2 Profesor Amerika yang Menangi Nobel Kedokteran 2024 Jelaskan Regulasi Gen dalam Tubuh

Rabu, 9 Oktober 2024 17:56 WIB

Profesor Sekolah Kedokteran UMass Chan, Victor Ambros, kiri, dan profesor Sekolah Kedokteran Harvard serta penyelidik di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Gary Ruvkun, kanan, pemenang Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2024 atas penemuan mikroRNA dan perannya dalam regulasi gen. REUTERS/Ken McGagh

TEMPO.CO, Jakarta - Dua ilmuwan asal Amerika Serikat, Victor Ambros dan Gary Ruvkun, memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran 2024. Keduanya dipilih atas penemuan prinsip fundamental tentang bagaimana aktivitas gen di dalam tubuh diatur.

Seperti diketahui, informasi yang disimpan dalam untaian-untaian kromosom bisa disamakan dengan manual instruksi untuk seluruh sel di dalam tubuh kita. Setiap sel memiliki kromosom yang sama sehingga setiap sel mengandung rangkaian gen yang tepat sama dan rangkaian instruksi yang tepat sama pula.

Namun nyatanya tipe sel yang berbeda, seperti sel otot dan sel saraf, memiliki karakteristik yang juga berbeda. Bagaimana perbedaan itu bisa muncul? Jawabnya ada pada regulasi gen yang memungkinkannya memilih hanya instruksi yang relevan. Dengan kata lain, dipastikan kalau hanya rangkaian gen tertentu yang aktif di setiap jenis sel.

Victor Ambros dan Gary Ruvkun meneliti bagaimana sel-sel bisa berkembang berbeda-beda tersebut. Mereka menemukan RNA mikro, sebuah kelas baru dari molekul RNA yang memainkan peran penting dalam regulasi gen di atas.

Informasi genetik yang identik tersimpan di DNA di seluruh sel dalam tubuh kita. Dibutuhkan regulasi aktvitas gen yang presisi sehingga hanya rangkaian gen yang tepat yang aktif dalam jenis sel yang spesifik. Ilustrasi: The Nobel Committee for Physiology or Medicine. Ill. Mattias Karlén

Advertising
Advertising

Penemuan mereka menjelaskan mekanisme baru dalam regulasi gen, di mana RNA mikro berfungsi sebagai jaringan komunikasi antar-gen yang memungkinkan sel menghasilkan berbagai struktur dan fungsi kompleks. "Penemuan ini mengungkap prinsip baru dalam regulasi gen yang sangat penting bagi organisme multiseluler, termasuk manusia," bunyi bagian keterangan dari Majelis Nobel di Karolinska Institutet, Swedia, saat mengumumkan pemenang Hadiah Nobel Kedokteran, 7 Oktober 2024.

Victor Ambros (71 tahun), kini profesor natural science di University Massachusetts Medical School, dan Gary Ruvkun (72), kini profesor bidang genetika di Harvard Medical School, pertama kali melakukan studi mereka pada akhir 1980-an di laboratorium Robert Horvitz, peraih Nobel 2002. Mereka saat itu mengerjakan penelitian post-doktoral tentang bagaimana RNA mmikro pada cacing gelang (C. elegans) sepanjang satu milimeter mengatur pertumbuhan organ dan jaringan.

Awalnya, temuan ini dianggap spesifik untuk spesies tersebut, namun penelitian lanjutan menunjukkan bahwa mekanisme ini telah digunakan oleh semua kehidupan hewan selama lebih dari 500 juta tahun. RNA mikro disebutkan berperan penting dalam regulasi produksi protein dari mRNA (messenger) yang menjadi blok bangunan utama bagi semua makhluk hidup. Ini menambah pemahaman mendasar tentang bagaimana sel mengontrol fungsi dan diferensiasi mereka.

Hadiah Nobel ini disertai dengan jumlah hadiah sebesar 11 juta kronor Swedia atau sekitar US$ 1,1 juta (setara Rp 17,05 miliar). Penghargaan ini akan diserahkan pada 10 Desember di Stockholm, bersamaan dengan peringatan hari wafatnya Alfred Nobel, penemu dinamit dan pencetus hadiah Nobel.

Tahun lalu, penghargaan Nobel Kedokteran diberikan kepada Katalin Kariko dan Drew Weissman atas penelitian mereka yang membuka jalan bagi pengembangan vaksin Covid-19 yang membantu mengendalikan pandemi.

Pilihan Editor: Cara Hapus Gambar dan Video di Channel WhatsApp Agar Memori HP Tak Cepat Penuh

Berita terkait

2 Ilmuwan AS Victor Ambros dan Gary Ruvkun Terima Penghargaan Nobel Kedoteran 2024, Apa Penemuannya?

39 menit lalu

2 Ilmuwan AS Victor Ambros dan Gary Ruvkun Terima Penghargaan Nobel Kedoteran 2024, Apa Penemuannya?

Victor Ambros dan Gary Ruvkun, dianugerahi Penghargaan Nobel Kedokteran 2024. Perikut profil mereka, dan temuannya.

Baca Selengkapnya

Sosok Sulistyowati Irianto Guru Besar FH UI Pendukung Putusan MK

44 hari lalu

Sosok Sulistyowati Irianto Guru Besar FH UI Pendukung Putusan MK

Sulistiyowati Irianto Guru Besar FH UI ikut menyuarakan poin-poin mengenai upaya kawal putusan MK dalam aksi unjuk rasa di Gedung MK.

Baca Selengkapnya

Lolos Seleksi Pilrek UI, Ini Komitmen Profesor Termuda di Fakultas Teknik

46 hari lalu

Lolos Seleksi Pilrek UI, Ini Komitmen Profesor Termuda di Fakultas Teknik

Dari sembilan kandidat internal di Pemilihan Rektor UI, empat di antaranya berasal dari Fakultas Teknik.

Baca Selengkapnya

Profesor ITB Bikin Serum Anti-aging dari Membran Cangkang Telur

57 hari lalu

Profesor ITB Bikin Serum Anti-aging dari Membran Cangkang Telur

Pada cangkang telur terdapat asam hialuronat yang menjadi salah satu komponen penting dalam produk kosmetik.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Pesawat Jatuh di Brasil Berkumpul untuk Identifikasi Jasad

59 hari lalu

Keluarga Korban Pesawat Jatuh di Brasil Berkumpul untuk Identifikasi Jasad

Pesawat turboprop bermesin ganda ATR 72 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Brasil Voepass membawa 58 penumpang dan empat awak.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Jelaskan Kriteria Asesor dalam Proses Pengajuan Guru Besar

22 Juli 2024

Kemendikbudristek Jelaskan Kriteria Asesor dalam Proses Pengajuan Guru Besar

Kemendikbudristek mengatakan hasil desk evaluasi mencatat sebanyak 253 orang calon asesor yang akan mengikuti tes asesmen

Baca Selengkapnya

Agar Skandal Guru Besar Tak Terulang, Kemendikbudristek Cegah dengan Sosialiasi Aturan

22 Juli 2024

Agar Skandal Guru Besar Tak Terulang, Kemendikbudristek Cegah dengan Sosialiasi Aturan

Kemendikbudristek mengimbau kepada masyarakat yang memiliki bukti dugaan pelanggaran pengajuan guru besar dapat melaporkannya

Baca Selengkapnya

Syarat Pengajuan Guru Besar Tak Berubah, Kemendikbudristek Hanya Gunakan Screening Awal

22 Juli 2024

Syarat Pengajuan Guru Besar Tak Berubah, Kemendikbudristek Hanya Gunakan Screening Awal

Kemendikbudristek menyatakan persyaratan pengajuan guru besar tidak ada perubahan, meski banyak menemukan pelanggaran di tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Deretan Rektor yang Tak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen kecuali Urusan Akademik

22 Juli 2024

Deretan Rektor yang Tak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen kecuali Urusan Akademik

Sejumlah rektor menyatakan tidak mencantumkan gelar mereka di surat dan dokumen, kecuali yang berhubungan dengan urusan akademik

Baca Selengkapnya

Penjelasan Rektor UPNVJ soal Jurnal yang Dinilai Melanggar Kode Etik Berat

21 Juli 2024

Penjelasan Rektor UPNVJ soal Jurnal yang Dinilai Melanggar Kode Etik Berat

Komisi Etik Penulisan UPNVJ menduga adanya pelanggaran etik kategori berat yang dilakukan oleh enam staf pengajar, termasuk rektor.

Baca Selengkapnya