Warga Sekitar Tagih Rencana Luhut Tutup PLTU Suralaya, Ini Alasannya

Kamis, 22 Agustus 2024 19:07 WIB

Suasana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 di kawasan Suralaya, Cilegon, Banten, Rabu, 31 Juli 2024. Nantinya, PLTU ini akan menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang menggunakan amonia hijau serta hidrogen hijau mendampingi batu bara dalam proses produksinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Edi Suriana, warga Kelurahan Suralaya di Kota Cilegon, Banten, masih mempertanyakan komitmen pemerintah ihwal rencana penutupan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Suralaya. Pasalnya, pemerintah terkesan masih setengah hati mengeksekusi rencana yang diklaim bisa mengatasi masalah polusi udara di Jakarta itu.

“Jika sudah tidak layak, kenapa harus dipaksa produksi?" kata Edi kepada Tempo, Rabu, 21 Agustus 2024.

Fasilitas pembangkit listrik di Suralaya itu dibangun pada 1984. Pembangkit pertama yang dibangun adalah PT Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya atau sering disebut dengan PLTU Suralaya Lama. Proyek itu awalnya terdiri dari 2 unit pembangkit, kemudian secara bertahap menjadi 7 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 Megawatt (MW).

Pembangkit ke-8 yang dibangun pada Desember 2011 kemudian disebut sebagai Suralaya Baru. Meski proyek ini menuai protes, terutama akibat polusi dari pembakaran batu bara, pemerintah kembali menambah dua pembangkit lagi, yaitu PLTU Unit 9 dan Unit 10, dengan total kapasitas 2 x 1.000 MW. Proyek yang dibangun mulai Januari 2020 ditargetkan beroperasi pada 2024.

Belakangan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan akan mengkaji kemungkinan penutupan PLTU Suralaya. Meski sudah dipastikan untuk menekan polusi udara Jakarta, belum ada rincian soal unit mana yang ditutup.

Advertising
Advertising

Sejak beroperasi sejak 40 tahun lalu, kata Edi, PLTU Suralaya tidak banyak mengakomodir kebutuhan warga di sekitar basisnya, Menurut dia, selama ini kesempatan kerja bagi warga tidak terpenuhi. Jumlah warga Suralaya yang bekerja di PT PLN Indonesia Power, sebagai operator PLTU Suralaya Unit 1-8, disebut kurang dari 10 orang.

"(Warga Suralaya) tidak ada 1 persen dari total karyawan Indonesia Power," kata dia.

Edi membenarkan ada ratusan warga yang bekerja sebagai petugas keamanan maupun petugas kebersihan di PLTU Suralaya. Namun, pendaftarannya melalui agensi yang bermitra dengan Indonesia Power. "Yang jadi security kurang lebih 30 orang dan yang ikut kerja di cleaning service atau lainya sekitar 200-300 orang,” tutur Edi.

Bukan hanya peluang kerja yang minim, dia menyebut operator PLTU Suralaya juga tidak memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan alias CSR. Tanggung jawab yang dimaksud adalah pemenuhan hak kesehatan bagi warga yang terkena gangguan pernapasan akibat polusi udara.

Sekretaris PT Indonesia Power, Agung Siswanto, mengatakan entitasnya telah mematuhi aturan ambang batas baku mutu lingkungan. Dia juga mengklaim bahwa polusi yang ditimbulkan dari operasional PLTU Suralaya tidak melebihi batas yang layak bagi kesehatan warga.

"Pada prinsipnya kami selaku operator mengikuti regulasi pemerintah," kata Agung kepada Tempo pada April 2024.

Pilihan Editor: Bocoran Ungkap Kapasitas Baterai dan Kecepatan Pengisian Daya Oppo Find X8 Ultra

Berita terkait

Luhut Sebut Prabowo Terharu saat Ikut Sidang Kabinet Terakhir Jokowi

4 hari lalu

Luhut Sebut Prabowo Terharu saat Ikut Sidang Kabinet Terakhir Jokowi

Luhut mengungkap bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto sempat menyampaikan paparan dalam Sidang Kabinet terakhir pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

4 hari lalu

Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

Presiden Jokowi masih berkantor di IKN. Ia akan memimpin sidang paripurna kabinetnya yang terakhir hari ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jabodetabek, Pemerintah Didesak Sediakan BBM Standar Euro 4

5 hari lalu

Polusi Udara Jabodetabek, Pemerintah Didesak Sediakan BBM Standar Euro 4

Hasil simulasi penerapan BBM ramah lingkungan yang sesuai teknologi Euro 4 disebut mampu menurunkan polusi udara secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Tragedi Rempang Setahun Lalu: Upaya Pengosongan Pulau Rempang Demi PSN Rempang Eco City, Milik Siapa?

8 hari lalu

Tragedi Rempang Setahun Lalu: Upaya Pengosongan Pulau Rempang Demi PSN Rempang Eco City, Milik Siapa?

Setahun lalu atau tepatnya pada 7 September 2023, terjadi bentrokan antara aparat dengan warga Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Baca Selengkapnya

Polusi Udara akan Menjadi Pekerjaan Rumah Besar Pemerintahan Prabowo-Gibran

9 hari lalu

Polusi Udara akan Menjadi Pekerjaan Rumah Besar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pemerintahan Prabowo-Gibran akan dituntut untuk menyelesaikan persoalan polusi udara yang semakin parah.

Baca Selengkapnya

Bicara Udara: Masalah Polusi Udara Perlu Jadi Prioritas Pemerintahan Baru

10 hari lalu

Bicara Udara: Masalah Polusi Udara Perlu Jadi Prioritas Pemerintahan Baru

Bicara Udara mendorong pemerintahan Prabowo menjadikan polusi udara sebagai masalah prioritas nasional yang perlu diatasi.

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

11 hari lalu

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes menyoroti mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Transisi Energi dan Dekarbonisasi, Luhut Sebut Harus Adil dengan Ekonomi dan Berjalan Beriringan

11 hari lalu

Soal Transisi Energi dan Dekarbonisasi, Luhut Sebut Harus Adil dengan Ekonomi dan Berjalan Beriringan

TEMPO, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan tekankan transisi energi harus adil dengan ekonomi dan berjalan beriringan dengan dekarbonisasi.

Baca Selengkapnya

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

12 hari lalu

Banggakan PLTS Terapung di Waduk Cirata, Terbesar di Asia Tenggara, Jokowi: Terbesar Ketiga di Dunia

Presiden Jokowi mengklaim Indonesia telah berhasil mengembangkan potensi energi hijau dengan membangun PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

12 hari lalu

Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

Menteri Luhut Pandjaitan mengaku berduka atas wafatnya ekonom Faisal Basri pada hari ini. Apa saja kritik Faisal yang diingat Luhut?

Baca Selengkapnya