENCE.NASA 

Pilihan Editor: Dampak Siklon Tropis Pulasan dan Bibit Siklon 98W

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

26 menit lalu

Tim Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Eksakta Pekan Ilmiah Nasional 2024 dari Fakultas MIPA Unpad membuat sensor untuk deteksi gelatin babi pada produk makanan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah atau sisa konsumsi kulit jeruk siam. Dok.Unpad
Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.


BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

1 hari lalu

BRIN Varietas Cabai Tahan Kekeringan. (BRIN)
BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.


Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Ketua Dewan Adat Papua Dominikus Surabut (kanan) dan Manfun Apolos Sroyer (kiri) saat memberikan keterangan kepada wartawan. ANTARA/HO-Dok Dewan Adat Papua
Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

2 hari lalu

Ketua Dewan Adat Papua Dominikus Surabut (kanan) dan Manfun Apolos Sroyer (kiri) saat memberikan keterangan kepada wartawan. ANTARA/HO-Dok Dewan Adat Papua
Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.


Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

Topik tentang gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

2 hari lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

3 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

5 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

6 hari lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.