Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Rabu, 11 September 2024 11:35 WIB

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penanganan sampah plastik di lautan. Permasalahan global ini semakin mengkhawatirkan.

Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengatakan lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun. Tak hanya mengancam ekosistem laut dan pesisir pantai, kondisi ini juga bisa berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.

Persoalannya, manusia justru menjadi akar masalah dari sampah plastik yang mencemari lautan. "Lebih dari 70 persen sampah plastik di perairan berasal dari aktivitas manusia di daratan, termasuk yang melalui sungai dan pantai, yang tidak dikelola dengan baik," kata Reza pada Rabu, 11 September 2024.

Berdasarkan data BRIN, jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah plastik sekali pakai, seperti kemasan sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan. Sampah jenis ini memerlukan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut.

Selain itu, Reza juga menyoroti bahaya mikroplastik, yaitu partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa mikroplastik terdeteksi pada semua sampel air dan sedimen. Berbagai spesies ikan dan kerang yang dikonsumsi oleh masyarakat juga terpapar mikroplastik.

Advertising
Advertising

"Mikroplastik sangat berbahaya karena bisa dikonsumsi oleh plankton dan ikan yang merupakan bagian dari rantai makanan laut, dan pada akhirnya dapat masuk ke tubuh manusia," kata Reza.

Menurut dia, BRIN terus melakukan penelitian untuk mencari berbagai solusi penanganan sampah plastik di laut. Riset tersebut termasuk mengembangkan teknologi untuk mendeteksi, mengumpulkan, dan mendaur ulang sampah plastik. Beberapa teknologi yang dikembangkan memanfaatkan penginderaan jarak jauh, sensor bawah air, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memetakan sebaran sampah plastik secara lebih akurat.

BRIN juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas nelayan dalam program pembersihan pantai dan edukasi masyarakat. "Pendekatan berbasis komunitas menjadi kunci utama dalam menekan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut," kata Reza. "Perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah adalah langkah penting untuk jangka panjang."

Reza berharap regulasi pembatasan penggunaan plastik sekali pakai dan penguatan infrastruktur pengelolaan sampah di perkotaan segera diimplementasikan untuk mencegah pencemaran laut. Dia mengingatkan, laut yang bersih bukan hanya untuk biota laut, melainkan juga untuk keberlanjutan hidup manusia. "Masa depan laut kita sangat bergantung pada upaya kita menjaga kebersihannya," ujarnya.

Pilihan Editor: BMKG Deteksi Potensi Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Perairan Sabang hingga Laut Arafuru

Berita terkait

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

9 jam lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

22 jam lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

2 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

2 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

2 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

Menebus Dosa Kepada Laut

4 hari lalu

Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.

Baca Selengkapnya

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

5 hari lalu

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.

Baca Selengkapnya