Studi: Pejalan Kaki Punya Risiko Celaka yang Tinggi saat Tidak Fokus

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Abdul Manan

Kamis, 10 Oktober 2024 12:49 WIB

Suasana lengang trotoar perkantoran kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indah Anggoro Putri mengatakan, tidak ada surat edaran (SE) yang dikeluarkan tentang kebijakan work from home (WFH) bagi karyawan swasta. Kemnaker menyerahkan aturan tersebut ke masing-masing perusahaan. Kewajiban bagi ASN itu hanya diberlakukan selama dua hari mengingat arus balik libur Lebaran, yakni Selasa-Rabu, 16-17 April 2024. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi tim peneliti dari University of British Columbia (UBC) mengungkapkan, pejalan kaki yang tidak fokus saat berjalan memiliki risiko cidera lebih tinggi daripada pengendara yang tetap fokus saat berkendara di jalan yang ramai.

Peneliti utama sekaligus ilmuwan keselamatan transportasi di Fakultas Sains Terapan UBC, Tarek Sayed, mengatakan keadaan akan berbeda pada pejalan kaki yang fokus dan memilih jarak aman saat berinteraksi dengan kendaraan.

“Mereka menjaga jarak lebih jauh dari kendaraan, lebih sering mengalah pada kendaraan yang melaju berlawanan arah, dan menyesuaikan kecepatan bila perlu," tulis Tarek dalam risetnya, dikutip dari situs earth.com, Rabu, 9 Oktober 2024.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah berjudul 'Distracted Walking: Does it impact pedestrian-vehicle interaction behavior?'. Pengambilan data dari video di dua persimpangan di Vancouver, Kanada, dengan kerangka kerja Multi-agent Adversarial Inverse Reinforcement Learning (MA-AIRL), untuk membuat kesimpulan tentang dinamika perilaku pejalan kaki yang terganggu dan tidak terganggu saat berinteraksi dengan kendaraan.

Penelitian ini mengklaim memberi bukti konkret bahwa pejalan kaki yang terganggu karena aktivitas seperti berkirim pesan teks atau berbicara melalui telepon, menghadapi bahaya lebih besar ketika berinteraksi dengan kendaraan. Sehingga ini memvalidasi asumsi sebelumnya tentang risiko berjalan sambil beraktivitas yang bisa mengganggu.

Advertising
Advertising

Studi ini mencatat keselamatan jalan terus menjadi masalah global yang mendesak, dengan pejalan kaki menyumbang 23 persen dari kematian lalu lintas di seluruh dunia.

“Pejalan kaki dianggap sebagai pengguna jalan yang rentan dan tidak memiliki perlindungan sama sekali saat berinteraksi dengan kendaraan, sehingga kecelakaan yang melibatkan mereka menjadi jauh lebih parah," tulis riset tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pejalan kaki yang tidak fokus sering tidak sadar pada keadaan di sekitarnya, sehingga tidak banyak melakukan penyesuaian terhadap jalur atau kecepatan. Kesadaran yang kurang ini meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi yang lebih parah dengan kendaraan, peluang kecelakaan atau nyaris celaka pun meningkat hingga 45 persen.

Dalam tulisan ilmiah Tarek Sayed dan kawan-kawan, beberapa penelitian telah mengembangkan model interaksi pejalan kaki-kendaraan. Namun, penelitian tersebut gagal mempertimbangkan gangguan pejalan kaki, yang secara signifikan mempengaruhi keselamatan dalam interaksi tersebut. "Temuan penelitian ini dapat menjadi krusial dalam membentuk intervensi keselamatan pejalan kaki dan model lalu lintas," tulis earth.com.

Riset ini menemukan bahwa pengemudi akan lebih was-was saat menghadapi pejalan kaki yang tidak fokus. Pengemudi akan memperlambat laju kendaraan saat mendekati pejalan kaki tersebut, karena menyadari perilaku tidak terduga yang muncul oleh pejalan kaki yang terdistraksi atau tidak fokus.

Rekan penulis studi, Tala Alsharif, yang merupakan mahasiswa pascasarjana Teknik Sipil di UBC, menyarankan data ini bisa digunakan untuk menyesuaikan siklus sinyal penyeberangan atau memperkenalkan sinyal audio sebagai pengingat bagi pejalan kaki ketika hendak menyeberang jalan.

“Perencana kota juga dapat menampilkan peringatan khusus bagi pejalan kaki yang terganggu oleh ponsel mereka–bahkan mungkin memperkenalkan notifikasi seluler yang mencegah pejalan kaki menggunakan ponsel mereka saat menyeberang,” ucap Alsharif.

Selain itu, studi ini mengusulkan solusi peningkatan desain infrastruktur, seperti mengidentifikasi zona berisiko tinggi tempat pejalan kaki sering tidak fokus dengan menerapkan sistem peringatan berbasis sensor. Kemudian penyeberangan pejalan kaki yang ditinggikan juga memungkinkan pejalan kaki lebih terlihat oleh pengemudi kendaraan.

Pilihan Editor: MediaTek Luncurkan Chipset Dimensity 9400, Ini Detail Spesifikasinya

Berita terkait

Studi: Trauma Masa Kecil Bisa Sebabkan Rasa Sakit Fisik hingga Depresi di Usia Lanjut

21 jam lalu

Studi: Trauma Masa Kecil Bisa Sebabkan Rasa Sakit Fisik hingga Depresi di Usia Lanjut

Sebuah studi menunjukkan bahwa trauma masa kecil dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental seperti depresi, di usia lanjut.

Baca Selengkapnya

Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

4 hari lalu

Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

Studi oleh peneliti dari Universitas Kyushu mengungkapkan soal pengurangan limbah plastik hingga 32 persen akan dirasakan pada 2050.

Baca Selengkapnya

Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

12 hari lalu

Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

15 hari lalu

Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.

Baca Selengkapnya

Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

22 hari lalu

Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

Peneliti Universitas Tartu melakukan studi bahwa anak yang banyak waktu di depan layar lebih sulit dalam keterampilan berbahasa.

Baca Selengkapnya

Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

24 hari lalu

Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

Hasil studi peneliti University of Georgia menyatakan, orang yang suasana hatinya baik cenderung lebih positif dalam pencarian produk.

Baca Selengkapnya

Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

33 hari lalu

Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Studi oleh peneliti di Cina menemukan bahwa tidur pengganti pada akhir pekan bisa mengurangi penyakit jantung sampai 20 persen.

Baca Selengkapnya

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

45 hari lalu

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

Peneliti dari Universitas Cornell, dalam studinya, menemukan bahwa tidur berperan penting dalam mengatur ulang memori.

Baca Selengkapnya

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

51 hari lalu

Studi: Penuaan Manusia Meningkat Drastis pada Usia 44 dan 60 Tahun

Studi penuaan ini berfokus pada pelacakan usia biologis, yang merujuk pada perubahan yang terjadi dalam tubuh sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya

Studi: Anak yang Rutin Sarapan Hidupnya Lebih Bahagia

2 Agustus 2024

Studi: Anak yang Rutin Sarapan Hidupnya Lebih Bahagia

Dari studi atas data hampir 150.000 anak di 42 negara, peneliti menemukan bahwa mereka yang lebih rutin sarapan hidupnya lebih bahagia.

Baca Selengkapnya