Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat

Reporter

Antara

Selasa, 10 September 2024 04:00 WIB

Seekor macan tutul tertangkap kamera sedang berjalan di antara rimbunnya hutan di Taman Nasional Halimun-Salak. Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil. CIFOR

TEMPO.CO, Sukabumi - Warga Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengadukan puluhan hewan ternaknya mati dan hilang dalam sebulan terakhir. Mereka menduga hewan ternak kambing dan domba tersebut menjadi korban serangan hewan buas dari Gunung Salak.

"Sudah banyak warga yang mengadu ke Pemdes Gandasoli," kata Kepala Desa Gandasoli, Ece Kurniawan, di Sukabumi, Senin 9 September 2024.

Menurut Ece, jumlah hewan ternak yang diduga menjadi korban serangan hewan buas itu lebih dari 20 ekor. Mereka tersebar di Kampung Cikubang, Cikedok, Cibereum. Ketiganya merupakan daerah terdekat dengan hutan Gunung Salak.

"Kasus seperti ini setiap tahun selalu ada, tetapi pada tahun ini jumlah hewan ternak yang diserang harimau paling banyak," kata Ece menambahkan. Dia menyebut jenis dugaan hewan buas itu harimau, bukan macan tutul, yang selama ini dikenal telah punah di habitatnya di Jawa.

Ece mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Taman Nasional Gunung Halimun dan Salak (TNGHS) untuk menindaklanjuti pengaduan-pengaduan yang datang. Dia juga mengungkap informasi yang diterimanya kalau ada peneliti yang datang untuk mencari tahu jenis hewan buas yang diduga menyerang ternak warganya.

Advertising
Advertising

Engkar, warga Kampung Cikedok, mengaku bahwa lima ekor kambingnya menjadi korban pada Senin dinihari. Sebagian ditemukan dalam kondisi sekarat, lainnya telah mati dan satu hilang. Engkar menyatakan belum mengetahui pasti jenis hewan buas yang menyerang ternak miliknya, tapi peristiwa itu adalah yang kedua kali baginya.

Salah satu hewan ternak milik warga Kampung Cikedok, Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang menjadi korban serangan hewan buas pada Senin 9 September 2024. ANTARA/Aditya Rohman

"Sebelumnya pernah hilang satu ekor," katanya sambil menambahkan, "Kami butuh bantuan dari instansi terkait agar kejadian seperti ini tidak kembali terjadi. Apalagi, mata pencarian kami bertumpu pada ternak."

Selain khawatir atas hewan ternaknya, Engkar juga cemas keselamatan anggota keluarganya jika benar hewan buas seperti harimau berada di balik serangan-serangan selama ini. "Kepada petugas keamanan untuk segera melakukan sesuatu jangan sampai ada warga yang menjadi korban," katanya.

Seperti diketahui, macan tutul bersama owa jawa dan juga elang jawa telah dikenal sebagai satwa kunci di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Khusus macan tutul, populasinya diperkirakan 200-400 di taman nasional itu dan lokasi lain di Pulau Jawa.

Pilihan Editor: Tekan Kasus Kematian Karena Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

Berita terkait

BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

3 hari lalu

BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

3 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

3 hari lalu

Gara-gara Sepeda Motor, Anggota 2 Ormas di Sukabumi Jadi Tersangka Penganiayaan dan Perusakan

Seorang warga Sukabumi mengadu ke ormas gara-gara sepeda motornya dirampas debt collector di jalan. Menyulut serangan ke anggota ormas lain.

Baca Selengkapnya

Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

3 hari lalu

Polres Sukabumi Bongkar Modus Penipuan Penggandaan Uang

Korban penipuan diiming-imingi keuntungan sepuluh kali lipat setelah menjalankan ritual khusus.

Baca Selengkapnya

Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

3 hari lalu

Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang wilayah Sukabumi hingga Bandung. BMKG mencatat terjadi pada Ahad sore, 15 September 2024 pukul 16.54 WIB.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

8 hari lalu

Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

I Nyoman Sukena menjadi terdakwa karena memelihara 4 ekor landak jawa yang termasuk satwa dilindungi

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Sebagian Sukabumi Sabtu Dini Hari

12 hari lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Sebagian Sukabumi Sabtu Dini Hari

Gempa bermagnitudo 4,8 dirasakan sebagian warga Sukabumi pada Sabtu dini hari, 7 September 2024 pukul 02.02 WIB.

Baca Selengkapnya

BKSDA Selidiki Kasus Penjualan Satwa Koleksi Lembaga Konservasi di Madiun

13 hari lalu

BKSDA Selidiki Kasus Penjualan Satwa Koleksi Lembaga Konservasi di Madiun

Dalam investigasinya, BKSDA menemukan ada enam satwa di lembaga konservasi di Madiun yang diduga dijual.

Baca Selengkapnya

Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

18 hari lalu

Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

Polres Sukabumi mengungkap motif penganiayaan yang dilakukan dua pelajar salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cicurug

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

19 hari lalu

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

Bea Cukai Soekarno-Hatta , BKSDA Jakarta dan Balai Karantina menggagalkan upaya penyelundupan primata langka ke Dubai.

Baca Selengkapnya