Mahasiswa UGM Buat Semen dari Cangkang Kerang, Bisa Hentikan Kerusakan Lingkungan?

Selasa, 15 Oktober 2024 15:17 WIB

Petani Pegunungan Kendeng memasung kakinya dengan semen saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, 14 Maret 2017. Izin pembangunan dan pertambangan pabrik PT Semen Indonesia diterbitkan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Semen menjadi salah satu komoditas penting di bidang infrastruktur. Namun di sisi lain, industri semen dikenal ekstraktif. Sebab, dalam membuat semen, diperlukan bahan baku dari alam, dan pertambangan menjadi salah satu hal yang tidak terpisahkan. Dampaknya bagi lingkungan bisa beragam, mulai dari hilangnya kawasan karst, hilangnya mata air, hingga rusaknya lingkungan.

Namun ada semen yang bisa dibuat tanpa penambangan. Tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), yang berpartisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) dikabarkan berhasil menciptakan semen dari cangkang kerang. Inovasi ini disebut-sebut sebagai langkah penting dalam membuat semen ramah lingkungan.

Dilansir dari ugm.ac.id, produk tersebut dinamakan INNOCEM, singkatan dari Innovatively Efficient Instant Cement. Gagasan ini diinisiasi oleh Vidhyazputri Belva Aqila, mahasiswa Program Sarjana Studi Akuntansi angkatan 2023, yang berkolaborasi dengan tiga rekannya yaitu Abla Salsabila (Teknik Sipil 2022), Aurellia Zaitun Candraningrum (Teknik Sipil 2022), dan Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022).

Pengembangan INNOCEM muncul dari keprihatinan mereka terhadap tingginya emisi karbon yang dihasilkan oleh sektor konstruksi, terutama dari penggunaan semen konvensional. Vidhyazputri menjelaskan bahwa bangunan menyumbang sekitar 37 persen emisi karbon global, sebagian besar berasal dari bahan konstruksi seperti semen yang terbuat dari batu gamping.

Proses produksi semen konvensional tidak ramah lingkungan, sebab pengelolaan batu gamping menghasilkan emisi yang signifikan. Menanggapi kondisi ini, mereka bertekad untuk mendukung gerakan net zero emission dengan menciptakan alternatif semen yang lebih ramah lingkungan. Mereka berharap, inovasi yang mereka ciptakan dapat mendukung gerakan tersebut dan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan.

Advertising
Advertising

INNOCEM tidak hanya hadir sebagai inovasi untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga sebagai bagian dari upaya mendukung konstruksi hijau berkelanjutan di Indonesia. Dengan mengolah limbah cangkang kerang, produk ini berpotensi menyelesaikan masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah tersebut, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah cangkang kerang melimpah di berbagai daerah pesisir Indonesia, tetapi seringkali hanya menumpuk sebagai sampah. Melalui INNOCEM, limbah ini dapat diberdayakan dan diubah menjadi produk bernilai tinggi.

Abla Salsabila, salah satu anggota tim, menambahkan bahwa pemilihan limbah cangkang kerang sebagai bahan baku utama pembuatan semen bukanlah tanpa alasan. Cangkang kerang mengandung kalium oksida, sebuah komponen yang juga ditemukan dalam batu gamping, bahan utama pembuatan semen konvensional.

Berdasarkan sejumlah literatur, cangkang kerang memiliki kandungan kalium oksida yang cukup tinggi sehingga sangat potensial sebagai pengganti batu gamping. Dengan demikian, penggunaan cangkang kerang dalam pembuatan INNOCEM bisa menjadi solusi efektif dalam mengurangi ketergantungan pada batu gamping, sekaligus mengurangi limbah yang dihasilkan dari industri kelautan.

Saat ini, INNOCEM sudah mulai dipasarkan secara daring melalui platform lokapasar dan situs web resmi produk tersebut. Keberadaan produk ini bukan hanya menjadi inovasi yang mendukung konstruksi hijau ramah lingkungan, tetapi juga menawarkan solusi konkret untuk masalah limbah cangkang kerang.

