TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta nelayan dan nahkoda kapal mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi muncul di berbagai area perairan pada 18-19 Oktober 2024. Prakirawan BMKG, Faradiva Claudia, mengatakan peningkatan gelombang laut dipicu pola angin di wilayah Indonesia.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Sulawesi," kata Faradiva, melalui keterangan tertulis, Jumat, 18 Oktober 2024.

Angin bagian utara Indonesia sedang cenderung bergerak dari tenggara ke barat dengan kecepatan berkisar 4-25 knot. Lajunya identik dengan pola angin di wilayah selatan yang berhembus dari timur ke tenggara.

Peningkatan gelombang laut hingga maksimal 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, serta Samudra Hindia barat Bengkulu. Peringatan dini gelombang tinggi juga diterbitkan untuk perairan Samudera Hindia di barat Lampung, selatan Banten, selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, selatan Yogyakarta, hingga area selatan Jawa Timur. Potensinya sampai ke Bali, Samudra Nusa Tenggara, dan Laut Sulawesi bagian tengah.

"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," tutur Faradiva.

Para nelayan dengan kapal kecil diminta mewaspadai angin yang kecepatannya lebih dari 15 knot. Kapal ikan juga harus mewaspadai gelombang laut yang tingginya melebihi 1,25 meter. Adapun kapal tongkang diimbau memperhatikan risiko angin lebih dari 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter.

Kapal yang membawa penumpang dan barang di jalur penyeberangan diminta mewaspadai angin sekencang kebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Sedangkan armada berukuran jumbo, seperti kargo maupun pesiar, harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Pilihan Editor: Kursi Roda Buatan Mahasiswa ITS Ini Bisa Dikontrol dengan Gerakan Mata, Punya Teknologi Pelacak