Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

Sabtu, 14 September 2024 11:08 WIB

Pengunjung menikmati suasana hutan mangrove di ekowisata mangrove Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, 24 Desember 2015. Ekowisata ini menjadi tujuan wisata baru yang menyuguhkan wawasan tentang ekosistem mangrove kepada para pengunjung. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Selain memberi perlindungan ekologis terhadap satwa liar dan keanekaragaman hayati lainnya, ekowisata satwa liar seharusnya bisa menjadi wahana untuk melibatkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Secara tidak langsung, kegiatan ekowisata yang berkelanjutan juga dapat memberikan eduksi lingkungan hidup, baik kepada pengunjung maupun masyarakat sekitar.

"Saat ini ekowisata satwa liar telah menjadi bagian dalam mendukung dan mengembangkan pembangunan berkelanjutan, di tengah semakin rusak dan kritisnya sumber daya hayati,” kata Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation--organisasi konservasi nirlaba global yang berbasis di Indonesia, dalam keterangan tertulis.

Dolly menyampaikan itu dalam webinar internasional yang dikemas melalui kegiatan Belantara Learning Series Episode 11 (BLS Eps.11) dengan tema “Ekowisata Satwa Liar Berkelanjutan: Pembelajaran dari Asia” pada Rabu, 11 September 2024. Secara luring, seminar itu diadakan di Ruang Rapat Lantai 3 Gedung Rektorat Universitas Pakuan di Bogor.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan Indonesia Ecotourism Network (Indecon), Indonesia; Darrang College, Assam, India; Turtle Conservation and Research Programme, India; Borneo Eco Tours, Malaysia dan Department of Zoology Jahangirnagar University, Bangladesh. Belantara Foundation juga menggandeng lima universitas sebagai kolaborator: Universitas Pakuan, Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Nusa Bangsa.

Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan itu menyampaikan harapannya tentang pemahaman sesungguhnya tentang ekowisata satwa liar yang berkelanjutan. "Agar dapat memotivasi dan menumbuhkan inspirasi peserta akan pentingnya partisipasi aktif dalam mengembangkan ekowisata satwa liar berkelanjutan di kawasan Asia, khususnya di Indonesia," kata dia.

Advertising
Advertising

Rektor Universitas Pakuan, Didik Notosudjono, menilai praktik ekowisata berkelanjutan di Indonesia telah menunjukkan perkembangan positif di beberapa wilayah. Namun, dia menambahkan, tantangan besar masih harus diatasi, terutama dalam hal pengawasan, infrastruktur, dan kesadaran. Pamerintah, menurutnya, antara lain masih perlu memperkuat regulasi dan meningkatkan pendidikan lingkungan.

Selain juga memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal dan lingkungan secara jangka panjang. "Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada tersebut, perguruan tinggi dapat berkontribusi," kata Didik menunjuk antara lain penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, kolaborasi dengan masyarakat lokal, inovasi teknologi, monitoring dan evaluasi, penyadaran publik dan kampanye.

Dalam webinar yang sama, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Hadi Sukadi Alikodra, menekankan pentingnya kolaborasi pada program ekowisata dan bioprospeksi hidupan liar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Konsep yang ditawarkannya adalah menggabungkan peran akademisi, sektor bisnis, dan pemerintah (triple helix).

Webinar 'Ekowisata Satwa Liar Berkelanjutan: Pembelajaran dari Asia' yang diselenggarakan Belantara Foundation dari Universitas Pakuan, Bogor, Rabu, 11 September 2024. Foto: Belantara Foundation.

“Tentu saja butuh koordinasi yang baik, juga komitmen tinggi, dari berbagai pihak sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,” ujar Hadi.

Sedangkan Pendiri dan Direktur Eksekutif Indecon, Ary S. Suhandi, juga mengatakan bahwa wisata satwa liar telah menjadi tren signifikan di tingkat global. Tren didorong oleh meningkatnya minat masyarakat terhadap alam, konservasi, dan wisata berkelanjutan.

Dia menyatakan ekowisata dapat dimanfaatkan untuk berkontribusi pada upaya pelestarian alam maupun budaya jika dikelola dengan baik dan benar. "Jika tidak, maka pariwisata juga memiliki resiko menimbulkan dampak negatif baik pada lingkungan maupun sosial budaya." katanya mengingatkan.

