BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Minggu, 6 Oktober 2024 08:00 WIB

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Foto: Abdul Rachman/BRIN

TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop Observatorium Nasional Timau di Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi. “Juga bisa membantu jika terjadi masalah pada satelit aktif atau contingency events,” kata Koordinator Stasiun Observasi Nasional Kupang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Abdul Rachman di acara webinar gelaran Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset Inovasi Nasional terkait peringatan World Space Week, Sabtu 5 Oktober 2024.

Dalam pengamatan satelit buatan, kata Abdul Rachman, teleskop yang digunakan dan metodenya berbeda dengan pengamatan obyek astronomi seperti bintang. Sebab, bintang relatif bergerak lambat sedangkan satelit buatan lebih cepat. Teleskopnya harus dipasangi dudukan atau motor mounting. “Agar teleskop bisa bergerak otomatis dan mendukung kecepatan dalam hitungan derajat per detik atau custom rate,” ujarnya.

Rachman mencontohkan satelit International Space Station (ISS) yang tergolong Low Earth Orbit atau LEO. Ketinggian satelit LEO berada pada kisaran 500 hingga 1.200 kilometer dari permukaan bumi. Pergerakan satelitnya sangat cepat karena ketinggiannya rendah. Dibandingkan misalnya dengan satelit Palapa atau Telkom yang tergolong Geostasioner Earth Orbit (GEO). Ketinggiannya bisa mencapai 36 ribu kilometer dari permukaan bumi.

Menurut Rachman, beberapa teleskop yang telah terpasang di Observatorium Nasional Timau telah dijajal untuk menangkap obyek satelit buatan pada kurun 2023-2024. Misalnya teleskop dengan diameter cermin 25 dan 50 sentimeter yang dari pabriknya telah dibuat dengan fasilitas mounting robotic atau sanggup bergerak secara otomatis.

Sementara teleskop terbesar di Observatorium Nasional Timau, yang berdiameter 3,8 meter, masih dalam tahap penyelesaian. Menurut Rachman, ditargetkan teleskop itu bisa rampung sebelum akhir tahun ini sehingga pada 2025 sudah mulai bisa dioperasikan. “Teleskop itu berpotensi untuk mengamati satelit buatan karena kecepatannya bisa diatur,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, teleskop Seimei di Jepang sebagai kembaran teleskop Timau yang lebih dulu dipasang pada 2017-2018, telah digunakan untuk mengamati satelit buatan juga. Adapun pengamat nantinya bisa mengintai satelit buatan dengan mengacu pada prediksi harian keberadaan satelit buatan. Ada daftar tabel yang memuat satelit buatan yang aktif, magnitude atau tingkat kecerlangan bendanya, lokasinya di langit, hingga ketinggiannya.

Pilihan Editor: Meta Umumkan Model AI Baru Movie Gen Bisa Menghasilkan Video dan Audio

Berita terkait

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

1 hari lalu

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

KPU Jakarta sudah mengumumkan 7 panelis debat Pilkada Jakarta 2024. Antara lain Gun Gun Heryanto, Siti Zuhro, dan Andhyta Firselly Utami.

Baca Selengkapnya

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

2 hari lalu

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menilai debat Pilkada Jakarta adalah kesempatan para paslon berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

2 hari lalu

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.

Baca Selengkapnya

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

2 hari lalu

Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.

Baca Selengkapnya

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

4 hari lalu

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

4 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

5 hari lalu

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

Model dinilai cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

5 hari lalu

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

Peneliti BRIN beberkan manfaat sebaran tinggi personal weather cuaca, tak hanya mengandalkan alat milik instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Kembangkan Riset Lidah Buaya untuk Mencegah Stunting

6 hari lalu

Peneliti BRIN Kembangkan Riset Lidah Buaya untuk Mencegah Stunting

Penelitian menunjukkan tanaman lidah buaya memiliki kandungan senyawa aktif, asam amino esensial, asam lemak tak jenuh, vitamin, dan mineral.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

6 hari lalu

Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

Dari bahan baku kosmetik sampai bantu ikan zebra tumbuhkan kembali ekornya yang diamputasi, berikut ragam khasiat ketepeng cina paparan peneliti BRIN.

Baca Selengkapnya