Indonesia Punya Alat Deteksi Tsunami Jika Ada Megathrust, Sistem Radar Pantai Pun Diperkuat

Jumat, 23 Agustus 2024 14:58 WIB

Ilustrasi gelombang tinggi. Pexels/Dane Amacher

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sudah memiliki sejumlah teknologi untuk menganalisis dan menyebarkan informasi kebencanaan, seperti gempa dan tsunami, secara cepat. Teknologi analisis tsunami, salah satunya Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWs), bermanfaatkan untuk menyebarkan peringatan dini bencana. Sistem pengawasan, pengolahan, dan diseminasi informasi Teknologi yang dikelola Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) itu tergolong akurat.

Peneliti Utama Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Yuyu Wahyu, belakangan mengembangkan sistem pengawasan pantai, alias coastal radar multifungsi, untuk deteksi gelombang tinggi di laut, termasuk tsunami. Jejaring roastal radar menyokong sistem peringatan dini tsunami dan dashboard Decision Support System (DSS) pengawasan wilayah pantai

“Sistem ini mendeteksi profil gelombang permukaan, sehingga mampu mengekstraksi data gelombang yang bersifat irregular, ekstrem, dan tsunami.,” katanya, dikutip dari laman resmi BRIN, Jumat, 23 Agustus 2024.

Sistem coastal radar, menurut Yuyu, merupakan alat pengawasan yang relevan dengan banyaknya jumlah pantai di Indonesia. Meski masih dalam pengembangan, peneliti kelahiran Bandung ini optimistis coastal radar bisa menjadi early warning system yang bagus.

Tak sebatas dalam skala riset saja, Yuyu menyebut purwarupa sempat diuji coba di Gedung Basics Tower 1 KST Samaun Samadikun pada 2023. Pengujian itu menghasilkan data digital, yaitu sinyal keluaran pedestal radar, yang berhasil direkam dan dianalisis.

Advertising
Advertising

"Pendeteksian dini terhadap potensi tsunami merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mitigasi bencana alam,” ujar dia.

Sistem deteksi dini dan tsunami ikut dibahas setelah munculnya peringatan dini dari Pemerintah Jepang mengenai megathrust atau gempa besar. Peringatan itu diterbitkan tak lama setelah insiden gempa bermagnitudo 7,1 di zona megathrust Nankai, Jepang, pada 8 Agustus 2024. Lindu di zona yang memiliki palung bawah laut ini ditengarai bisa membuka jalan bagi gempa dahsyat berikutnya. Isu soal megathrust Nankai ini kemudian dikaitkan dengan area serupa di sekitar Indonesia, yakni Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Meski tidak ada peringatan dalam waktu dekat, Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, termasuk wilayah berisiko karena mengalami gempa besar selama ratusan tahun. Tim BMKG menyebut kondisi kekosongan gempa besar ini sebagai seismic gap.

Pilihan Editor: Mimpi Apple Soal Ponsel Lipat Terancam Kandas, Terbentur Kendala Biaya Komponen

Berita terkait

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

12 menit lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

DPR Sepakati Tambahan Anggaran BMKG Sebanyak Rp 25 Miliar untuk Danai Modifikasi Cuaca

13 jam lalu

DPR Sepakati Tambahan Anggaran BMKG Sebanyak Rp 25 Miliar untuk Danai Modifikasi Cuaca

BMKG menjelaskan modifikasi cuaca tersebut akan dilakukan sebanyak 40 hari sepanjang tahun 2025 dengan total biaya Rp 22,09 miliar.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

14 jam lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

17 jam lalu

BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 17 - 18 September 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Mencatat Dua Gempa Beruntun dari Perairan Selatan Jawa

18 jam lalu

BMKG Mencatat Dua Gempa Beruntun dari Perairan Selatan Jawa

BMKG mencatat dua gempa beruntun Selasa, 17 September 2024, yaitu pukul 04.46 WIB dengan magnitudo 4,2. pukul 05.50 WIB dengan magnitudo 4,6.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

22 jam lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Gempa Guncang Sarmi Papua dengan Skala IV-V MMI

22 jam lalu

Gempa Guncang Sarmi Papua dengan Skala IV-V MMI

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya sesar aktif

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M4,2 di Laut Guncang Banten dan Jawa Barat

23 jam lalu

Info Terkini Gempa M4,2 di Laut Guncang Banten dan Jawa Barat

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut.

Baca Selengkapnya

18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

1 hari lalu

18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

Topik tentang gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

1 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya