TEMPO.CO, Jakarta - BMKG memastikan gempa yang menyebabkan kerusakan di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu pagi lalu dipicu aktivitas Sesar Garut Selatan atau yang juga dikenal Sesar Garsela. Kepastian diberikan meski pusat gempanya diketahui tak berada di dua segmen yang ada: Rakutai dan Kencana.
Tentang hal tersebut, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menerangkan bahwa Sesar Garsela semacam "deformation zone". Segmen sesar yang ada disebutnya sangat mungkin lebih banyak daripada dua yang sudah terpetakan saat ini, sehingga menjadikannya tercatat sebagai zona paling aktif gempa di Pulau Jawa.
"Hal itu tercermin dari sebaran aktivitas kegempaan yang terelokasi (relocated seismicity) jangka panjang menunjukkan sebaran yang luas," katanya dalam keterangan yang dibagikan, Jumat 20 September 2024.
Data gempa jangka panjang menunjukkan zona Sesar Garut Selatan (Garsela) sebagai zona patahan gempa paling aktif Pulau Jawa. Sumber: BMKG
Itu sebabnya Daryono tak meragukan kalau gempa M4,9 dan rentetan panjangnya itu dipicu Sesar Garsela. Adapun lokasi pusat gempanya, disebutnya, bisa jadi mengungkap keberadaan segmen yang baru selain Rakutai dan Kencana.
"Sesar Garsela itu deformation zone, banyak sesar di zona itu," katanya sambil menunjuk sebaran sejarah pusat gempa yang juga cukup banyak di sebalah atas Segmen Kencana, termasuk yang terjadi Rabu lalu. "Bisa jadi gempa kemarin dapat dikenali sebagai segmen baru di Zona Sesar Garsela," kata Daryono lagi.
Berdasarkan data BMKG, gempa M4,9 pada Rabu pagi lalu telah memiliki 33 gempa susulan hingga Jumat pagi, dengan magnitudo terbesar M3,5. Tapi hanya tiga yang guncangannya bisa dirasakan di permukaan. Seluruhnya terjadi pada hari yang sama dengan gempa utamanya.
Pilihan Editor: Diduga Menarget Anggota Hizbullah, Bagaimana Cara Mossad Israel Disebut-sebut Meledakkan Ribuan Pager di Lebanon