Cerita Peneliti BRIN yang Masuk Top 2% World Ranking Scientist, Risetnya Soal Megathrust Sering Dikutip
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Yohanes Paskalis
Minggu, 22 September 2024 21:02 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Sembilan peneliti dari Badan Riset Inovasi National (BRIN) masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist pada tahun ini. Pemeringkatan bergengsi yang dirilis oleh Stanford University, kemudian dipublikasikan oleh Elsevier, berisi nama peneliti yang paling aktif melakukan riset dan publikasi karya ilmiah. Karyanya juga harus inovatif, berkelanjutan, serta berpengaruh signifikan dalam komunitas ilmiah global.
Berdasarkan data terbaru Stanford dan Elsevier, terdapat 150 ilmuwan asal Indonesia, termasuk 9 dari BRIN, yang masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist 2024. Para peneliti masuk dalam kategori For the single year data list.
Danny Hilman Natawidjaja adalah salah satu ilmuwan BRIN yang masuk dalam daftar tersebut. "Untuk yang ini (Top 2% World Rangking Scientist), (saya) pertama kali masuk daftar," kata pakar geologi gempa bumi itu kepada Tempo, Ahad 22 September 2024.
Danny yang dulunya berkarya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung—sebelum ikut dilebur menjadi BRIN—mengaku sempat masuk dalam daftar 10 persen peneliti top asal Indonesia, pemeringkatan yang dibesut oleh lembaga lain. Selama ini, Danny berfokus meneliti gempa tektonik hampir semua daerah di Indonesia. "Terutama yang paling banyak adalah riset gempa di Sumatra," ujarnya.
Ditinjau lewat Google Scholar, Danny, mengklaim hasil risetnya sudah disitasi atau dikutip hingga lebih dari delapan ribu kali. Siklus megathrust di Sumatera merupakan salah satu topik publikasi ilmiah Danny yang paling sering disitasi oleh peneliti lain.
Menurut dia, daftar rangking peneliti dunia ini tidak hanya berbasis jumlah riset yang disitasi. Publikasi ilmiah peneliti yang masuk dalam Top 2% World Ranking Scientist harus berdampak signifikan terhadap perkembangan sains. Salah satu “pesaing” Danny dalam topik gempa bumi adalah Sri Widiyantoro, seismolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Bedanya hanya beliau dari geofisika, sedangkan saya geologi," tutur Danny.
Peneliti BRIN, selain Danny, yang masuk Top 2% World Ranking Scientist adalah Ratih Pangestuti; Muhammad Reza Cordova; Andri Frediansyah; Ahmad Najib Burhani; Rezzy Eko Caraka; Zulvikar Syambani Ulhaq; Muhammad Adly Rahandi Lubis; dan Agung Dwi Laksono. Menurut informasi dari laman resmi BRIN, pemeringkatan tersebut menggunakan metrik berbasis dampak ilmiah, seperti jumlah publikasi dan sitasi, serta pengaruh jangka panjang dari karya-karya ilmiah yang dihasilkan.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyatakan pengakuan tersebut akan memotivasi seluruh komunitas peneliti Indonesia. "Khususnya sivitas BRIN, untuk terus melakukan riset yang berdampak luas," ujar dia.
Pilihan Editor: BPBD Jakarta: Warga Jakarta Dipersiapkan untuk Hadapi Risiko Gempa Megathrust