Menyulap Kotoran Menjadi Biogas dan Pupuk

Reporter

Editor

Selasa, 18 Agustus 2009 19:46 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Banyak sebab yang membuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjatuhkan pilihan untuk mengembangkan genset dual fuel di Kecamatan Cilengkrang, Bandung. Kecamatan ini tidak asing bagi para peneliti lembaga itu karena di sana Pusat Penelitian Informatika LIPI memasang alat pengukur curah hujan. Di daerah itu juga telah terdapat instalasi pengolah kotoran ternak menjadi biogas, yang dikembangkan oleh Yaya Sudrajat Sumarna, peneliti P2 Telimek LIPI.

Yaya, yang juga penduduk Cilengkrang, menyatakan instalasi pengolah kotoran sapi itu mampu menghasilkan tak kurang dari 4 meter kubik biogas setiap hari. Seharusnya angka itu bisa jauh lebih besar lagi, tapi reaktor untuk digester atau wadah pembusukan kotoran sapi belum lama ini jebol karena tanah longsor.

Lahan sempit di tebing bukit yang berada di bawah kandang sapi itu tak sanggup menyokong tempat penampungan sampah organik berkapasitas 25 ribu meter kubik, dengan berat hampir 5 ton, tersebut. "Kami terpaksa bikin yang kecil dulu," kata perancang alat pengolah sampah organik menjadi biogas itu.

Agar tetap dapat memasok biogas untuk penelitian genset dual fuel, untuk sementara dibuat wadah penampungan berkapasitas 2.500 liter campuran kotoran sapi plus air. Penampungan itu menghasilkan 4 meter kubik biogas per hari. Sekitar 60 persen biogas itu adalah gas metana (CH4), 38 persen karbon dioksida (CO2), dan sisanya gas hidrogen sulfida (H2S).

Sebelum dimasukkan ke reaktor, kotoran sapi yang dikumpulkan dari saluran pembuangan kandang sapi di atasnya disaring terlebih dulu. Kotoran sapi dicampur air dengan perbandingan 1 : 2 sebelum disalurkan ke digester. Wadah itu memiliki dua lubang, yaitu untuk memasukkan kotoran dan mengeluarkan pupuk organik yang tersimpan di dalamnya.

Wadah penampung (digester) yang terisi penuh kemudian dibiarkan selama 27 hari agar bisa menghasilkan biogas. Yaya mengatakan cuaca yang relatif dingin di Cilengkrang membuat proses terbentuknya biogas berjalan lebih lama. "Kalau panas, seminggu juga sudah jadi," katanya.

Tanda biogas terbentuk dapat diketahui bila kantong plastik yang dipasang di dekatnya menggelembung. Kantong plastik itu tersambung dengan pipa menuju lubang udara digester. Pipa itu sengaja dilengkapi pengaman agar kantong yang sudah penuh tidak jebol karena biogas yang berlebih bisa terembus keluar lewat pipa pengaman.

Jika biogas telah terbentuk, setiap hari dimasukkan campuran 500 liter kotoran sapi dan 1.000 liter air ke saluran digester. Bersama masuknya 500 liter sampah organik baru itu, sebanyak 500 liter kotoran yang sudah membusuk bisa langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Yaya mengatakan, dengan sistem ini, setiap hari bisa dihasilkan pupuk organik plus biogas secara terus-menerus.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

13 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

22 Oktober 2023

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

Hari Energi Sedunia menekankan betapa pentingnya energi terbarukan sebagai landasan utama untuk menjaga keberlanjutan dan sebagai prioritas strategis.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

26 Juli 2023

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

Rumput laut belum dieksplorasi untuk menjadi energi biomassa.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

24 Mei 2023

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

Dengan letak geografis Indonesia, seharusnya gelombang laut dapat dijadikan energi alternatif.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

22 Mei 2023

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

Salah satu kelebihan yang diusung oleh Energy Absolute adalah kemampuan fast charging.

Baca Selengkapnya

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

16 Desember 2022

Ketahui Energi Alternatif Beserta Contohnya

Pernahkah Anda mendengar istilah energi alternatif? Tahukah Anda, saat ini ada beberapa macam energi alternatif

Baca Selengkapnya

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

10 September 2022

Harga BBM Naik Jadi Momentum Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Ahli: Banyak Energi Alternatif

Pemerhati energi Victor Wirawan mengatakan kenaikan harga BBM bisa jadi momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

Baca Selengkapnya

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

2 Juni 2022

Program Toyota Eco Youth Ke-12 Masuk Tahap Pendampingan

25 finalis Toyota Eco Youth yang lolos penyaringan umumnya mengangkat tema energi alternatif, pengelolaan limbah, dan produk ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

27 Maret 2022

BRIN: Teknologi untuk Mengubah Biomassa Menjadi Energi Masih Perlu Dikembangkan

Hasil kajian menunjukkan bahwa biomassa lignoselulosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, karena ketersediaan bahan cukup banyak.

Baca Selengkapnya

Dewan Energi Nasional Susun Road Map Skema Transisi Energi

11 Juli 2021

Dewan Energi Nasional Susun Road Map Skema Transisi Energi

DEN sedang menyusun peta jalan transisi energi untuk menghadapi tren global

Baca Selengkapnya