Kepala BRIN: Pemanfaatan Nuklir Tinggal Disahkan DPR

Kamis, 8 Agustus 2024 16:34 WIB

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan nuklir sudah masuk menjadi bagian energi baru terbarukan atau EBT. Menurut dia, kebijakan ihwal pemanfaatan nuklir ini hanya menunggu disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Ya sekarang kan sudah (nuklir dikategorikan EBT), sudah selesai pembahasannya, tinggal disahkan saja oleh DPR," kata Handoko saat ditemui Tempo di sela agenda Indonesia Research and Innovation Expo (INARI Expo) 2024 di Cibinong, Jawa Barat, Kamis, 8 Agustus 2024.

Handoko turut mengomentari pembahasan soal nuklir yang tengah ramai diperbincangkan akhir-akhir ini. Menurut dia, nuklir bukan hal yang baru dari bagian transisi energi. Dia memastikan BRIN akan turut andil dalam pengembangan tenaga nuklir di Indonesia.

"Saya yakin bisa, dan kita menuju ke sana, karena ketahanan energi kita tidak mungkin tercapai tanpa adanya sumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)," ujar Handoko.

Handoko dengan tegas memastikan bahwa nuklir termasuk pada bagian EBT. Dia mencontohkan pada skala global bahwa banyak negara yang sudah mengembangkan maupun memanfaatkan sumber energi ini.

Advertising
Advertising

"Nuklir itu kan EBT, di mana pun di dunia ini, nuklir itu kan bagian dari EBT, dan di RUU EBT yang baru itu, semangat ini jelas terlihat juga," ucap Handoko.

Sebelumnya diberitakan, Peneliti BRIN Haryo Seno mengatakan hanya diperlukan pasokan 1,1 kilogram uranium ke pembangkit energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik manusia dari lahir hingga berumur 73 tahun.

Sebagai perbandingannya, kata Haryo, dibutuhkan setidaknya 88 ton batu bara atau 47 ribu kilogram gas bumi atau 65 ribu kilogram minyak untuk mendapatkan jumlah energi yang setara.

"Dengan energi nuklir, masyarakat hanya membutuhkan konsumsi energi sebesar telur ayam seumur hidup. Bayangkan betapa hematnya," ujar pengembang teknologi nuklir di Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir BRIN ini.

Energi nuklir juga diklaim Haryo lebih ramah lingkungan ketimbang industri batu bara dan sejenisnya. Walaupun nuklir masih menghasilkan emisi karbondioksida, menurut Haryo, jumlahnya cenderung lebih kecil ketimbang industri energi yang lain. Bahkan, emisi ini bisa dikurangi jumlahnya melalui jenis PLTN yang dibangun.

Pilihan Editor: Saingi OpenAI Sora, ByteDance Luncurkan Aplikasi Pembuat Video Berdasarkan Teks Jimeng AI

Berita terkait

Kemnaker Diminta Terbitkan Aturan Perlindungan Pekerja Platform, Anggota DPR: Negara Memang Harus Hadir

4 jam lalu

Kemnaker Diminta Terbitkan Aturan Perlindungan Pekerja Platform, Anggota DPR: Negara Memang Harus Hadir

pemerintah Indonesia perlu menjadikan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Platform yang diterbitkan Singapura sebagai benchmark atau pembanding untuk menerbitkan aturan serupa di tanah air

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

6 jam lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

16 jam lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

1 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kurangi Ancaman Diabet Tergantung Prabowo

1 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kurangi Ancaman Diabet Tergantung Prabowo

Rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan bergulir sejak 2017 dan sempat masuk RAPBN 2024 sebesar Rp3,08 triliun, tapi tidak dijalankan

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

2 hari lalu

Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

Keputusan Kementerian Keuangan menerima usulan BAKN DPR RI soal tarif cukai minuman berpemanis 2,5 persen, dinilai YLKI hanya main-main.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

DPR Usulkan Tarif Cukai Minuman Berpemanis

2 hari lalu

DPR Usulkan Tarif Cukai Minuman Berpemanis

DPR mengusulkan tarif cukai minuman berpemanis dalam kemasan hingga 20 persen

Baca Selengkapnya

Kata TII dan Pakar Hukum Tata Negara Soal Pembatalan Caleg Terpilih oleh Parpol

3 hari lalu

Kata TII dan Pakar Hukum Tata Negara Soal Pembatalan Caleg Terpilih oleh Parpol

Pakar hukum tata negara mengatakan KPU tidak boleh menindaklanjuti surat penggantian caleg terpilih dari pimpinan parpol.

Baca Selengkapnya

Anggaran Kemenkop UKM Turun Signifikan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah

3 hari lalu

Anggaran Kemenkop UKM Turun Signifikan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah

Anggaran Kemenkop UKM turun 37,44 persen untuk mendukung program pemerintahan baru

Baca Selengkapnya