Wacana BRIN Pindahkan Benda Arkeologi Papua Mirip dengan Kasus di Barus, Pemerhati Budaya Sebut Aturan Aneh

Selasa, 13 Agustus 2024 10:02 WIB

Gambar tampilan pecahan gerabah unik yang ditemukan di situs prasejarah Kampung Lama Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua. Kredit: Balai Arkeologi Papua

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati budaya Papua, Enrico Yori' Kondologit, menolak kebijakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang ingin memindahkan koleksi benda arkeologi asli Papua ke Cibinong, Jawa Barat. Wacana pemindahan ini sudah mulai diketahui para punggawa budaya Papua semenjak tiga pekan terakhir, namun surat resmi ke masyarakat adat disebut tak kunjung didapatkan.

"Saya jujur, belum melihat isi surat pemberitahuan pemindahan itu, namun kabar dari rekan di lapangan. Wacana pemindahan ini sudah bergulir informasinya sejak tiga minggu belakang," kata Enrico yang juga kurator di Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih, saat dihubungi Tempo, Senin, 12 Agustus 2024.

Pemindahan koleksi arkeologi asli Papua ke kantor BRIN di Cibinong itu digadang-gadang sebagai bagian dari penyatuan benda bersejarah di daerah ke satu tempat. Papua bukan satu-satunya daerah yang menjadi korban pemindahan ini, sebelumnya wacana pemindahan juga menyasar benda arkeologi di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

"Iya kami juga sudah dengar soal Barus itu. Ini kan aneh aturan BRIN ini. Padahal benda arkeologi itu salah satu bentuk peninggalan sejarah. Kebudayaan tak bisa dijauhkan dari hal semacam itu. Kehidupan mereka (masyarakat) tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan masa silam," ujar Enrico lewat panggilan telepon.

Menurut Enrico, kebudayaan adalah identitas dan setiap benda bersejarah mempunyai cerita masing-masing yang bisa diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Dia menegaskan tidak sepaham dengan wacana pemindahan itu, sebab akan menjauhkan atau menghilangkan identitas orang asli Papua.

Advertising
Advertising

"Karena dengan dipindahkan, akan memutus akses dan mata rantai pengetahuan generasi kita yang sekarang, tentang kekayaan budaya yang dimiliki. Spirit atau nilai dari benda arkeologi itu akan hilang, kalau dipindahkan ke bukan lokasi asalnya," ucap Enrico.

Enrico bukan bergerak sendirian untuk menolak pemindahan itu, sedikitnya ada 24 organisasi dan lembaga yang turut kontra akan kebijakan ini. Enrico mengaku sudah menyebarkan petisi online untuk menolak wacana tersebut, supaya informasi pemindahan benda arkeologi asli Papua bisa sampai ke masyarakat yang lebih luas.

Informasi yang diterima Enrico, seluruh benda arkeologi Papua yang kini berada di kantor BRIN Jayapura, harus dipindahkan ke BRIN Cibinong menjelang 16 Desember 2024. Pihaknya sudah mencoba audiensi dan mengecek barang koleksi yang kini tersimpan di BRIN Jayapura, namun tidak membuahkan hasil.

"Orang di sana (BRIN Jayapura), selalu bilang kalau ini adalah program pusat. Mereka hanya menjalankannya saja. Bahkan penjagaan di sekitar kantor itu sudah mulai ketat saat ini, tidak sembarang orang boleh masuk. Kawan wartawan pun agak sulit masuk ke sana, harus ada surat dari pusat," ujar Enrico.

Sementara itu, selaku Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN di Jayapura, Erlin Novita Idje Djami, mengatakan rencana pemindahan itu sedang dievaluasi oleh BRIN di Jakarta.

Dia menolak untuk berkomentar ihwal pemindahan itu. "Pemindahan artefak saat ini sedang dievaluasi di pusat. Karena kebijakan ada di pusat, saya tidak bisa menjelaskan apa-apa," kata Erlin kepada Tempo melalui pesan singkat WhatsApp.

Sebelumnya, Erlin sempat memberi komentar ke media lokal Papua, Jubi, ihwal pemindahan itu. Dia menerangkan kalau relokasi artefak yang ada di BRIN Jayapura disebabkan oleh lokasi yang kurang memadai sebagai tempat penyimpanan koleksi.

"Pemindahan artefak yang ada di balai sini saja karena sudah ada perubahan fungsi kantor kami ini menjadi tempat kerja, bukan tempat penyimpanan. Sementara tempat penyimpanan sudah disiapkan di Cibinong, Jawa Barat," kata Erlin, sembari menyebut, "Alasan lain adalah perawatan, sehingga benda-benda arkeologi yang ada di sini tidak ada perawatannya. Jadi perawatan akan terkonsentrasi di satu tempat."

BRIN Klaim Arkeologi Aset Negara

Ihwal pemindahan benda arkeologi pernah kisruh di Barus, Tapanuli Tengah. Wacana ini sangat mirip dengan kebijakan pemindahan koleksi di Papua ke Cibinong, Jawa Barat. Untuk kasus di Barus, BRIN mengklaim koleksi arkeologi adalah aset berharga milik negara dan harus dipastikan keamanannya.

"Koleksi itu aset negara dan memang kami harus memastikan bahwa bisa dikonservasi secara aman dan tidak ada potensi terbakar, hilang dan seterusnya," kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 21 Juni 2024.

Menurut Handoko, rencana pemindahan koleksi telah mulai dibicarakan sejak tahun lalu, namun surat resmi baru diterbitkan tertanggal 31 Mei 2024 oleh Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN. Tujuannya tertera untuk pendataan spesimen sebagai persiapan migrasi koleksi arkeologi, dan sejatinya dilakukan pada 3-10 Juni 2024 lalu. BRIN menggandeng pekerja CV Sinergi Indonesia untuk pemindahan koleksi tersebut.

Pilihan Editor: Greenpeace Sebut Klaim Jokowi tentang Kualitas Udara IKN Tidak Relevan

Berita terkait

Dirjen GTK Kemendikbud: Lulusan SMA di Papua Bisa Jadi Guru SD

4 jam lalu

Dirjen GTK Kemendikbud: Lulusan SMA di Papua Bisa Jadi Guru SD

Kebutuhan jumlah guru di Provinsi Papua masih belum seimbang.

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

11 jam lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Permintaan TPNPB-OPM ke Pemerintah Indonesia soal Pembebasan Pilot Susi Air, Apa Saja?

1 hari lalu

Permintaan TPNPB-OPM ke Pemerintah Indonesia soal Pembebasan Pilot Susi Air, Apa Saja?

TPNPB-OPM mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Berikut permintaannya ke pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM: Proposal Pembebasan Pilot Susi Air Tak Berkaitan dengan Kunjungan Paus Fransiskus

1 hari lalu

TPNPB-OPM: Proposal Pembebasan Pilot Susi Air Tak Berkaitan dengan Kunjungan Paus Fransiskus

TPNPB-OPM telah mengajukan proposal kepada pemerintah Indonesia dan Selandia Baru soal rencana pembebasan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Proposal Pembebasan Pilot Susi Air Diumumkan, OPM Minta Pemerintah Tak Lakukan Operasi Militer

2 hari lalu

Proposal Pembebasan Pilot Susi Air Diumumkan, OPM Minta Pemerintah Tak Lakukan Operasi Militer

OPM mengatakan pemerintah Indonesia tidak boleh melakukan operasi militer selama proses pembebasan pilot Susi Air tersebut.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

2 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

2 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya