Ada Karhutla Seluas 18,19 Hektare di Jawa Timur, BNPB Sebut Penyebabnya Belum Ketahuan

Jumat, 23 Agustus 2024 05:30 WIB

Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi berjalan di lokasi lahan yang terbakar di Desa Pudak, Muaro Jambi, Jambi, Kamis, 1 Agustus 2024. Sekitar 10 hektare lahan di kawasan itu terbakar pada Kamis siang, tim gabungan yang terdiri dari Manggala Agni Daops Kota Jambi, BPBD Muaro Jambi, TNI/Polri dan masyarakat kesulitan memadamkan api karena sulitnya sumber air. ANTARA/Wahdi Septiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seluas 18,19 hektare (Ha) di Jawa Timur pada Rabu, 21 Agustus lalu. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut api melahap lahan di dua wilayah, yaitu Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo.

“Sebanyak 12 Ha lahan terbakar di Bondowoso dan 6,19 Ha lainnya di Situbondo," kata Muhari melalui keterangan tertulis, Kamis, 22 Agustus.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima BNPB, kata Muhari, penegak hukum masih mencari penyebab kebakaran tersebut. Dia menyebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kedua kabupaten sudah berkomunikasi dengan berbagai unsur, mulai dari polisi hutan, Perusahaan Umum (Perum) Perhutani, serta pihak lainnya untuk kebutuhan pemadaman api.

"Tim BPBD Kabupaten Bondowoso masih terus berupaya memadamkan api di lokasi kejadian," katanya.

Muhari memastikan operasi pengendalian karhutla di enam provinsi prioritas masih dilanjutkan hingga November 2024. Langkah itu kian urgen mengingat titik api terus bermunculan selama masa kemarau.

Advertising
Advertising

Pada perayaan HUT ke-79 RI yang dipusatkan di Ibu Kota Nusantara (IKN), satelit NASA mendeteksi ratusan titik panas alias hotspot di 52 kabupaten dan kota yang tersebar di 18 provinsi. Merujuk Sipongi, sistem pemantauan karhutla milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), adak 208 hotspot yang terdeteksi hingga Sabtu siang, 17 Agustus 2024.

Data hotspot dikumpulkan dari semua satelit NASA, yaitu Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA20. Sebagian besar hotspot memiliki tingkat kepercayaan menengah. Dalam data itu, hanya empat titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi, dua titik panas lainnya rendah.

Titik panas terbanyak muncul di Jawa Timur, yakni 65 hotspot. Ada juga Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur yang masuk daftar lima provinsi dengan titik panas terbanyak per 17 Agustus 2024.

Sekitar empat hari sebelum HUT ke-79 RI, Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera juga menerbitkan catatan soal 750,83 Ha lahan yang terbakar di Sumatera Selatan sepanjang Januari-Juli 2024. Kepala BPPIKHL Sumatera, Ferdian Kristanto, mengatakan 308,56 Ha dari luasan yang terbakar itu merupakan lahan gambut, sedangkan 442,26 Ha sisanya adalah lahan mineral.

“Lokasi dengan kasus kebakaran dengan jenis lahan gambut paling tinggi ada di Kabupaten Musi Banyuasin,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024.

Pilihan Editor: Warga Sekitar Tagih Rencana Luhut Tutup PLTU Suralaya, Ini Alasannya

Berita terkait

Soal Perlindungan Aktivis Lingkungan, KLHK Akan Koordinasi dengan LPSK, Komnas HAM dan Polisi

7 jam lalu

Soal Perlindungan Aktivis Lingkungan, KLHK Akan Koordinasi dengan LPSK, Komnas HAM dan Polisi

KLHK akan berkoordinasi dengan Komnas HAM, LPSK dan polisi untuk meningkatkan efektivitas perlindungan terhadap aktivis lingkungan.

Baca Selengkapnya

PIS dan KLHK Gelar Arung Edukasi Festival Ciliwung SH IML

8 jam lalu

PIS dan KLHK Gelar Arung Edukasi Festival Ciliwung SH IML

Pertamina International Shipping (PIS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkolaborasi merawat sungai Ciliwung lewat festival Ciliwung SH IML.

Baca Selengkapnya

Hasil Regulasi Baru, KLHK Bisa Bentuk Tim Penilai untuk Kasus Hukum Aktivis Lingkungan

11 jam lalu

Hasil Regulasi Baru, KLHK Bisa Bentuk Tim Penilai untuk Kasus Hukum Aktivis Lingkungan

Peraturan Menteri LHK Nomor 10 Tahun 2024 menebalkan partisipasi publik dalam upaya perlindungan hukum aktivis lingkungan.

Baca Selengkapnya

Soal Aturan Perlindungan Aktivis Lingkungan, Komnas HAM: Mendorong Keadilan Restoratif

15 jam lalu

Soal Aturan Perlindungan Aktivis Lingkungan, Komnas HAM: Mendorong Keadilan Restoratif

Komnas HAM mengapresiasi penerbitan Permen LHK Nomor 10/2024 tentang perlindungan hukum terhadap aktivis atau pembela lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pembangunan IKN Tahap II dimulai 2025, Bappenas: Fokus Membangun Economic Crowd

15 jam lalu

Pembangunan IKN Tahap II dimulai 2025, Bappenas: Fokus Membangun Economic Crowd

Pembangunan ini dianggap penting untuk dapat memastikan orang-orang yang tinggal di IKN tercukupi kebutuhan sosial dan fisiknya

Baca Selengkapnya

Mengenal IKNOW, Aplikasi Daftar Diri Jika Ingin Banget Berkunjung ke IKN

1 hari lalu

Mengenal IKNOW, Aplikasi Daftar Diri Jika Ingin Banget Berkunjung ke IKN

Otorita IKN telah membuka IKN bagi masyarakat, tetapi harus daftarkan diri lewat aplikasi IKNOW. Apakah IKNOW itu?

Baca Selengkapnya

Ingin Banget Berkunjung ke IKN? Daftar Dulu Melalui Aplikasi IKNOW

1 hari lalu

Ingin Banget Berkunjung ke IKN? Daftar Dulu Melalui Aplikasi IKNOW

Mulai Senin, 16 September 2024, masyarakat dapat berkunjung ke IKN. Namun, harus mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi IKNOW.

Baca Selengkapnya

Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

2 hari lalu

Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

Belum ada konfirmasi dari BMKG atas info guncangan gempa Berau yang sampai juga ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Sidang Kasus Petambak Udang Karimunjawa Mencemari Lingkungan Segera Masuki Tahap Tuntutan

2 hari lalu

Sidang Kasus Petambak Udang Karimunjawa Mencemari Lingkungan Segera Masuki Tahap Tuntutan

KLHK menetapkan 4 petambak udang sebagai tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa.

Baca Selengkapnya

Selain Aguan dengan Swissotel Nusantara, Ini Daftar Konglomerat yang Bangun Hotel di IKN

2 hari lalu

Selain Aguan dengan Swissotel Nusantara, Ini Daftar Konglomerat yang Bangun Hotel di IKN

Jokowi sempat ragu Hotel Swissotel Nusantara milik Aguan di IKN akan selesai September ini. Ini deretan pengusaha bangun hotel di IKN selain Aguan.

Baca Selengkapnya