Marak Pasien Anak Cuci Darah, Menkes: Orang Indonesia Suka Gula

Jumat, 2 Agustus 2024 20:02 WIB

Seorang wanita pengidap penyakit gagal ginjal, Monalisa Theresia melakukan cuci darah menggunakan proses Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysys (CAPD) di RSCM Salemba, Jakarta, (28/3). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaitkan fenomena cuci darah pada pasien anak-anak dengan tren konsumsi gula yang tinggi. Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan gagal ginjal pada pasien berusia muda, sehingga harus menjalan cuci darah.

“Banyak anak-anak sekarang dikasih minum sama makan gulanya tinggi. Indonesia itu suka gula,” kata Menkes di Bandung, Jumat, 2 Agustus 2024.

Dalam sehari, menurut Budi, konsumsi gula seharusnya maksimal hanya 4 sendok. Bila berlebih, efeknya bisa mengganggu berbagai organ, mulai dari ginjal, hati, jantung, serta memicu stroke. Fenomena cuci darah pada anak, dia meneruskan, dialami sebagian penderita diabetes di Indonesia yang jumlahnya mencapai 13 persen dari total populasi saat ini

“Diabetes itu kalau tidak diberi treatment setiap hari, dalam 5-6 tahun bisa jadi penyakit kronis,” tutur Budi.

Budi menyebut pola konsumsi gula seseorang bisa diperkirakan secara sederhana. “Ukurannya paling gampang itu lihat celana jeans. Kalau di atas (size) 34, itu kemungkinan gulanya banyak.”

Advertising
Advertising

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin atau RSHS Bandung termasuk institusi kesehatan yang sedang dibanjiri pasien anak penderita penyakit ginjal. Rentang usia para pasien tersebut antara 0 hingga 18 tahun

Staf Divisi Nefrologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, Ahmedz Widiasta, mengatakan selalu ada 10-20 pasien anak per bulan yang membutuhkan pengobatan. Pasien yang datang dari banyak daerah ini biasanya dirujuk kembali ke rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk cuci darah.

“Beberapa anak (pengobatannya) diubah menjadi cuci darah lewat perut, sehingga bisa dilakukan di rumah,” kata Widiasta di Bandung, Rabu, 31 Juli 2024.

Pasien anak untuk penyakit ginjal kronik bisa diperiksa di dua poliklinik, yaitu klinik hemodialisis dan klinik ginjal. Jumlah pasien hariannya bisa mencapai 20-50 orang, terutama pada Senin dan Kamis. “Sedangkan jumlah pasien cuci darah rutin di klinik hemodialisis berkisar 5 orang per hari,” tutur dia.

Ketua Divisi Nefrologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, Dany Hilmanto, mengatakan gangguan ginjal bisa muncul mendadak dan berlangsung lama. “Angka kejadian penyakit ginjal kronik yang memerlukan cuci darah seumur hidup pada anak cenderung meningkat,” ujar Dany.

ANTARA | ANWAR SISWADI

Pilihan Editor: Mahasiswa UGM Kembangkan Obat Kanker dari Albumin Ikan Gabus

Berita terkait

Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

1 hari lalu

Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dan DPR tidak akan melanjutkan pembahasan RUU Pengawasan Obat dan Makanan.

Baca Selengkapnya

Dirut RSHS Bandung Jelaskan Jam Kerja PPDS, Tugas Jaga Diatur Bergantian

1 hari lalu

Dirut RSHS Bandung Jelaskan Jam Kerja PPDS, Tugas Jaga Diatur Bergantian

Menurut Rachim, jam kerja harian mahasiswa PPDS di RSHS Bandung mulai dari pukul 07.00 hingga 15.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Kasus Bullying PPDS Undip: Sejumlah Mahasiswa Diperiksa, Menkes Heran Dilaporkan

2 hari lalu

Babak Baru Kasus Bullying PPDS Undip: Sejumlah Mahasiswa Diperiksa, Menkes Heran Dilaporkan

Tim hukum Undip memberikan pendampingan ke sejumlah mahasiswa PPDS yang dimintai keterangan polisi soal kasus bullying.

Baca Selengkapnya

Menkes Budi Gunadi Heran Dilaporkan Sebarkan Hoaks Perundungan PPDS yang Telah Diakui Undip

2 hari lalu

Menkes Budi Gunadi Heran Dilaporkan Sebarkan Hoaks Perundungan PPDS yang Telah Diakui Undip

Menkes Budi Gunadi menyatakan segara praktik perundungan pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) harus diakhiri dan tak usah ditutup-tutupi.

Baca Selengkapnya

Menkes Dilaporkan ke Bareskrim Soal Hoaks PPDS Undip, Kemenkes: Ada Upaya Menutupi Investigasi

5 hari lalu

Menkes Dilaporkan ke Bareskrim Soal Hoaks PPDS Undip, Kemenkes: Ada Upaya Menutupi Investigasi

Komite Solidaritas Profesi dan Satuan Anti Kebohongan yang melaporkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin soal hoaks PPDS Undip ke Bareskrim.

Baca Selengkapnya

Komite Solidaritas Profesi Ungkap 4 Kebohongan yang Disebarkan Menkes Soal PPDS Undip

6 hari lalu

Komite Solidaritas Profesi Ungkap 4 Kebohongan yang Disebarkan Menkes Soal PPDS Undip

Komite Solidaritas Profesi melaporkan Menkes Budi Gunadi Sadikin ke Bareskrim karena menyebarkan berita bohong soal PPDS Undip.

Baca Selengkapnya

Komite Solidaritas Profesi Laporkan Menkes ke Bareskrim, Tuding Sebarkan Berita Bohong soal PPDS Undip

6 hari lalu

Komite Solidaritas Profesi Laporkan Menkes ke Bareskrim, Tuding Sebarkan Berita Bohong soal PPDS Undip

Komite Solidaritas Profesi dan Satuan Anti Kebohongan melaporkan Menkes Budi Gunadi Sadikin ke Bareskrim soal PPDS Undip.

Baca Selengkapnya

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

7 hari lalu

Pemprov Papua Minta Warga Gunakan Masker untuk Cegah Penularan Mpox

Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan setempat meminta masyarakat agar mulai menerapkan penggunaan masker guna mencegah penularan virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet

Baca Selengkapnya

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

9 hari lalu

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

Dengan Bio Farma melakukan inisiatif ini, Menkes bilang rumah sakit tinggal beli PET Scan-nya saja.

Baca Selengkapnya

Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

13 hari lalu

Menkes Sebut 88 Penderita Mpox di Indonesia Sembuh, Vaksin dan Alat Periksa Sudah Disebar

Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan penderita Mpox atau cacar monyet varian virus clade IIB di Indonesia sudah sembuh 100 persen.

Baca Selengkapnya