Turut hadir memberikan sambutan pada Webinar Internasional – BLS Eps.11 adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Kegiatan ini juga dihadiri oleh narasumber yang dipandang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekowisata satwa liar berkelanjutan. Mereka adalah Albert Chin Kion Teo dari Borneo Eco Tours, Malaysia; M. Monirul H. Khan dari Department of Zoology Jahangirnagar University, Banglades; dan Chittaranjan Baruah dari Darrang College, Assam, India.

Setelah webinar, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Universitas Pakuan dengan Darrang College, Assam, India.

Pilihan Editor: Susulan Gempa Gunungkidul Getarkan Pacitan Lepas Tengah Malam, Ini Data BMKG

Berita terkait

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

1 jam lalu

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

Seekor landak ditemukan di Kota Bandung kemudian diserahkan kepada pusdi studi komunikasi lingkungan Unpad dan diserahkan kepada BKSDA Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

12 jam lalu

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

Aktivis pencinta satwa Davina Veronica meminta penerapan aturan perlindungan satwa liar berlaku untuk semua kalangan dan tidak tebang pilih.

Baca Selengkapnya

Putusan MK soal Kampanye Calon Kepala Daerah di Kampus, KPU Diminta Sosialisasi hingga Bimtek ke Daerah

3 hari lalu

Putusan MK soal Kampanye Calon Kepala Daerah di Kampus, KPU Diminta Sosialisasi hingga Bimtek ke Daerah

MK telah mengabulkan permohonan mengenai kampanye Kepala Daerah di dalam Perguruan Tinggi.

Baca Selengkapnya

Risiko Kanker Serviks Semakin Tinggi, Bio Farma Dorong Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi

9 hari lalu

Risiko Kanker Serviks Semakin Tinggi, Bio Farma Dorong Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi

Kolaborasi menanggulangi kanker serviks atau kanker leher rahim bisa dilakukan pelaku usaha, akademikus, tenaga medis, dan asosiasi atau komunitas.

Baca Selengkapnya

Inovasi Kuliner Tradisional Mendunia: Sukses FPDC 2024 di IPB University

12 hari lalu

Inovasi Kuliner Tradisional Mendunia: Sukses FPDC 2024 di IPB University

Tahun ini, FPDC IPB University menggandeng Food Ingredients Asia (FI Asia) untuk memperluas jangkauan dan dampaknya.

Baca Selengkapnya

BMKG Incar Lulusan Cumlaude, Paus Fransiskus, Gempa Bandung Selatan di Top 3 Tekno

13 hari lalu

BMKG Incar Lulusan Cumlaude, Paus Fransiskus, Gempa Bandung Selatan di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat pagi, 6 September 2024, dimulai dari artikel formasi khusus CPNS untuk lulusan cumlaude yang dibuka oleh BMKG

Baca Selengkapnya

BMKG Buka Formasi Khusus CPNS untuk Lulusan Cumlaude, Ini Syarat dan Kriterianya

14 hari lalu

BMKG Buka Formasi Khusus CPNS untuk Lulusan Cumlaude, Ini Syarat dan Kriterianya

Hari ini dan besok menjadi kesempatan terakhir pendaftaran seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) BMKG 2024.

Baca Selengkapnya

Zaman Berubah, Perguruan Tinggi Berbenah

17 hari lalu

Zaman Berubah, Perguruan Tinggi Berbenah

Lulusan perguruan tinggi belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan dunia kerja. Konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka diharapkan mampu menjawab tantangan ini.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi untuk Daftar Seleksi CPNS 2024

22 hari lalu

Cara Cek Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi untuk Daftar Seleksi CPNS 2024

Ketahui tata cara memeriksa akreditasi perguruan tinggi dan program studi untuk pendaftaran seleksi CPNS 2024 berikut ini.

Baca Selengkapnya

IPB University Buka Program Studi Baru Smart Agriculture dengan Keketatan Tinggi

23 hari lalu

IPB University Buka Program Studi Baru Smart Agriculture dengan Keketatan Tinggi

Prodi Smart Agriculture menempati posisi ke-5 program studi dengan tingkat keketatan tinggi pada jenjang program sarjana (S1) iPB University.

Baca Selengkapnya