Mengenal Ancaman Gempa Megathrust yang Menghantui Jepang

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 10 Agustus 2024 21:31 WIB

Ilustrasi gempa. geo.tv

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Jepang kembali diguncang gempa dahsyat magnitudo 7,1 SR yang dikaitkan dengan Gempa Megathrust hingga membuat Badan Meteorologi setempat mengeluarkan peringatan ancaman tsunami. Lantas apa itu Gempa Bumi Megathrust?

Sebagaimana diketahui Jepang merupakan salah satu negara yang yang paling rawan dengan bencana gempa bumi. Adapun gempa magnitudo 7,1 SR mengguncang wilayah Jepang pada Kamis, 8 Agustus kemarin. Badan Meteorologi Jepang (JMA) juga menyebut kemungkinan terjadinya gempa yang lebih besar dan dikaitkan dengan Gempa Bumi Megathrust.

Apa Itu Gempa Megathrust

Gempa Megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar dan terjadi di zona subduksi. Dilansir dari Antara, Gempa Megathrust adalah gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" memiliki arti besar, sedangkan kata "Thrust" artinya sesar sungkup. Letaknya di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra). Zona megathrust merupakan istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Oleh karena itu, gempa dalam skala besar di laut dapat memicu tsunami.

Dikutip dari laman resmi Kobe University, ada peluang 70-80 persen bahwa Gempa Bumi Megathrust Palung Nankai, Jepang akan terjadi dalam 30 tahun ke depan yang diperkirakan akan menyebabkan kerusakan jauh lebih besar daripada Gempa Bumi Besar Jepang Timur 2011.

Advertising
Advertising

Untuk diketahui, Palung Nankai merupakan Palung bawah laut sepanjang 800 km membentang dari Shizuoka, sebelah barat Tokyo, hingga ujung selatan pulau Kyushu. Area ini disebut sebagai "zona subduksi" di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik yang telah menjadi lokasi gempa bumi dahsyat berkekuatan delapan atau sembilan skala Richter setiap satu atau dua abad.

Masih dari sumber yang sama, Gempa Bumi Megathrust ini dipercaya akan terjadi ketika energi regangan yang terakumulasi di antarmuka lempeng karena subduksi lempeng Laut Filipina di bawah lempeng Eurasia (atau lempeng Amur) di sisi daratan melebihi batas tertentu, yang akan menyebabkan lempeng Eurasia kontinental muncul.

Tak hanya itu, Gempa Megathrust yang umumnya sering terjadi secara berpasangan, disebut dapat menimbulkan tsunami berbahaya di sepanjang pantai selatan Jepang.

Berdasarkan sejarahnya, pada 1707 semua bagian Palung Nankai pecah sekaligus yang mengakibatkan gempa bumi yang hingga kini dikenal sebagai gempa bumi terkuat kedua yang pernah tercatat di negara itu. Gempa bumi itu, yang juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji, diikuti oleh dua letusan besar Nankai yang dahsyat pada 1854, serta sepasang letusan pada 1944 dan 1946.

CNA | KOBE-U.AC | ANTARANEWS
Pilihan editor: BMKG Ingatkan Ancaman Sesar Sumatera di Darat, Meski Magnitudo Tidak Besar Kerusakan Signifikan

Berita terkait

Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

5 hari lalu

Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Panik, Simak 10 Tips Hadapi Gempa Megathrust

5 hari lalu

Tak Perlu Panik, Simak 10 Tips Hadapi Gempa Megathrust

Berikut 10 tips atau sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa megathrust. Pahami potensi risiko dan persiapkan diri dengan baik

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Gempa Bumi? Ini Penjelasan Lengkapnya

8 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Gempa Bumi? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ketahui penyebab gempa bumi yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini karena adanya pergerakan lempeng.

Baca Selengkapnya

Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

12 hari lalu

Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

Gelombang tsunami PHK terus bergulir. Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

13 hari lalu

Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

op 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 4 September 2024, dipuncaki artikel penjelasan segmen-segmen megathrust di Indonesia oleh peneliti BRIN.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

14 hari lalu

Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

Simulasi gempa maksimal dari Segmen Megathrust Jawa Barat menghasilkan prediksi tsunami sampai 20 meter di pesisir. Bangunan roboh bisa sampai Jakarta

Baca Selengkapnya

Mulai Diadopsi Kominfo, Secanggih Apa Sistem Peringatan Dini Bencana di Jepang?

14 hari lalu

Mulai Diadopsi Kominfo, Secanggih Apa Sistem Peringatan Dini Bencana di Jepang?

Skema penyiaran peringatan dini bencana yang sedang dikembangkan oleh Kominfo mirip dengan teknologi yang selama ini dipakai di Jepang.

Baca Selengkapnya

3 Cara Menghadapi Ancaman Gempa Megathrust, Siapkan Tas Siaga Bencana

15 hari lalu

3 Cara Menghadapi Ancaman Gempa Megathrust, Siapkan Tas Siaga Bencana

BMKG mengatakan akan ada potensi gempa megathrust yang menyebabkan tsunami. Berikut ini beberapa kiat dalam menghadapi ancaman gempa megathrust.

Baca Selengkapnya

Pj Wako Padang Soal Isu Megathrust: Jangan Panik, Tetap Waspada

16 hari lalu

Pj Wako Padang Soal Isu Megathrust: Jangan Panik, Tetap Waspada

Dalam keadaan bencana gedung-gedung pemerintah bisa dimanfaatkan sebagai TES (Tempat Evakuasi Sementara).

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Siaga Bencana Sudah Jadi Budaya Nenek Moyang Kita

17 hari lalu

Peneliti BRIN: Siaga Bencana Sudah Jadi Budaya Nenek Moyang Kita

Peneliti BRIN menyebutkan budaya siaga bencana telah ada sejak zaman nenek moyang tinggal di Nusantara dan mitigasi yang tepat bisa kurangi korban.

Baca Selengkapnya