Dengan terus berkembangnya pasar dan kesadaran akan pentingnya solusi konstruksi yang ramah lingkungan, tim pengembang berharap INNOCEM dapat berkontribusi lebih luas dalam mendukung ekosistem konstruksi yang lebih hijau dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi di masa depan.

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | UGM.AC.ID | ANTARA

Pilihan Editor: Penambangan di Karst Pangkalan Terlarang

Berita terkait

Yogyakarta Garap Zona Kesehatan di Taman Pintar Bareng UGM

23 menit lalu

Yogyakarta Garap Zona Kesehatan di Taman Pintar Bareng UGM

Zona Kesehatan Taman Pintar Yogyakarta akan menampilkan alat peraga edukasi terkait kefarmasian terkini.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Pratikno, Menteri Jokowi yang Juga Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

1 jam lalu

Sederet Kontroversi Pratikno, Menteri Jokowi yang Juga Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

Pratikno mengonfirmasi dirinya akan ditunjuk sebagai menteri oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. Berikut daftar kontroversinya

Baca Selengkapnya

Rektor UGM Ova Emilia Melepas 54 Tim PKM untuk Berlomba dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-37

8 jam lalu

Rektor UGM Ova Emilia Melepas 54 Tim PKM untuk Berlomba dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-37

UGM mengirimkan puluhan tim Program Kreativitas Mahasiswa untuk berlaga dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Unair.

Baca Selengkapnya

Akhir Pemerintahan Jokowi, Dosen PSDK Fisipol UGM Beri Catatan Soal Revolusi Mental yang Sebelumnya Digembar-gemborkan

8 jam lalu

Akhir Pemerintahan Jokowi, Dosen PSDK Fisipol UGM Beri Catatan Soal Revolusi Mental yang Sebelumnya Digembar-gemborkan

Presiden Jokowi mengusung revolusi mental sejak awal pemerintahannya, pada 2014. Awal pengusungan gerakan ini disoroti Dosen PSDK Fisipol UGM.

Baca Selengkapnya

Satryo Soemantri Brodjonegoro Turut Diundang sebagai Calon Menteri Prabowo, Siapakah Dia?

9 jam lalu

Satryo Soemantri Brodjonegoro Turut Diundang sebagai Calon Menteri Prabowo, Siapakah Dia?

Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Akankah ia menjadi menteri di Kabinet Prabowo?

Baca Selengkapnya

Dosen PSDK Fisipol UGM: Implementasi Program Revolusi Mental Jokowi Jauh Panggang dari Api

23 jam lalu

Dosen PSDK Fisipol UGM: Implementasi Program Revolusi Mental Jokowi Jauh Panggang dari Api

Setelah 10 tahun pemerintahan Jokowi, Dosen PSDK Fisipol UGM menyoroti ketidakefektifan pelaksanaan revolusi mental yang digagas selama ini.

Baca Selengkapnya

Dosen Fisipol UGM Kupas Tantangan Zaken Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Dosen Fisipol UGM Kupas Tantangan Zaken Kabinet Prabowo-Gibran

Dosen Fisipol UGM menjelaskan berbagai tantangan zaken kabinet bentukan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Dewan Guru Besar UGM Luncurkan Buku 'Tantangan Presiden ke-8'

3 hari lalu

Dewan Guru Besar UGM Luncurkan Buku 'Tantangan Presiden ke-8'

Dewan Guru Besar UGM meluncurkan buku 'Tantangan Presiden ke-8 Republik Indonesia' yang berisi pesan untuk presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Kejar Target Nol Emisi, Pertamina International Shipping Dorong Kapal Dual Fuel dan Bahan Bakar Hijau

4 hari lalu

Kejar Target Nol Emisi, Pertamina International Shipping Dorong Kapal Dual Fuel dan Bahan Bakar Hijau

Komitmen itu dibuktikan dengan menambah armada baru yang berteknologi dual fuel dan penggunaan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

B. Braun Luncurkan Infus Pereda Nyeri dan Pereda Panas Ramah Lingkungan

4 hari lalu

B. Braun Luncurkan Infus Pereda Nyeri dan Pereda Panas Ramah Lingkungan

B. Braun Indonesia meluncurkan cairan infus pereda nyeri dan penurun panas yang diklaim ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya